TRIBUNNEWSWIKI.COM - Terobosan baru pengobatan Covid-19 berhasil ditemukan di Inggris.
Berdasarkan hasil penelitian dari tim asal Universitas Oxford menemukan bahwa terdapat obat yang ampuh sembuhkan Covid-19.
Obat tersebut adalah dexamethasone atau deksametason.
Dikutip dari AFP dan CNN, deksametason memang bukan obat jenis baru.
Melainkan obat yang telah beredar di pasaran dengan harga terjangkau.
Dexamethasone merupakan obat anti-inflamasi dan biasa digunakan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Dexamethasone juga merupakan steroid berdosis rendah yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai reaksi alergi, rheumatoid arthritis dan asma.
Dexamethasone juga biasa digunakan untuk penderita gangguan darah, hormon, serta sistem kekebalan tubuh.
Bahkan dexamethasone bisa digunakan untuk pengobatan gangguan usus maupun kanker tertentu.
Baca: Dapat Obat Covid-19 dari China, Gubernur Maluku Sebut Obatnya Terbukti Sembuhkan Pasien Virus Corona
Baca: Tak Aman, Uni Eropa Sepakat Larang dan Hentikan Penggunaan Hidroksiklorokuin untuk Obati Covid-19
Hasil penelitian diumumkan melalui konferensi pers secara virtual
Untuk membuktikan keampuhan dexamethasone bisa sembuhkan Covid-19, tim dari Universitas Oxford melakukan penelitian pada lebih dari 2 ribu pasien.
Penelitian dijelaskan lebih lanjut oleh Martin Landray, wakil kepala penyelidik persidangan dan seorang profesor di Universitas Oxford seperti yang diberitakan di CNN.
Selasa, (16/6/2020) dua orang dari tim peneliti termasuk Landray membuat konferensi pers virtual untuk menginformasikan pada publik mengenai temuan mereka.
Penelitian yang dilaksanakan selama 10 hari dengan memberikan dexamethasone dosis rendah yaitu 6mg/hari per pasien.
Hasilnya, dosis rendah dexamethasone bisa kurangi risiko kematian hingga sepertiga dari pasien Covid-19 dengan ventilator.
"Hasil penggunaan dexamethasone ini sangat signifikan secara statistik," jelas Landray.
Sedangkan risiko kematian bagi pasien yang menggunakan tabung oksigen dapat diturunkan secara signifikan hingga seperlima pasien Covid-19.
Meski demikian, Landray mengungkapkan bahwa dexamethasone tidak terlalu banyak berpengaruh pada pasien Covid-19 dengan kondisi paru-paru yang masih baik.
Landray juga mengatakan tim penelitian masih belum melakukan uji coba secara meluas pada masyarakat umum.
"Kami belum mempelajari pasien di lingkungan sekitar," kata Landray.
"Kami tidak menunjukkan hasil apapun pada pasien yang tidak menggunakan oksigen dan kami tidak mempelajari pasien yang tidak dirawat di rumah sakit," ungkap Landray.
Uji coba dexamethasone ini telah ditutup pekan lalu dan kini para peneliti tengah menyusun data.
Uji coba dilakukan dengan meresepkan dexamethasone secara acak pada 2.100 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
4.300 pasien Covid-19 lainnya menjadi pembanding dan mereka mendapatkan perawatan standar di rumah sakit tempat mereka dirawat.
Mendapatkan apresiasi tinggi
Seperti yang diberitakan AFP, hasil penelitian tentang penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19 mendapatkan apresiasi tinggi.
"Dexamethasone adalah obat pertama yang ditunjukkan untuk bisa menambah kelangsungan hidup para pasien Covid-19. Ini adalah hasil yang kami sambut dengan baik," kata Peter Horby, profesor Emerging Infectious Diseases di Departemen Kedokteran Nuffield, Universitas Oxford.
"Dexamethasone tidak mahal, tersedia di mana saja, dan dapat segera digunakan untuk menyelamatkan nyawa di seluruh dunia," lanjutnya.
Di sisi lain, Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan pasien Covid-19 akan segera mendapatkan pengobatan dengan dexamethasone.
Atas penemuan tersebut, Inggris mendapatkan apresiasi dari ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Ini adalah berita bagus dan saya ucapkan selamat pada pemerintah Inggris, Universitas Oxford, dan rumah sakit serta para pasien Covid-19 di Inggris yang telah berkontribusi pada penelitian sains bersejarah ini," ucap Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Hasil uji coba ini sangat menjanjikan dan pantas menerima gelar sebagai terobosan baru.
Pasalnya, sekitar 40 persen pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator berakhir meninggal dunia akibat adanya respons inflamasi tubuh yang tidak terkendali terhadap virus.
Sementara itu, angka kematian pasien dengan ventilator yang diberi dexamethasone turun menjadi kurang dari 30 persen.
"Ini adalah terobosan besar. Dexamethasone adalah obat pertama dan satu-satunya yang menunjukkan perbedaan signifikan terhadap kematian pasien Covid-19," kata Nick Cammack, pemimpin pemercepat terapeutik Covid-19 di badan amal kesehatan Wellcome Trust.
"Obat ini berpotensi mencegah satu kematian pada delapan pasien yang bernapas dibantu ventilator," imbuhnya.
Baca: Obat Covid-19 Berhasil Ditemukan dan Telah Terdaftar di BPOM, Akan Segera Beredar di Pasaran
Baca: KABAR BAIK, Obat Covid-19 Berhasil Ditemukan dan Telah Terdaftar di BPOM, Segera Beredar di Pasaran
Baca: Pemerintah Dukung Pengembangan Obat Covid-19 Asli Indonesia Buatan Universitas Airlangga
Baca: Dexamethasone
(TRIBUNNEWSWIKi/Magi)