Konflik India-China: Pasca Bentrok 3 Hari, Pasukan China Bebaskan 10 Tentara India

Pasukan China membebaskan 10 tentara India setelah bentrok selama 3 hari di Lembah Galwan, Ladakh, perbatasan Himalaya.


zoom-inlihat foto
pasukan-india-345.jpg
NARINDER NANU / AFP
Pasca konflik selama 3 hari, pasukan China dilaporkan membebaskan 10 pasukan India, FOTO: Para perwira Angkatan Darat India memberi hormat setelah meletakkan karangan bunga di peti mati prajurit Satnam Singh yang terbunuh dalam bentrokan baru-baru ini dengan pasukan Cina di daerah lembah Galwan, selama upacara kremasi di desa Bhojraj dekat Gurdaspur pada 18 Juni 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasukan China dilaporkan membebaskan 10 tentara India setelah bentrok selama 3 hari di Lembah Galwan, Ladakh, perbatasan Himalaya.

Diketahui bentrokan antara pasukan India dan China telah menewaskan 20 tentara India.

Pembebasan dilakukan pada Kamis malam (18/6/2020), termasuk seorang Letnan Kolonel dan tiga Mayor tentara India yang sempat ditahan.

Sebuah sumber dari The Hindu menyebut 10 orang yang dibebaskan setelah adanya kesepakatan yang dicapai antara kedua Mayor Jenderal pada Rabu malam (17/6).

Sepuluh orang yang dibebaskan dikembalikan tanpa cedera.

Baca: Menakar Kekuatan Militer India dan China dalam Konflik Perbatasan, India Dinilai Lebih Berpengalaman

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar menyebut pasukan India yang kalah jumlah diserang oleh tentara China yang membawa senjata.

Diketahui tahun 1996 India dan China pernah menandatangani perjanjian damai Line of Actual Control (LAC) yang salah satunya tertulis "kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan militer" dalam konflik perbatasan.

"Semua pasukan yang bertugas di perbatasan selalu membawa senjata, terutama ketika meninggalkan pos. Mereka melakukan itu di Galwan pada 15 Juni. Padahal masih ada kesepakatan (perjanjian 1996 & 2005) untuk tidak menggunakan senjata api saat bertempur," Dr Jaishankar di Twitter, menanggapi pemimpin Kongres, Rahul Gandhi.

Perjanjian India-China tahun 1996 poin VI mengenai Tindakan Membangun Kepercayaan / Confidence-Building Measures (CBMs) dalam urusan militer di sepanjang Garis Kontrol Aktual / Line of Actual Control, tertulis:

"Kedua belah pihak dilarang melepaskan tembakan, menyebabkan bio-degradasi, penggunaan bahan kimia berbahaya, melakukan operasi berhulu-ledak atau berburu dengan senjata atau bahan peledak dalam jarak dua kilometer di garis kontrol aktual. Larangan ini tidak berlaku untuk aktivitas tembakan ringan".

Baca: Ingin Kurangi Ketegangan di Perbatasan, India dan China Lakukan Perundingan Melalui Telepon

Sebagai informasi, ketegangan militer kedua belah pihak memanas setelah dilaporkan adanya pergerakan dari pasukan China di perbatasan Himalaya.

Padahal, wilayah tersebut masih menjadi sengketa antara kedua negara.

Di perbatasan dekat Himalaya, India dan China saling berbagi wilayah perbatasan darat terpanjang di dunia.

Tahun 1962, keduanya sempat terlibat perang di perbatasan Himalaya karena saling klaim wilayah.

Tahun 1993, setelah adanya negosiasi, India-China bersepakat membuat perjanjian tentang sengketa perbatasan tersebut.

Namun, sampai saat ini, masih ada ketegangan di antara mereka di area perbatasan.

Konflik keduanya sempat memanas kembali pada 2017, saat pasukan keduanya berkumpul di wilayah Doklam yang menjadi rebutan.

China dan India masing-masing mempunyai pendapat sendiri mengenai garis perbatasan.

Menurut Srikanth Kondapalli, pakar studi China dari Jawaharlal Nehru University, disebutkan bahwa kedua belah pihak ingin menguasai lahan sebanyak mungkin.

Diketahui konflik terbaru terjadi karena kedua belah pihak mulai membangun infrastruktur di daerah perbatasan.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved