Covid-19 Mulai Terkendali, Dokter Italia Klaim Virus Corona Mulai Melemah dan Sejinak 'Kucing Liar'

Corona di Italia mulai tekontrol pada awal Juni, seorang profesor klaim virus tersebut mengalami pelemahan dan tak seganas beberapa bulan sebelumnya.


zoom-inlihat foto
seorang-pasien-ke-rumah-sakit-sementara-columbus-covid-2-pasien-coronavirus-di-gemelli-di-roma.jpg
ANDREAS SOLARO / AFP
Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Italia kini perlahan mulai bangkit setelah dihajar habis-habisan oleh wabah virus corona semenjak awal tahun 2020 ini.

Satu persatu tempat publik di Italia mulai dibuka untuk umum, meski tetap harus dengan protokol kesehatan yang menyertainya.

Virus corona memang terkesan begitu ganas di Italia dan negara-negara Eropa dengan menelan korban jiwa hingga puluhan ribu orang.

Namun, pada bulan Juni ini Italia mulai perlahan memulihkan kondisi negara mereka pasca pembatasan sosial atau lockdown beberapa bulan terakhir karena terjadi penurunan kasus positif.

Selain itu, tersiar kabar seorang dokter di Italia mengklaim bahwa virus corona sebenarnya sudah melemah.

Bahkan dokter itu menggambarkan bahwa kekuatan Covid-19 ini telah berubah dari "harimau ganas" hingga menjadi "kucing luar" dan bisa hilang tanpa vaksinasi.

Mengutip pemberitaan Daily Mirror, seorang Profesor bernama Matteo Bassetti yakin, wabah yang "awalnya agresif" ini sudah mengalami perubahan dalam tingkat keparahan, sehingga pasien kini bisa selamat.

Adapun Bassetti merupakan kepala klinik penyakit menular di Rumah Sakit Policlinico San Martino.

Baca: Setelah Bundesliga, Ini Jadwal Kembalinya Liga Inggris, Italia, Spanyol dan Kompetisi Eropa Lain

Baca: Jadwal Final Coppa Italia Juventus vs Napoli Malam Ini: Rekor Buruk Si Nyonya Tua Kontra Partenopei

Baca: Para Pemeran Hospital Playlist Ungkap Arti Drama Ini Bagi Mereka dan Semangatnya untuk Season 2

Seorang pasien ketika dia dibawa dengan tandu ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2  di Pusat Gemelli di Roma, Italia
Seorang pasien ketika dia dibawa dengan tandu ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 di Pusat Gemelli di Roma, Italia (AFP/Getty)

Lalu, kepada Sunday Telegraph, dokter Italia itu menuturkan melihat ada lansia yang sembuh, ketika di masa awal pasien itu bakal meninggal karena virus corona.

"Bahkan pasien berusia 80-90 tahun kini sudah bisa duduk dan bernapas tanpa menggunakan alat."

"Mungkin 2-3 hari sebelumnya, mereka bakal meninggal," ujar dia.

"(Penyakit) ini seperti hari agresif pada Maret dan April."

"Namun kini seperti kucing liar," jelas Profesor Bassetti dalam wawancaranya.

Dia mengungkapkan, ketika pandemi itu milai menyerang Negeri "Pizza" pada Maret, virus itu "begitu sulit" ditangani oleh tim medis.

Ada pasien yang sampai membutuhkan bantuan ventilator untuk bernapas, dengan ada juga yang mulai menampakkan gejala pneumonia.

Bagaimana pun, jelas Profesor Bassetti, dalam empat pekan terakhir penyakit dengan nama resmi Covid-19 tersebut "berubah sepenuhnya".

 Dia memberi beberapa dugaan mengapa virus corona itu bisa berubah.

Salah satunya adalah patogen itu bermutasi lebih lemah karena menyebar ke seluruh dunia.

Dugaan lain adalah penerapan pembatasan sosial atau anjuran memakai masker membuat orang lebih kecil terpapar patogen tersebut.

Profesor Bassetti meyakini, jika kondisi ini tetap berkelanjutan, ada kemungkinan Covid-19 bisa musnah sebelum vaksin ditemukan.

