Kriteria pertama uang tersebut sudah tidak diterbitkan lagi oleh Bank Indonesia (BI) dan juga sudah ditarik peredarannya.
"Misalnya uang tahun 70-an hingga ke bawah sudah termasuk langka itu," kata dia.
Kemudian kriteria kedua sebuah uang dapat dinilai kuno dari jumlahnya yang diterbitkan.
Semakin sedikit uang nominal tersebut beredar, maka nilai kunonya akan juga bertambah.
"Misalnya di tahun 1952 ada uang seri budaya namanya.
Itu ada pecahan Rp5 rupiah hingga Rp1.000. Yang Rp1.000 ini yang paling mahal karena susah carinya."
"Atau uang bergambar Soekarno, dengan tahun edar 1960. Banyak orang yang berlomba-lomba mencarinya," lanjut Kang Tomo.
Baca: Viral Video Pejabat Bondowoso Bermain TikTok di Atas Meja Bersama Perempuan: di Situlah Khilafnya
Baca: Viral Video Perempuan Sebut Indonesia Terapkan Herd Immunity, Gugus Tugas Covid-19: Siapa Bilang
Kang Tomo dalam sambungan teleponnya menegaskan, tidak semua uang kuno dapat ditawarkan dengan harga tinggi.
Oleh karena itu, pria yang sudah berkecimpung di dunia jual beli uang kono selama 8 tahun ini memberikan saran.
Ia meminta kepada masyarakat yang ingin memulai mengoleksi uang kuno untuk memperbanyak pengetahuan terkait hobi satu ini.
"Lebih banyak membaca literatur, jadi mereka tidak terjebak dengan penawaran tersebut."
Kang Tomo juga berharap masyarakat dapat memanfaatkan media sosial lainnya untuk mengecek nilai uang kuno yang ada.
"Di Facebook misalnya, banyak komunitas uang kuno bisa digunakan untuk wadah tanya-tanya," tandas Tomo.
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul "Koin Uang Rp 1000 Gambar Kelapa Sawit Viral Dibanderol Puluhan Juta Rupiah, Kolektor Beri Peringatan"