WHO Peringatkan Pemicu Covid-19 Sulit Diberantas dan Hilang Meski Ada Vaksin

WHO peringatkan virus pemicu Covid-19 tak akan musnah meski sudah ada vaksi yang tercipta


zoom-inlihat foto
rapid-tes-covid-19-kompascom.jpg
Kompas.com
Rapid tes covid-19 (Kompas.com)


Untuk diketahui, penyakit cacar tidak sama dengan cacar air.

Jika penyakit cacar atau smallpox disebabkan oleh virus variolla, penyakit cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penularan penyakit cacar air pun lebih mudah dibanding cacar.

Indra menambahkan, selain penyakit cacar, penyakit lain yang bisa dihilangkan dengan vaksin adalah virus polio.

"Virus polio juga hanya beredar di manusia. Virus polio yang memiliki tiga tipe, yakni tipe 1, tipe 2, dan tipe 3.

Nah, (virus polio) tipe 2 itu sudah hampir menghilang dari muka Bumi.

Di Indonesia tidak ada outbreak dan sangat bisa dieradikasi," ujar Indra.

Baca: Pejabat WHO Sebut Ada Kemungkinan Covid-19 Tak Akan Pernah Hilang, seperti Penyakit Campak

Baca: Beberapa Pasien Covid-19 yang Sembuh Positif Lagi setelah Dites, WHO: Bukan karena Terinfeksi Lagi

Beda kasus dengan Covid-19

Dikatakan Indra, jika suatu penyakit bersifat zoonosis - menular dari hewan ke manusia, atau penyakit tersebut bisa menginfeksi dari manusia ke hewan, virus tersebut akan sangat sulit diberantas.

"Jadi kalau penyakitnya zoonosis atau bisa menularkan dari manusia ke hewan, seperti malaria dan DBD, itu akan sangat sulit dieradikasi," ungkap Indra.

"Karena melibatkan dua organisme berbeda dan penyakit itu sulit dikontrol.

Namun bisa dicegah," tutupnya.

Pasien Sembuh Covid-19 Dilarang Berhubungan Intim dan Berciuman hingga 1 Bulan

Seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 dan sudah sembuh sangat mungkin segera kembali ke tengah keluarganya dan merindukan sesi bercinta.

Namun, ternyata penyintas Covid-19 perlu menunggu hingga 30 hari alias satu bulan, sebelum bisa berhubungan intim lagi.

Bahkan bentuk kasih sayang lainnya dengan berciuman pun tak boleh dilakukan.

Peringatan tersebut muncul berdasarkan sebuah penelitian di China menemukan, tidak hanya saliva (air liur), namun sperma juga berpotensi membawa virus.

Dikutip dari Kompas.com, studi yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association (JAMA) mengambil sejumlah sampel sperma dari 38 pasien pria di Provinsi Henan.

Untuk diketahui, Henan letaknya berbatasan dengan Wuhan, tempat yang diyakini menjadi sumber pertama Covid-19.

Para peneliti menganalisa sampel pada 26 Januari dan 16 Februari, dan menemukan 16 persen responden yang di alam sperma mereka terlacak adanya Covid-19.

Kendati masih diragukan apakah penyakit ini bisa menular secara seksual, namun lebih aman jika siapa pun mengambil langkah pencegahan.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved