TRIBUNNEWSWIKI.COM – Kasus Covid-19 di Jawa Timur mencapai 10.092 kasus hingga Selasa (23/6/2020).
Pada Selasa, di Jatim mendapat penambahan kasus sebanyak 274 kasus.
Penambahan kasus tersebut berasal dari Surabaya sebanyak 107 kasus dengan total menjadi 4.878 kasus.
Dikutip dari Surya.co.id, Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Makhyan Jibril Al Farabi mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati.
Sebab dihentikannya PSBB bukan berarti sudah aman dari Covid-19.
"Yang harus kita sama-sama waspada adalah Kota Surabaya masih belum aman.
Meski sudah tidak PSBB, masyarakat tidak bisa kemudian euforia dan sebebas-bebasnya tidak memperhatikan protokol kesehatan," tegas Jibril.
"Dalam sepekan naiknya dari 139,7 menuju 189,3 untuk attack rate ini sangat menghawatirkan," imbuhnya.
Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan ada beberapa penyebab mengapa penambahan kasus covid-19 di Jawa Timur masih tinggi.
Ia menyebut, pertama penyebabnya karena Pemprov Jatim bersama Pemkab-Pemkot di daerah tengah menggencarkan testing dan tracing.
Per pekan ini, total sudah ada sebanyak 213.211 warga Jawa Timur yang sudah dites.
Jumlah ini menjadi yang terbanyak di Pulau Jawa.
Yang otomatis, dengan semakin banyak yang dites, maka potensi untuk ditemukan kasus baru juga akan meningkat.
Terlebih alat tes PCR juga mulai disebar di daerah sehingga kapasitas uji spesimen juga meningkat sehingga penambahan kasus baru juga meningkat.
"Tentunya peningkatan testing yang masih di Jawa Timur menjadi alasan kasus baru terus ditemukan. Karena kalau ditemukan kasus baru juga dilakukan tracing.
Ini dilakukan untuk menjaring masyarakat yang dimungkinkan OTG yang masih ada di masyarakat," kata Jibril, Selasa (23/6/2020).
Selain itu, ada kemungkinan penyebaran virus masih belum berhenti.
Terutama masih marak terjadi di Kota Surabaya, di Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.
Ia kemudian menyinggung transmission rate.
Untuk Jawa Timur saat ini secara provinsi, transmission ratenya adalah 1,0.