TRIBUNNEWSWIKI.COM - Baru-baru ini ramai pemberitaan tentang kerumunan yang terjadi di beberapa pasar dan pusat perbelanjaan di tengah pandemi Covid-19.
Alih-alih mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19, masyarakat justru berjubel untuk berbelanja menjelang Lebaran.
Bahkan, masyarakat rela berdesak-desakan dan tidak menjaga jarak demi belanja baju lebaran di tengah pandemi Covid-19.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Munahar Munchtar menyayangkan tindakan masyarakat yang tidak peduli terhadap protokol kesehatan.
"Kami sangat menyayangkan hal ini karena masih ada kelompok orang yang hanya mengikuti hawa nafsu saja. Padahal membahayakan diri dan orang lain itu haram hukumnya, tidak boleh," ujar Munahar kepada Kompas.com, Kamis (21/5/2020).
Munahar menanggapi apabila masyarakat masih melanggar dan tidak mengindahkan PSBB, ia khawatir kasus Covid-19 tak dapat selesai dalam waktu dekat.
Baca: Wali Kota Bogor Bima Arya Geram Temukan Pembeli Baju Lebaran di Pasar Anyar Adalah Penerima Bansos
Baca: Jokowi Beri Pesan Bagi Warga yang Ramaikan Pasar Jelang Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19
"Gubernur sendiri sudah berbuat semaksimal mungkin, bekerja sama dengan para masyarakat, para tokoh dan para ulama sehingga Jakarta ini sudah agak turun trennya (Covid-19)," tuturnya.
Ia juga menyebut bahwa aktivitas berkerumun di pasar atau pusat perbelanjaan itu dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
"Membahayakan diri sendiri, membahayakan orang lain dan membawa penyakit itu diharamkan kalau di suasana seperti ini. Makanya dikhawatirkan agar masyarakat untuk sementara tidak usah dulu (belanja baju lebaran)," jelas Munahar.
Munahar kembali menegaskan bahwa masyarakat sebaiknya tidak membeli baju lebaran di tengah pandemi Covid-19.
"Sekali lagi, membahayakan diri dan membahayakan orang lain itu haram hukumnya," terang Munahar.
Bima Arya Geram
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mencurahkan perasaannya ketika melihat kejadian tersebut.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (21/5/2020), Bima Arya cukup memahami kondisi jelang Lebaran.
Menurutnya, situasi tersebut terjadi setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Emang sebetulnya pemandangan setiap tahun menjelang Idul Fitri di ujung Ramadan seperti itu," ungkap Bima Arya.
Baca: MUI Pertanyakan Sikap Pemerintah yang Tegas Larang Kumpul di Masjid Tetapi Tak Larang Belanja di Mal
Baca: Viral Video Mall CBD Ciledug Diserbu Warga hingga Berdesakan saat PSBB, Ini Penjelasan Satpol PP
Di samping itu, Bima Arya kaget dan tidak menyangka jika situasi ini terjadi di tengah pandemi Covid-19.
"Tapi terus terang saya nggak nyangka kalau di masa PSBB pandemi Covid ini masih seperti itu," terangnya.
Ia mengaku perasaannya campur aduk ketika turun langsung ke pasar untuk melihat situasi.
"Jadi begitu turun ke pasar ya hati ini campur aduk, marah iya, kesal iya, geram iya, tapi sedih juga banyak," ungkapnya.
Bima Arya kecewa kepada warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan tidak peduli dengan petugas medis yang berjuang melawan Covid-19.
"Saya membayangkan perawat-perawat, dokter, suster yang waktu itu ngerawat saya," ujar Arya.
"Mereka berjibaku menyambung nyawa dengan penuh resiko di rumah sakit," sambungnya.
Bima Arya sungguh menyayangkan perilaku warga yang tetap nekat berbelanja di tengah pandemi Covid-19.
Padahal, di sisi lain masih banyak pasien Covid-19 yang terus berjuang untuk melawan virus corona.
Baca: Bima Arya Terjun ke Lapangan Lihat Situasi Ramai di Pasar Jelang Lebaran: Rasanya Campur Aduk
Baca: 7 Fakta Wali Kota Bogor Bima Arya Terinfeksi Virus Corona, Pergi ke Turki Hingga Jalani Isolasi
"Teman-teman saya satu angkatan yang hari ini masih positif belum negatif dan pasukan rebahan yang rela nggak kemana-mana," jelas Bima Arya.
Namun, menurut Bima Arya hal ini menjadi sangat sulit ketika banyak orangtua berbelanja ke pasar dengan alasan membeli baju lebaran untuk anaknya.
"Sementara banyak banget saat itu saya lihat 'mama belanja baju lebaran'.
Jadi susah waktu itu saya lihat, ini berat sekali kondisinya," ungkap Bima Arya.
Pesan Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun tak mempermasalahkan keramaian di pasar atau pusat perbelanjaan selama pandemi Covid-19.
"Saya melihat pasar-pasar tradisional saat ini mulai ramai karena banyak masyarakat yang belanja dalam rangka persiapan Hari Raya," kata Jokowi dalam rapat kabinet terbatas lewat video conference, Selasa (19/5/2020).
Jokowi juga memberikan pesan kepada masyarakat yang berbelanja untuk lebaran.
"Saya ingin dipastikan ada pengaturan jarak yang baik, pakai masker, petugas di lapangan betul-betul bertugas untuk mengingatkan mengenai protokol kesehatan secara terus-menerus," kata Jokowi.
Di samping itu, ia mengingatkan kepada masyarakat untuk disiplin guna mengendalikan penyebaran Covid-19.
Jokowi meminta masyarakat untuk disiplin mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan dan keramaian atau konsentrasi massa.
"Saya minta protokol kesehatan betul-betul dipastikan di lapangan, terutama menjelang Idul Fitri dan pada saat nanti Idul Fitri," kata dia.
(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Kompas.com/Kevin Rizky Pratama)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Masyakarat Nekat Berkerumun demi Baju Lebaran, MUI: Haram Hukumnya