TRIBUNNEWSWIKI.COM - Aplikasi Zoom saat ini masih menjadi andalan banyak masyarakat dunia untuk menggantikan interaksi dengan banyak orang.
Rapat bisnis, sekolah hingga pertemuan resmi negara pun masih banyak dilakukan dengan Zoom.
Namun, penggunaan Zoom juga perlu diperhatikan dengan seksama, terutama terkait keamanan.
Jika teledor, maka rapat atau pertemuan yang bersifat resmi atau penting bisa jadi terganggung oleh penyusup, atau yang diistilahkan dengan Zoombombing.
Kegiatan Webinar sosialisai Pilkada oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) melalui Zoom disusupi video cabul, pada Senin (22/6/2020).
Komisioner KPU Sumbar Izwaryani menduga, pelaku berasal dari luar negeri.
"Masuknya video itu di akhir-akhir kegiatan sudah mau selesai."
"Pertama itu suara lagu-lagu. Kemudian host mencoba mencari sumber lagu tersebut, setelah itu barulah masuk video itu," ujar Izwaryani pada Selasa (23/06/2020).
Baca: Pilkada Digelar di Tengah Pandemi, Begini Cara Pemungutan Suara Bagi Pasien Covid-19
Baca: Pilkada Sebentar Lagi, Komnas HAM: Jika KPU dan Pemerintah Ragu, Sebaiknya Ditunda
Baca: Jelang Pilkada, Mendagri Imbau Masyarakat Kritisi Kepala Daerah yang Tak Efektif Tangani Covid-19
Izwaryani menduga orang yang sengaja menayangkan video porno tersebut berasal dari luar negeri.
Sebab, ada nama-nama asing yang menjadi peserta webinar.
"Kayaknya orang dari luar negeri karena ada nama-nama seperti dari luar negeri yaitu Jonatan, Tania dan nama lainnya," katanya.
"Sebenarnya kasus seperti ini jika kita lihat di media sudah banyak."
"Saya baca di media bahkan kegiatan Wapres melalui webinar juga disusupi kejadian seperti itu," lanjutnya.
Akibat tidak selektif memilih peserta Kedepannya kata Izwaryani pihak KPU Sumbar akan lebih selektif dalam memilih peserta Webinar.
"Webinar itu password-nya disebar bebas. Jadi siapa saja bisa mengaksesnya."
"Kedepannya harus mendaftar dulu agar tidak kembali terjadi," ujarnya seperti dikutip dari laman Kompas.com.
Webinar KPU Sumbar itu bertujuan untuk mensosialisasikan PKPU Nomor 5 2020 tentang perubahan ketiga PKPU 15 2019 tahapan, program, jadwal penyelenggaraan Pilkada 2020.
Jadwal pendaftaran calon dari partai
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat Amnasmen mengakui penundaan jadwal Pilkada serentak 2020 dari 23 September menjadi 9 Desember 2020.
Amnasmen mengatakan penundaan itu dikarenakan adanya wabah Covid-19 sehingga ada sejumlah tahapan Pilkada Sumbar yang sempat tertunda seperti verifikasi faktual calon perorangan.
"Tahapan kembali kita mulai pada 15 Juni mendatang untuk melanjutkan tahapan yang tertunda seperti verifikasi faktual calon perorangan," kata Amnasmen pada Minggu (31/05/2020).
Untuk tahapan pendaftaran calon dari partai, menurut Amnasmen masih menunggu keputusan dari KPU Pusat.
"Jadwal pendaftaran untuk calon dari partai masih kita tunggu. Kemungkinan bisa Agustus," jelas Amnasmen.
Zoom rawan bocor
Aplikasi telekonferensi yang tengah naik daun, Zoom mulai diragukan keamanannya. Laporan terbaru menyebut ribuan rekaman video telekonferensi Zoom bocor di internet.
Ribuan rekaman video percakapan yang tersimpan di aplikasi ketiga, terpapar tanpa perlindungan password dan memungkinkan siapa saja untuk melihat dan mengunduhnya.
Baca: Sempat Gagap Bahasa Inggris dan Ide Besarnya Ditolak CISCO, Berikut Kisah Eric Yuan Mendirikan Zoom
Baca: Meroket Selama Pandemi Covid-19, Nilai Saham Zoom Kini Dekati Rp 1000 Triliun: Kalahkan Saham AMD
Baca: Setelah Dugaan Data Diretas Hacker, Kali Ini Zoom Terseret Konflik Politik Amerika Serikat vs China
Seorang peneliti keamanan, Patrick Jakcson, mengatakan setidaknya ada 15.000 rekaman video pertemuan Zoom yang tidak terlindungi password di penyimpanan cloud.
Laporan Washington Post menemukan sejumlah contoh video yang bocor.
Seperti video terapi pribadi, video kegiatan belajar mengajar, pertemuan bisnis, hingga video asusila.
Dalam sebuah video training kesehatan yang bocor, di dalamnya terdapat nama dan nomor ponsel peserta.
Ada pula dokumen laporan keuangan perusahaan dalam pertemuan telekonferensi bisnis juga ikut terungkap.
Kegiatan belajar mengajar juga mengekspos wajah anak-anak dan informasi detail terkait mereka.
Pengguna yang kerap merekam lalu menyimpan rekaman video Zoom pasti bisa dengan mudah menemukan video rekaman yang bukan miliknya untuk diakses.
Video rekaman Zoom yang beredar di internet, diduga ada pula yang tidak sengaja terunggah ke platform lain.
Zoom memiliki fitur yang mengizinkan pengguna berbayar untuk menyimpan rekaman ke cloud, misalnya saja server Zoom.
Namun, pengguna bisa saja menyimpannya di perangkat lain, seperti komputer atau server pribadi lainnya.
Bisa saja ada miskonfigurasi saat melakukan penyimpanan dan justru membuatnya rentan diakses orang lain. Orang lain bisa meretas server tersebut lalu mengunduh rekaman yang telah disimpan.
Zoom memiliki sebuah fitur di mana sang host (penyelenggara pertemuan) dapat merekam telekonferensi tanpa persetujuan dari semua peserta.
Mereka hanya diberi notifikasi bahwa telekonferensi tengah direkam dan bisa memilih opsi meninggalkan pertemuan (leave meeting) jika berkehendak.
Dihimpun dari Mashable, Zoom mengimbau agar pengguna lebih ekstra hati-hati saat menyimpan perekaman video.
"Pertemuan Zoom hanya direkam di server pilihan host, baik secara lokal di perangkat host atau mengunggahnya ke cloud Zoom.
Jika host memilih mengunggahnya di tempat lain, kami mengimbau agar sangat berhati-hati dan transparan dengan peserta rapat," jelas perwakilan Zoom.
Konsen terhadap kerentanan keamanan Zoom mulai ramai dibicarakan beberapa waktu lalu. CEO Zoom, Eric Yuan juga mengakui aplikasinya tidak sepenuhnya aman dan menegaskan bahwa yang terlindungi hanya pengguna Zoom premium.
Eric beralasan, tidak memproteksi pengguna Zoom reguler karena takut aplikasi tersebut digunakan oleh pihak tak bertanggungjawab untuk aktivitas kriminal atau yang bertentangan dengan hukum.
(Tribunnewswiki.com/Ris)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Webinar Sosialisasi Pilkada KPU Sumbar Disusupi Video Porno.