TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasukan China dilaporkan membebaskan 10 tentara India setelah bentrok selama 3 hari di Lembah Galwan, Ladakh, perbatasan Himalaya.
Diketahui bentrokan antara pasukan India dan China telah menewaskan 20 tentara India.
Pembebasan dilakukan pada Kamis malam (18/6/2020), termasuk seorang Letnan Kolonel dan tiga Mayor tentara India yang sempat ditahan.
Sebuah sumber dari The Hindu menyebut 10 orang yang dibebaskan setelah adanya kesepakatan yang dicapai antara kedua Mayor Jenderal pada Rabu malam (17/6).
Sepuluh orang yang dibebaskan dikembalikan tanpa cedera.
Baca: Menakar Kekuatan Militer India dan China dalam Konflik Perbatasan, India Dinilai Lebih Berpengalaman
Sementara itu, Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar menyebut pasukan India yang kalah jumlah diserang oleh tentara China yang membawa senjata.
Diketahui tahun 1996 India dan China pernah menandatangani perjanjian damai Line of Actual Control (LAC) yang salah satunya tertulis "kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan militer" dalam konflik perbatasan.
"Semua pasukan yang bertugas di perbatasan selalu membawa senjata, terutama ketika meninggalkan pos. Mereka melakukan itu di Galwan pada 15 Juni. Padahal masih ada kesepakatan (perjanjian 1996 & 2005) untuk tidak menggunakan senjata api saat bertempur," Dr Jaishankar di Twitter, menanggapi pemimpin Kongres, Rahul Gandhi.
Perjanjian India-China tahun 1996 poin VI mengenai Tindakan Membangun Kepercayaan / Confidence-Building Measures (CBMs) dalam urusan militer di sepanjang Garis Kontrol Aktual / Line of Actual Control, tertulis:
"Kedua belah pihak dilarang melepaskan tembakan, menyebabkan bio-degradasi, penggunaan bahan kimia berbahaya, melakukan operasi berhulu-ledak atau berburu dengan senjata atau bahan peledak dalam jarak dua kilometer di garis kontrol aktual. Larangan ini tidak berlaku untuk aktivitas tembakan ringan".
Baca: Ingin Kurangi Ketegangan di Perbatasan, India dan China Lakukan Perundingan Melalui Telepon
Sebagai informasi, ketegangan militer kedua belah pihak memanas setelah dilaporkan adanya pergerakan dari pasukan China di perbatasan Himalaya.
Padahal, wilayah tersebut masih menjadi sengketa antara kedua negara.
Di perbatasan dekat Himalaya, India dan China saling berbagi wilayah perbatasan darat terpanjang di dunia.
Tahun 1962, keduanya sempat terlibat perang di perbatasan Himalaya karena saling klaim wilayah.
Tahun 1993, setelah adanya negosiasi, India-China bersepakat membuat perjanjian tentang sengketa perbatasan tersebut.
Namun, sampai saat ini, masih ada ketegangan di antara mereka di area perbatasan.
Konflik keduanya sempat memanas kembali pada 2017, saat pasukan keduanya berkumpul di wilayah Doklam yang menjadi rebutan.
China dan India masing-masing mempunyai pendapat sendiri mengenai garis perbatasan.
Menurut Srikanth Kondapalli, pakar studi China dari Jawaharlal Nehru University, disebutkan bahwa kedua belah pihak ingin menguasai lahan sebanyak mungkin.
Diketahui konflik terbaru terjadi karena kedua belah pihak mulai membangun infrastruktur di daerah perbatasan.
India dilaporkan menyelesaikan pembangunan jalan ke sebuah landasan udara di Galwan pada Oktober 2019.
Keputusan ini membuat China marah.
Menurut Beijing, pembangunan ini bisa memperkuat militer India apabila terjadi konflik.
Pada awal Mei 2020, ratusan tentara India-China saling berhadapan di tiga lokasi.
Keduanya saling menuduh melakukan pelanggaran.
Baca: UU tentang Uighur Diteken oleh Donald Trump, Reaksi China: Kami Akan Ambil Tindakan Balasan
Baca: Norwegia Bantah dan Klarifikasi Temuan China soal Virus Corona Berasal dari Salmon Impor di Beijing
Baca: Ingin Kurangi Ketegangan di Perbatasan, India dan China Lakukan Perundingan Melalui Telepon
Baca: Pasukan India Tewaskan Tentara China, Begini Komentar PM Narendra Modi
-
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)