"Kekuatan virus itu dua bulan lalu kini tidak sama seperti saat ini," kata sang dokter, merujuk kepada kasus hingga Juni ini.

pada 28 Februari 2020, setelah COVID-19, virus corona baru, menyebar ke Italia. Italia mendesak para wisatawan yang ketakutan oleh virus corona baru pada 28 Februari untuk tidak menjauh, tetapi upaya untuk meyakinkan dunia bahwa mereka mengelola wabah dengan baik dibayangi oleh peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Sekitar 650 orang telah dinyatakan positif terkena virus di Italia, meskipun hanya 303 yang dianggap sebagai kasus klinis serius, dan kematian mencapai 17 - sejauh ini merupakan yang tertinggi di Eropa - menurut angka terbaru dari badan perlindungan sipil.
pada 28 Februari 2020, setelah COVID-19, virus corona baru, menyebar ke Italia. Italia mendesak para wisatawan yang ketakutan oleh virus corona baru pada 28 Februari untuk tidak menjauh, tetapi upaya untuk meyakinkan dunia bahwa mereka mengelola wabah dengan baik dibayangi oleh peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Sekitar 650 orang telah dinyatakan positif terkena virus di Italia, meskipun hanya 303 yang dianggap sebagai kasus klinis serius, dan kematian mencapai 17 - sejauh ini merupakan yang tertinggi di Eropa - menurut angka terbaru dari badan perlindungan sipil. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Namun, ilmuwan lain tidak sepakat dengan ide Bassetti, mereka menerangkan tidak ada bukti untuk memperkuat klaimnya.

Salah satunya adalah Dr Gideon Meyerowitz-Katz, dari Universitas Wollongong, Australia.

Dia berujar ide yang dikemukakan Bassetti "sangat meragukan".

Epidemiolog itu memeringatkan Italia, yang menjadi episentrum wabah pada Maret, masih melaporkan adanya kematian dan penularan.

Itu menunjukkan virus tersebut masih aktif.

Pendapat Meyerowitz-Katz diperkuat oleh Dr Angela Rasmussen, dari Universitas Columbia.

Baca: Inilah 9 Tips Aman Gowes di Jalanan Kota saat Pandemi Virus Corona

Baca: PM India Narendra Modi Menyebut Aktivitas Yoga sebagai Perisai Pelindung dari Virus Corona

Baca: Isu Komersialisasi Tes Corona, Seorang Ibu Kehilangan Anak di Kandungan, Tak Kuat Bayar Swab Test

"Belum ada bukti bahwa virus ini sudah kehilangan potensi mematikannya di tempat mana pun," jelas Dr Rasmussen dalam kicauan di Twitter.

Dia menerangkann kecilnya transmisi memang berdampak pada berkurangnya pasien maupun korban meninggal, namun tidak pada daya virus itu.

Kemudian Dr Oscar MacLean, pakar asal Universitas Glasgow, klaim dari Profesor Bassetti tidak didasarkan pada bukti literasi secara ilmiah.

"Membuat pendapat seperti ini hanya semata didasarkan pada observasi pada hasil tes swab sangatlah berbahaya," papar MacLean dikutip Daily Mail.

Update Covid-19 di dunia

Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19
Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19 (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)

Jumlah pasien terinfeksi corona di dunia, hingga Senin (22/6/2020) pukul 7.50 WIB adalah 9.044.544 kasus.

Dengan angka tersebut, artinya ada penambahan lebih dari 106 ribu kasus dalam waktu kurang dari 24 jam.

Pasalnya, pada Minggu (21/6/2020) pukul 16.11 WIB jumlah kasus terkonfirmasi adalah 8.938.290 kasus.

Dari 9 juta orang yang positif terinfeksi Covid-19, 470.665 pasien meninggal dunia dan 4.837.939 dinyatakan sembuh.

Terdapat 213 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan Covid-19.

Selain itu, pandemi juga menyebar di dua transportasi angkut Internasional, yakni Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dan Kapal pesiar MS Zaandam Holland America.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Artikel ini sebagian tayang di Kompas.com dengan judul Dokter Italia Sebut Virus Corona Sudah Melemah "Seperti Kucing Liar".





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved