Fadjroel kemudian memberikan pernyataan penutup bahwa demokrasi di Indonesia akan terus lebih baik ke depannya.
"Beliau menyampaikan kepada saya agar saya menyampaikan kepada Rocky dan kepada publik bahwa Presiden Joko Widodo adalah champion (pemenang) demokrasi di Indonesia ," paparnya.
"Dan kita berharap masa depan demokrasi di Indonesia akan terus baik dan akan lebih baik lagi," sambung Fadjroel.
Masih tak sepakat dengan Fadjroel, Rocky mengatakan berdasarkan data dari survei tertentu, demokrasi di Indonesia pada era kepemimpinan Jokowi justru memburuk.
"Dan itu barusan dibatalkan oleh survei bahwa selama periode Jokowi, demokrasi memburuk," ucap Rocky sembari tertawa.
Rocky singgung soal Buzzer
Rocky dan Fadjroel Debat soal Buzzer
Pada segmen sebelumnya perdebatan terjadi antara Rocky dan Fadjroel mengenai isu buzzer pemerintah.
Pertama Rocky menegaskan bahwa buzzer itu ada.
"Perlu buzzer itu dibubarin sama kakak pembina," kata Rocky.
"Jadi memang ada buzzer itu."
Baca: PENGAKUAN Blak-blakan Denny Siregar & Pepih Nugraha soal Buzzer Istana: Bohong Jika Kami Tak Dibayar
Ia mengakui bahwa buzzer memang sulit untuk membuktikan bahwa buzzer tersambung langsung dengan pemerintah.
"Anda tidak bisa mendeteksi buzzer itu disuruh oleh presiden, disuruh oleh menteri," kata Rocky.
"Tapi fakta adanya buzzer menunjukkan ada yang piara," tambahnya.
Fadjroel kemudian tertawa mendengar argumen yang disampaikan oleh Rocky.
"Aku sesuai pikiran Rocky masa aku buzzer-nya Rocky," ledeknya.
Rocky mengatakan buzzer berfungsi untuk mencari kesalahan orang-orang yang berseberangan dengan pemerintah.
"Fungsi pertama buzzer adalah mengulik-ngulik pribadi orang," ucap dia.
"Jadi kalau Anda kasih kritik dan Anda punya problem privat, hati-hati itu buzzernya akan bongkar itu."
Menurut Rocky buzzer terdiri dari berbagai macam latar belakang, mulai dari mantan wartawan, mantan aktivis, hingga dosen.