Gubernur Sultra Kini Membolehkan 500 TKA Asal Cina Datang ke Konawe setelah Diizinkan Pemerintah

Ali mewajibkan seluruh TKA tersebut menjalani protokol kesehatan agar mencegah penularan virus corona


zoom-inlihat foto
gubernur-sulawesi-tenggara-ali-mazi.jpg
KOMPAS/KIKI ANDI PATI
Setelah sempat menolak, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi kini mengizinkan 500 TKA Asal Cina datang ke Konawe untuk membangun smelter.


Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal Cina sangat dibutuhkan di tengah upaya hilirisasi tambang di Indonesia.

Sebab, kata Jubir Luhut itu, 500 TKA Cina yang rencananya datang pada akhir Juni atau awal Juli 2020 itu akan mempercepat pembangunan smelter nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

"Saya akan bicara apa adanya saja. Rencana kehadiran 500 TKA Cina sekitar akhir Juni atau awal Juli adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) dari Cina," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (28/5/2020).

Menurut jodi, teknologi RKEF akan membuat pembangunan smelter menjadi lebih ekonomis, cepat, dan memiliki standar lingkungan yang baik.

Bahkan kata dia, teknologi itu juga akan menghasilkan produk hilirisasi nikel yang bisa bersaing di pasar internasional.

"Kenapa butuh TKA dimaksud? Karena mereka bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter dimaksud," kata dia.

Nantinya kata Jodi, setelah smelter tersebut jadi, TKA itu akan kembali ke Cina.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan memberikan keterangan pers di Kantor Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (9/3/2020).(KOMPAS.com/ADE MIRANTI KARUNIA SARI)
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan memberikan keterangan pers di Kantor Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (9/3/2020).(KOMPAS.com/ADE MIRANTI KARUNIA SARI) (Kompas.com)

Ia mengatakan saat smelter beroperasi, mayoritas tenaga kerja dalam negeri akan meneruskan pekerjaan tersebut. Jodi mengungkapkan hal tersebut bukan hal baru.

Di Morowali, Sulawesi Tengah, kata dia, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sudah menerapkan hal serupa.

Ia mengatakan saat ini pabrik IMIS telah beroperasi secara penuh, walaupun masih ada sedikit progres pembangunan fasilitas hilirisasi nikel yang sedang dikembangkan.

Saat ini kata Jodi, jumlah tenaga kerja lokal di IMIP berjumlah 39.500 orang. Sementara jumlah TKA Cina yang bekerja berkisar 5.500 orang.

Jadi kata dia, jumlah TKA Cina masih kisaran 12 persen dari total pekerja.

"Saya yakin jika proses pembangunan smelter yang baru sudah selesai jumlahnya pun akan turun," ujarnya.

Sementara itu di kawasan industri Virtue Dragon di Konawe, Jodi menyebut jumlah TKA Cina yang bekerja ada 706 orang, sedangkan 11.084 orang adalah tenaga kerja Indonesia.

"Jadi kalau nambah 500 TKA (di Konawe) untuk mempercepat progres konstruksi agar cepat beroperasi sehingga tenaga kerja lokal bisa lebih banyak diserap, apakah hal itu suatu yang salah?" kata dia.

Ia berpendapat 500 TKA Cina yang datang nanti dipastikan tidak akan mengambilalih pekerjaan dari tenaga kerja lokal.

Menurutnya, kedatangan 500 TKA Cina justru mempercepat penyerapan tenaga kerja lokal.

Apalagi kata dia, pemerintah sudah menyiapkan para tenaga kerja lokal lewat politeknik yang bekerja sama dengan beberapa universitas misalnya ITB, UI, UGM, dan ITS.

"Kedepan tenaga kerja lokal akan bertambah seiring berjalannya pelatihan keterampilan," kata dia.

(TribunnewsWiki/Tyo/Kompas/Ade Miranti Karunia/Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jubir Luhut: 500 TKA Cina Dibutuhkan untuk Mempercepat Pembangunan Smelter" dan "Sempat Menolak, Kini Gubernur Sultra Izinkan 500 TKA Cina Bekerja di Konawe"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved