Masyarakat Tak Patuhi Aturan PSBB, Tenaga Medis Tak Mau Ambil Pusing, 'Indonesia Terserah' Trending

Tenaga medis sudah tak mau ambil pusing soal masyarakat yang sudah acuh dengan peraturan pemerintah mengenai PSBB. Nakes kini lebih fokus rawat pasien


zoom-inlihat foto
antrean-calon-penumpang-di-posko-pemeriksaan-dokumen-perjalanan-di-terminal-2-soetta.jpg
Instagram
Antrean calon penumpang di posko pemeriksaan dokumen perjalanan di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta itu terjadi pada Kamis (14/5/2020).(Instagram)


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tagar 'Indonesia Terserah' ramai menghiasi unggahan warganet di sosial media beberapa waktu belakangan ini.

Ungkapan tersebut viral karena banyak masyarakat yang tidak lagi mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Seperti penumpukan calon penumpang di bandara Soekarno-Hatta beberapa hari lalu yang juga membuat warganet geram.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Minggu (17/5/2020), Dokter relawan Covid-19 di Wisma Atlet, Debryna Dewi angkat bicara.

Dokter Debryna membantah bahwa kata-kata itu menandakan tenaga medis kini sudah menyerah menghadapi para pasien Covid-19.

Ia menilai kata-kata itu menandakan bahwa tenaga medis kini hanya fokus menangani para pasien Virus Corona bukan memikirkan pasien-pasien di luar sana.

"Oh tidak, terserah sama menyerah kan beda mbak, kalau menyerah berarti kita berhenti sampai di sini."

"Sebetulnya dengan yang saya rasa dan teman-teman sejawat maknai dengan 'Indonesia Terserah' itu adalah ya sudah memang fokus kita saat ini bagaimana kita meminimalisirkan kerusakaan atau pandemik yang sudah terjadi," jelas dokter Debryna.

Baca: PDI Perjuangan Dukung Anies Baswedan Terbitkan Pergub No 41 Tahun 2020 untuk Tindak Pelanggar PSBB

Debryna menilai para tenaga medis sudah tak mau berpikir apa yang akan dilakukan masyarakat maupun pemerintah di luar sana.

"Yakni pasien-pasien yang sakit tanpa harus pusing-pusing memikirkan masyarakat sakit apa enggak."

"Pusing-pusing untuk menghabiskan energi untuk stres atau cemas bagaimana pemerintah ini menyikapi ini semua," ucap dokter Debryna.

Sehingga, dokter Debryna menegaskan sekali lagi akan fokus pada tugasnya.

"Tugas kita jelas ke depan fokus kita adalah di depan mata jadi itu makanya bilang terserah karena fokus kita di depan mata," sambungnya.

Dokter relawan Covid-19 di Wisma Atlet, Debryna Dewi angkat suara terkait viral ungkapan para medis soal 'Indonesia Terserah'.
Dokter relawan Covid-19 di Wisma Atlet, Debryna Dewi angkat suara terkait viral ungkapan para medis soal 'Indonesia Terserah'. (Channel YouTube Kompas TV)

Para Tenaga Medis Sakit Hati

Dokter Debryna mengakui sebenarnya para tenaga medis juga sudah lelah menghadapi semua ini.

"Kalau melihat kasus kemarin kan maksudnya banyak ucul-uculan di bandara, di beberapa tempat lain tidak patuh PSBB, tentu sebagai manusia perasaan kami capek sih," ujar dokter Debryna.

Selain itu banyak dari tenaga medis maupun aparat keamanan yang tak pulang berhari-hari untuk bertemu keluarga karena masih sibuk mengurusi Covid-19.

Baca: Kasus Positif Covid-19 Bertambah, Sri Sultan Wacanakan PSBB di Yogyakarta karena Banyak Warga Ngeyel

"Kita terus terang saya sifatnya kan relawan dan juga banyak TNI dan Polri juga kami sudah berhari-hari kalau saya bahkan dua bulan enggak pulang ke rumah meninggalkan apa yang sudah ada di rumah, meninggalkan pekerjaan, meninggalkan semua kenyamanan," ujarnya.

Meski demikian, dokter Debryna mengatakan pihaknya kini fokus untuk tetap bekerja.

"Fokus kita itu tadi, fokus kita di depan mata kita enggak pikirin yang selain itu," ujarnya.

Lalu, dokter Debryna juga menyinggung beberapa orang yang menunda pernikahannya karena mematuhi aturan pembatasan sosial.

Mereka juga berkorban demi keselamatan orang lain.

"Banyak temen-temen yang harus menunda serangkaian acara-acara penting seperti pernikahan, hajatan-hajatan lain hanya karena untuk mematuhi PSBB itu."

"Karena mereka peduli, karena mereka mau saling jaga, jadi rasanya memang pasti sakit hati ya mbak," ujarnya.

Layaknya orang-orang yang menunda pernikahan karena Covid-19, para tenaga medis juga merasa sakit hati dengan masyarakat yang bertindak seenaknya.

"Sudah berkorban untuk demi orang lain demi jutaan nyawa orang lain, mereka berkorban untuk itu semua tapi tiba-tiba ada yang tetap enggak pakai masker keluar, tetep ujul-ujulan di tempat umum, itu rasanya emang ini sih cukup menyakitkan," ungkapnya kecewa.

Baca: Seremonial Penutupan Ramai Pengunjung & Langgar Pergub PSBB, McD Sarinah Terancam Denda 10 Juta

Kata Pengamat soal Kepadatan Bandara Soetta

Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif menyoroti keputusan untuk membuka kembali Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Hal itu ia sampaikan ketika dihubungi dalam tayangan Kompas TV, Sabtu (15/5/2020).

Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah mengeluarkan larangan mudik dan memberhentikan operasional transportasi umum.

Meskipun begitu, Kementerian Perhubungan melalui Menteri Budi Karya Sumadi mengizinkan transportasi umum kembali beroperasi meskipun ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dilansir TribunWow.com, Syahrizal Syarif menanggapi pembukaan Bandara Soetta yang menimbulkan kepadatan penumpang tanpa adanya jaga jarak.

Ia juga menyinggung kondisi DKI Jakarta yang menjadi episentrum penyebaran virus.

"Saya kira jelas Jakarta itu jumlah kasusnya bisa empat atau lima kali lebih besar dibanding provinsi-provinsi besar di Jawa, apalagi di luar Jawa," kata Syahrizal Syarif.

Ia kemudian menerangkan proses penularan Virus Corona.

"Kita harus tahu bahwa secara alamiah, jenis kasusnya dimulai dari import case, lalu cluster case, lalu transmisi lokal," jelas Syarif.

Menurut dia, kasus impor dapat diatasi dengan pembatasan kunjungan masuk dari luar negeri.

Meskipun begitu, transmisi antardaerah dapat menimbulkan klaster penyebaran baru.

"Tapi saat seperti sekarang, dari Jakarta menuju destinasi ke berbagai daerah, kita sebut ini kasus domestik," papar Syarif.

Ia mempertanyakan status para penumpang yang berangkat dari Bandara Soetta apakah benar-benar negatif dari Virus Corona.

"Mereka-mereka ini yang bergerak pertanyaannya, apakah mereka berisiko sebagai penular atau tidak?" ungkap Syarif.

Baca: Kisah Nyeleneh Penjemputan Pasien Positif Corona, Main Petak Umpet hingga Merasa Dizalimi

Hal itu ia sampaikan mengingat banyaknya kasus orang tanpa gejala (OTG) atau asimptomatik yang sebetulnya sudah terjangkit virus.

"Mereka adalah orang-orang muda. Yang saya bilang tadi, ada kasus asimptomatik yang tinggi," papar Syarif.

Syarif kemudian menyoroti wacana pelonggaran PSBB agar kegiatan ekonomi dapat kembali berjalan.

Menurut dia, hal tersebut harus dipersiapkan dan dievaluasi terlebih dulu sebelum dijalankan.

"Jadi ketika PSBB ini dari sisi kesehatan akan diperketat, sekarang ada kelonggaran," katanya.

"Tadinya kita mengevaluasi efektivitas PSBB, saya kira Gugus Tugas harus mengevaluasi seberapa besar dampak kelonggaran pergerakan ini," lanjut Syarif.

"Banyak sumber data besar yang bisa digunakan untuk mengevaluasinya," tambah dia.

Menurut dia, perpindahan orang dari wilayah episentrum ke wilayah yang masih zona hijau perlu diawasi.

"Jadi berapa dampak dari pergerakan orang Jakarta ke berbagai wilayah di Indonesia?" tanya Syarif.

"Nanti coba dilihat hubungannya dengan kasus yang ada di wilayah-wilayah," lanjut dia.

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis) (TribunnewsWiki.com/Niken)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ramai 'Indonesia Terserah', Dokter Ungkap Sudah Tak Mau Pusing Pikirkan Masyarakat dan Pemerintah.





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved