Najwa Shihab lahir di Makassar pada 16 September 1977, dan merupakan putri kedua dari pasangan suami istri Prof Dr H Quraish Shihab dan Hj Fatmawati Assegaf.
Najwa Shihab memiliki empat orang saudara, yaitu Nasywa Shihab, Nahla Shihab, Najla Shihab, dan Ahmad Shihab.
Pada 1997, ketika usianya masih 20 tahun, Najwa Shihab menikah dengan seniornya yang bertemu di UI, Ibrahim Sjarief Assegaf.
Dari pernikahan tersebut, Najwa Shihab dikaruniai dua orang anak, Izzat Ibrahim Assegaf dan Namiyah.
Namun Namiyah yang lahir pada 2011 telah meninggal dunia empat jam selepas dilahirkan.
Najwa Shihab tinggal di komplek rumah keluarganya di daerah Cilandak Timur, Jakarta Selatan.
Rumah Najwa Shihab, para saudara, dan orang tuanya berada di satu komplek dan dihubungkan dengan lorong di belakang dan samping rumah masing-masing.
Perjalanan karier Najwa Shihab
Najwa Shihab sebenarnya memiliki latar belakang pendidikan sebagai sarjana hukum.
Namun Najwa Shihab justru memilih menekuni karier sebagai seorang jurnalis.
Najwa Shihab mulai masuk ke dunia jurnalistik pada tahun 2000 ketika ia bergabung dengan stasiun televisi RCTI.
Pada Agustus 2000, Najwa Shihab kemudian bergabung dengan Metro TV dan menjadi reporter di stasiun televisi itu.
Di Metro TV, Najwa Shihab digembleng untuk mengeluarkan kemampuannya sebagai wartawan TV mulai dari reporter, anchor, hingga host program.
Namanya mulai banyak dikenal publik ketika Najwa Shihab memberitakan secara langsung bencana Tsunami Aceh pada 2004.
Najwa Shihab membawakan berita dengan sangat emosional.
Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah kurang siap dalam menghadapi bencana tersebut meski saat itu yang tengah menjabat sebagai Menko Kesra adalah Alwi Shihab yang tidak lain adalah pamannya sendiri.
Kaena itu, pakar Komunikasi UI, Effendi Ghazali menyebut hal tersebut sebagai fenomena Shihab vs Shihab.
Karena laporan-laporannya ketika memberitakan bencana di Aceh, Najwa Shihab kemudian dianugerahi penghargaan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Najwa Shihab merupakan reporter pertama yang berhasil melaporkan kondisi pascatsunami menerjang Aceh.
Laporan-laporannya juga dinilai memberikan andil yang asngat berarti dalam berkembangnya kepedulian dan rasa empati masyarakat luas terhadap tragedy tsunami itu.