Imbas Pandemi, Harta Miliarder Indonesia Ini Merosot: Tekor Triliunan Rupiah hingga Saham Cuma Rp 50

Pandemi Corona ikut menggerus sektor ekonomi Indonesia, beberapa harta milik miliarder Indonesia ini pun ikut berkurang akibat Covid-19.


zoom-inlihat foto
bamhar-abubakrie.jpg
Kolase Grid dan Tribun
Bambang Hartono dan Aburizal Bakrie.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pandemi virus Corona tentu berdampak di segi ekonomi hampir terhadap seluruh lapisan masyarakat.

Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan atau mata pencahariannya terganggu akibat adanya wabah Covid-19 di Indonesia.

Meski begitu, efek ekonomi juga dirasakan oleh kalangan atas

Pandemi Corona ternyata ikut menguras kantong para konglomerat, tak terkecuali di Indonesia. 

Menurut catatan Bloomberg, nilai kekayaan empat dari lima taipan Indonesia yang masuk dalam daftar Bloomberg Billionares Index ambles dalam lima bulan terakhir tahun 2020.

Dikutip dari laman Kontan.co.id pada Senin (25/05/2020), sejak awal tahun ini hingga 24 Mei 2012 atau year-to-date (ytd), gabungan harta kekayaan dua bersaudara pemilik Grup Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono, telah merosot hingga US$ 11,83 miliar atau Rp 174,91 triliun (kurs Rp 14.785 per dollar AS) menjadi US$ 21,4 miliar.

Penurunan harta keluarga Hartono selama masa pandemi Covid-19 dinilai hal yang jamak.

Pasalnya, prospek salah satu lokomotif usaha keluarga Hartono, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga sedang tersendat.

Baca: Bos Amazon Jeff Bezos Minta Para Pemegang Saham Bertahan di Tengah Krisis Covid-19

Baca: Aksi Bos Raksasa Alibaba Gelontorkan Bantuan ke 10 Negara Terdampak Corona

Baca: Deretan Fakta Terbaru Kasus Jiwasraya, Laba Semu sejak 2006 hingga Investasi di Saham Gorengan

Buktinya, harga saham BBCA di Bursa Efek Indonesia pada penutupan perdagangan Rabu (20/05/2020) bertengger di posisi Rp 23.825 per saham.

Angka itu mengalami penyusutan 28,77% dibandingkan posisi awal tahun senilai Rp 33.450 per saham.

Di periode yang sama, kapitalisasi pasar (market cap) BBCA telah menguap Rp 237,30 triliun menjadi 587,41 miliar.

Bambang Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia.
Bambang Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia. (djarumfoundation.org)

Taipan lain yang kekayaannya menyusut adalah Prajogo Pangestu, pemilik Grup Barito.

Selama lima bulan terakhir, harta Prajogo merosot US$ 2,4 miliar (Rp 35,48 triliun) menjadi US$ 6,24 miliar.

Dalam lima bulan, harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sudah menyusut 16,38% menjadi Rp 1.225 per saham.

Di periode tersebut, market cap BRPT sudah menurun Rp 21,36 triliun menjadi Rp 109,05 triliun. Sebagai informasi, Prajogo menguasai 71,53% saham Barito Pacific.

Prajogo juga menguasai saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

Harga saham emiten petrokimia ini sudah menyusut 32,60% (ytd) menjadi Rp 6.925 per saham.

Di periode yang sama, market cap TPIA turun Rp 59,74 triliun menjadi Rp 123,50 triliun.

Adapun Tan Siok Tjien, istri mendiang pendiri PT Gudang Garam Tbk (GGRM), mencatatkan harta kekayaan US$ 6,41 miliar, per 24 Mei 2020.

Angka itu sudah menyusut US$ 1,4 miliar selama lima bulan terakhir.

ATM BCA dan BNI ikut terganggu sehubungan dengan kebijakan pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek pada Minggu, (4/8/2019).
ATM BCA dan BNI ikut terganggu sehubungan dengan kebijakan pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek pada Minggu, (4/8/2019). (Kolase foto (Tribunnews.com))

Sedangkan Sri Prakash Lohia adalah satu dari lima taipan Indonesia di Bloomberg Billionaires Index yang nilai kekayaannya justru bertambah selama masa pandemi corona.

Pendiri perusahaan petrokimia dan tekstil Indorama Corporation itu membukukan harta kekayaan US$ 5,64 miliar, per 24 Mei 2020.

Angka tersebut sudah meningkat US$ 208 juta atau Rp 3,08 triliun dibandingkan posisi awal tahun.

Bloomberg Billionaires Index merupakan peringkat harian 500 orang terkaya di dunia.

Dalam menghitung kekayaan bersih, Bloomberg News berupaya menyediakan perhitungan paling transparan.

Setiap profil miliarder berisi analisis terperinci tentang bagaimana kekayaan mereka dihitung.

Bakrie dan MNC ikut merosot

Saham grup MNC dan Bakrie belum sanggup menghijau hingga penutupan perdagangan Rabu (20/05/2020).

Dalam sebulan saja saham-saham grup MNC memerah semua, sedangkan saham grup Bakrie berhenti di level Rp 50 alias gocap.

Saham-saham grup Bakrie tersebut adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrie Land Development Tbk (ELTY), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).

Sementara itu, saham-saham grup MNC yang turun paling dalam selama sebulan terakhir adalah saham PT Media Nusantara Citra tbk (MNCN) yakni mencapai 16,67% ke level Rp 855.

Bakrie & Brothers.
Bakrie & Brothers. (Tribunnews.com)

Sejak awal tahun saham MNCN juga tercatat turun 47,55% yang mencerminkan price to earning ratio (PER)  5,48 kali.

Penurunan diikuti oleh saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang turun 14,73% dalam sebulan ke level Rp 191. Bila dihitung sejak awal tahun, maka saham BMTR turun 45,11% yang mencerminkan PER 2,08 kali.

Penurunan yang signifikan dalam sebulan juga dialami oleh saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) yang turun 9,91% ke level Rp 1.000, dan saham PT MNC Studios International Tbk (MSIN) yang turun 8,82% ke level Rp 312.

Baca: Jarang Umbar Harta, Artis Muda Ini Bisa Salip Kekayaan Syahrini, Honor per Iklan Capai Rp 500 Juta

Baca: Ibu-Ibu Belanja Baju Lebaran Pakai Uang Bansos, Wali Kota Bogor Bima Arya Sampaikan Rasa Kecewa

Baca: Konon Tersembunyi di Palestina, Ternyata Inilah Harta Karun Nabi Sulaiman yang Diincar Kaum Yahudi

Adapun nilai transaksi MSKY dalam sebulan sebesar Rp 102 juta dan MSIN sebesar Rp 4,7 miliar.

Kemudian saham PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) turun 3,02% ke level Rp 386 dengan nilai transaksi Rp 168,1 miliar dalam sebulan, diikuti saham PT MNC Land Tbk (KPIG) yang turun 2,59% ke level Rp 114 dengan nilai transaksi Rp 111 miliar.

Kemudian saham PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) menjadi satu-satunya yang menguat 0,57% ke level Rp 176 dengan nilai transaksi Rp 83,9 miliar dalam sebulan. Sedangkan saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) telah berada di level gocap sejak Jumat (24/4) lalu.

(Tribunnewswiki.com/Ris)





Penulis: Haris Chaebar
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved