TRIBUNNEWSWIKI.COM - Aplikasi Zoom memang tak bisa dibantah menjadi platform telekonferensi yang naik daun pada masa pandemi Covid-19.
Zoom menjadi pilihan banyak masyarakat dunia untuk aktivitas bekerja dan sekolah dari rumah karena situasi pandemi.
Selain itu, Zoom juga disebut relatif mudah digunakan dan tak perlu pemahaman teknologi yang dalam untuk mengoperasikan aplikasi ini.
Zoom bahkan tak hanya menemani orang bekerja atau belajar dari rumah, sudah puluhan pertemuan resmi kenegaraan, rapat bisnis, sharing komunitas dan berbagai telekonferens lain.
Keberadaan Zoom yang sangat gandrung digunakan dan diakses ini turut serta mempengaruhi kinerja bisnis Zoom pada kuartal pertama (Q1) 2020.
Nilai saham Zoom meroket hingga 250 persen tahun ini, meski pernah dihantam isu keamanan privasi data penggunanya.
Nilai saham Zoom kini mencapai 67,43 miliar dollar AS (Rp 956,8 triliun).
Nilai pasar Zoom bahkan melampaui perusahaan hardware AMD yang punya nilai pasar 64 miliar dollar AS (Rp 908 triliun), dikutip dari laman Kompas.com.
Baca: Sempat Gagap Bahasa Inggris dan Ide Besarnya Ditolak CISCO, Berikut Kisah Eric Yuan Mendirikan Zoom
Baca: Belajar Kasus Prancis vs Amazon, Indonesia Harus Cermat Jika Ingin Pungut Pajak Google dan Facebook
Baca: Spam Iklan dan Arahkan Pengguna ke Situs Tak Aman, 36 Aplikasi Kamera Dihapus dari Google Play Store
Saat ini, Zoom memiliki valuasi yang lebih dibandingkan 417 perusahaan lain yang terdaftar di indeks pasar saham S&P 500.
Hampir 85 persen anggota di S&P adalah saham blue chip, sebagaimana dihimpun dari CNN, Rabu (17/6/2020).
Pada awal bulan Juni, Zoom melaporkan pendapatannya pada kuartal pertama 2020 naik 169 persen dari tahun lalu ke angka 328 juta dollar AS.
Zoom mengklaim ada 256.400 perusahaan di mana lebih dari 10 karyawan dari perusahaan tersebut telah menggunakan Zoom.
Jumlah tersebut naik 354 persen dari tahun lalu.
Zoom sendiri mulai melantai di pasar modal Amerika Serikat pada April 2019 lalu.
Tidak hanya mengungguli AMD, nilai pasar Zoom juga melampaui perusahaan di sektor lain.
Sebut saja Regeneron Pharmaceuticals (66,4 miliar dollar AS), Unilever (64 miliar dillar AS), General Electric (63,33 miliar dollar AS), CME Group (62,6 miliar dollar AS), dan Colgate-Palmolive (62,4 miliar dollar AS).
Di tengah ekonomi global yang masih belum stabil, belum dapat dipastikan bagaimana kondisi saham Zoom di bursa nantinya.
Namun, analis Credit Suisse menyarankan kliennya untuk mulai menjual saham Zoom mereka pada bulan April lalu, di mana nilai sahamnya terus merangkak hingga saat ini.
Kisah Eric Yuan, pendiri Zoom
Siapakah otak dibalik keberadaan Zoom selama ini?