Fenomena Bulan Perigee: Rabu Pagi Ini Bisa Dilihat di Seluruh Indonesia, Apa Dampaknya untuk Bumi?

Bulan Perigee akan terjadi Rabu, (3/6/2020) sekitar pukul 10.47 WIB. Apakah fenomena alam ini berbahaya untuk bumi? Simak penjelasan berikut ini:


zoom-inlihat foto
bulan-perigee-apogee.jpg
Earthsky/Muzamir Mazlan
Perbandingan ukuran Bulan Perigee (3/12/2017) dan Bulan Apogee (Juni 2017) yang dipotret oleh Muzamir Mazlan di Telok Kemang Observatory, Port Dickson, Malaysia.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hari ini, Rabu (3/6/2020) Indonesia kembali mendapatkan kesempatan untuk melihat fenomena alam unik.

Yaitu Bulan Perigee atau posisi dimana Bumi dan Bulan berada di titik terdekatnya.

Seperti yang kita ketahui, orbit Bulan dan Bumi berbentuk elips atau lonjong.

Sehingga akan ada saat dimana Bulan dan Bumi berada di titik dekat, yang disebut perigee dan di titik terjauh yaitu apogee.

Baca: Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG)

Baca: Hujan Meteor

Baca: Hujan Meteor hingga Matahari di Atas Kabah, Berikut Fenomena Langit Bulan Mei 2020, Catat Tanggalnya

Bulan purnama terlihat di 'Phoenix West' di Dortmund, Jerman barat, pada 7 April 2020. Supermoon terlihat saat bulan purnama bertepatan dengan satelit dalam pendekatan terdekatnya ke Bumi, yang membuatnya tampak lebih cerah. dan lebih besar dari bulan purnama lainnya.
Bulan purnama terlihat di 'Phoenix West' di Dortmund, Jerman barat, pada 7 April 2020. Supermoon terlihat saat bulan purnama bertepatan dengan satelit dalam pendekatan terdekatnya ke Bumi, yang membuatnya tampak lebih cerah. dan lebih besar dari bulan purnama lainnya. (Ina FASSBENDER / AFP)

Seperti yang dikutip dari Kompas.com, fenomena Bulan perigee terjadi pagi ini pukul 10.47 WIB.

Informasi tersebut telah dikonfirmasu benar adanya oleh Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging.

Emanuel mengatakan bahwa pada fenomena Perigee ini, jarak terdekat Bulan akan berada sekitar 364.390 kilometer dari pusat Bumi.

"Bulan akan nampak lebih besar jika diamati dari Bumi," kata Emanuel kepada Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Bulan yang akan nampak lebih besar itu memiliki lebar sudut yang terlihat dari Bumi yaitu 32,8 menit busur.

Perigee ini bisa terjadi, karena dalam peredaran Bulan mengelilingi Bumi, lintasannya tidak lingkaran sempurna tetapi sedikit elips atau lonjong.

"Ada kalanya (Bulan) agak jauh dari Bumi disebut apogee, dan saat dekat disebut sebagai perigee," jelas Emanuel.

Mengenai pengaruh fenomena ini terhadap kondisi di Bumi, Emanuel menyebutkan bahwa paling utama adalah peningkatan air pasang karena adanya gravitasi Bulan.

"Tapi itu juga ditentukan oleh faktor lain," ujarnya

Fenomena Perigee ini bisa disaksikan di wilayah mana pun di Indonesia, asalkan cuaca baik.

Dampak fenomena Bulan perigee untuk Bumi

Bulan purnama atau Harvest Moon.
Bulan purnama atau Harvest Moon. (treehugger.com)

Dikutip dari Time and Date, Bulan perigee berbeda dengan fenomena Supermoon.

Supermoon adalah fenomena langka dimana Bulan Purnama atau Bulan Baru berada di titik perigee atau dekat dengan bumi.

Sehingga Bulan akan nampak lebih besar daripada saat satelit Bumi tersebut berada dalam kondisi purnama.

Perlu diketahui, Bulan berada pada kondisi perigee dan apogee bisa terjadi setiap dua kali dalam satu bulan.

Periode waktu dari perigee menuju apogee adalah sekitar 27,554555 hari yang disebut dengan anomalistic monntg.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved