Indonesia Pakai Klorokuin untuk Obati Pasien Covid-19, WHO Desak Berhenti Menggunakannya, Mengapa?

WHO desak Indonesia untuk hentikan penggunaan klorokuin atau obat anti malaria untuk pengobatan pasien Covid-19 karena dianggap tak efektif.


zoom-inlihat foto
hidroksiklorokuin1.jpg
AFP/George Frey
Sebuah teknologi farmasi mencurahkan pil hidroksiklorokuin di Rock Canyon Pharmacy di Provo, Utah. WHO desak Indonesia untuk hentikan penggunaan klorokuin atau obat anti malaria untuk pengobatan pasien Covid-19 karena dianggap tak efektif.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Indonesia merupakan negara kedua terbesar yang menggunakan klorokuin untuk mengobati pasien Covid-19.

Dikutip dari Reuters, sejak Maret 2020 produksi klorokuin di Indonesia mengalami peningkatan drastis.

Diketahui, klorokuin merupakan sejenis obat-obatan yang digunakan untuk penderita malaria.

Klorokuin telah digunakan di Indonesia untuk mengobati pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga berat.

Penggunaan klorokuin untuk penderita Covid-19 populer ketika Presiden AS, Donald Trump menyebut obat tersebut bisa menjadi alternatif selama vaksin belum ditemukan.

Namun WHO kini mendesak Indonesia untuk tidak lagi mengunakan klorokuin sebagai pengobatan pasien positif Covid-19.

Mengapa WHO melarang penggunaan klorokuin untuk pengobatan Covid-19?

Baca: Hydroxychloroquine (Hidroksiklorokuin)

Baca: Klorokuin (Chloroquine)

Kepada Reuters, sumber anonim mengatakan bahwa WHO sebenarnya telah memberi tahu Kementerian Kesehatan Indonesia untuk tak lagi menggunakan klorokuin.

Meski demikian, hingga saat ini, menurut sumber tersebut belum ada perintah resmi untuk tak lagi menggunakan klorokuim.

Hal serupa juga dikatakan oleh Erlina Burhan, seorang dokter yang membantu menyusun pedoman pengobatan virus Corona COVID-19 sekaligus anggota Asosiasi Pulmonolog Indonesia.

Erlina mengkonfirmasi bahwa asosiasi tersebut telah menerima saran baru dari WHO untuk menangguhkan pengobatan-pengobatan.

"Kami membahas masalah dan masih ada beberapa perselisihan. Kami belum memiliki kesimpulan," kata dr Erlina kepada Reuters.

Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), juru bicara satuan tugas COVID-19 Indonesia juga belum bisa dimintai komentar terkait dengan hal tersebut.

Alasan WHO desak tak lagi gunakan klorokuin untuk obati Covid-19

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika menyampaikan deklarasi virus corona sebagai ancaman darurat kesehatan global, Jumat (31/1/2020)
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika menyampaikan deklarasi virus corona sebagai ancaman darurat kesehatan global, Jumat (31/1/2020) (Tangkap Layar video bbc.com)

Desakan WHO untuk paramedis tak lagi gunakan klorokuin untuk obati pasien Covid-19 muncul setelah adanya penelitian baru.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet dan mengatakan klorokuin tak efektif obati Covid-19.

Bahkan jurnal tersebut juga menginformasikan bahwa beberapa pasien Covid-19 yang mengonsumsi klorokuin dilaporkan alami masalah jantung.

Sehingga risiko kematian akibat mengonsumsi klorokuin sangat dimungkinkan.

Sehingga, WHO kemudian menghentikan sementara uji coba obat malaria berdasarkan studi tersebut.

"Kelompok eksekutif menghentikan sementara hidroksiklorokuin dalam uji coba Solidaritas, sementara dewan pemantauan keamanan data meninjau data keselamatan," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip Reuters.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved