TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korea Selatan melaporkan 46 kasus baru virus corona pada Selasa (23/6/2020) setelah otoritas kesehatan menyatakan negara itu berjuang melawan gelombang kedua infeksi yang telah beredar selama berminggu-minggu.
Korea Selatan menjadi negara pertama di luar China yang mengalami wabah virus corona terburuk.
Meski begitu, negara tersebut nyatanya mampu mengendalikannya secara luas berkat program “jejak, tes, dan pengobatan”.
Korea Selatan bahkan berhasil mengendalikan wabah tersebut tanpa melakukan kuncian.
Pemerintah teleh melonggarkan aturan jarak sosial setelah libur publik pada awal Mei dan sebgian besar wilayahnya telah memasuki keadaan normal.
Tetapi pada bulan lalu Korea Selatan telah melihat sekitar 35 hingga 50 kasus covid-19 dalam sehari, sebagian besar terjadi di daerah metropolitan Seoul.
"Kami percaya gelombang kedua telah berjalan sejak dipicu oleh liburan Mei," kata Jung Eun-kyeong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, seperti dilansir oleh South China Morning Post.
"Kami awalnya memperkirakan bahwa gelombang kedua akan muncul di musim gugur atau musim dingin," kata Jung.
“Perkiraan kami ternyata salah. Selama orang memiliki kontak dekat dengan orang lain, kami percaya bahwa infeksi akan terus berlanjut,” katanya.
Baca: BTS dan Big Hit Entertainment Kembali Sumbang Rp 14 Miliar, Kini untuk Kru Konser Terdampak Covid-19
Baca: Korea Utara Bersiap Mengirim Selebaran Propaganda ke Korea Selatan sebagai Bentuk Balas Dendam
Pejabat menerapkan kembali beberapa atauran seperti physical distancing pada akhir Mei setelah kelompok baru di Seul dan sekitarnya melaporkan penambahan kasus yang merupakan infeksi domestik.
Dilansir oleh South China Morning Post, dari 46 kasus baru yang dilaporkan pada hari Selasa, 30 diantaranya merupakan orang-orang yang datang dari luar negeri.
Korea Selatan mengatakan sedang menguji 176 pekerja di pelabuhan selatan Busan setelah wabah Covid-19 di antara anggota awak kapal kargo Rusia yang sakit, sejauh ini berjumlah 16 orang.
Kwon Jun-wook, direktur Institut Kesehatan Nasional Korea Selatan mengatakan, semua 21 awak kapal diuji setelah kapal tiba di Pelabuhan Gamcheon Busan pada hari Minggu dimana mereka membawa makanan laut beku.
Dia mengatakan kapten kapal gagal memberi tahu otoritas pelabuhan bahwa tiga anggota awak kapal mengalami demam tinggi.
Baca: Aturan Baru WHO tentang Kriteria Pasien Sembuh Covid-19, Tak Perlu Lakukan Tes Swab Negatif Dua Kali
Baca: Klub Malam di Daerah Itaewon Dilaporkan Menjadi Kluster Baru Penyebaran Covid-19 di Korea Selatan
Dari 176 orang yang diuji itu termasuk penangan barang, petugas bea cukai, pekerja reparasi dan penerjemah yang melakukan kontak dengan anggota kru yang terinfeksi.
Pejabat dan pekerja pelabuhan sebelumnya pada hari Selasa sepakat untuk menghentikan pembongkaran kargo dari kapal dan kapal Rusia lainnya di pelabuhan.
Sebelumnya, pada Senin (22/6/2020) Walikota Seoul Park Won-soon memperingatkan bahwa ibukota harus kembali ke langkah-langkah penerapan physical distancing yang ketat jika jumlah infeksi di kota itu mencapai 30 pada tiga hari ke depan.
Kemudian pada hari Selasa, diumumkan ada 3nam tambahan kasus.
Jika modal gagal mengatasi tren transmisi saat ini, jumlah kas harian bisa mencapai "sekitar 800" dalam waktu sebulan, katanya.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan pada hari Selasa bahwa dia yakin virus corona masih dapat dikendalikan.