Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman merupakan landmark Banda Aceh sejak era Kesultanan Aceh dan sebagai simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan, dan nasionalisme rakyat Aceh.


zoom-inlihat foto
nad31.jpg
disbudpar.acehprov.go.id
Masjid Raya Baiturrahman Aceh

Masjid Raya Baiturrahman merupakan landmark Banda Aceh sejak era Kesultanan Aceh dan sebagai simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan, dan nasionalisme rakyat Aceh.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah Masjid yang terletak di pusat kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia.

Masjid ini adalah landmark Banda Aceh sejak era Kesultanan Aceh dan sebagai simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan, dan nasionalisme rakyat Aceh.

Dalam perjalanannya, Masjid ini pernah dibumihanguskan oleh Belanda saat serangan ke Koetaradja (Banda Aceh) pada 10 April 1873.

Masjid Raya Baiturrahman juga pernah diterjang tsunami pada 26 Desember 2004 silam, namun bangunan tersebut selamat dan tetap kukuh. (1)

Baca: Masjid Cheng Hoo Surabaya

Baca: Masjid Agung Tuban

  • Sejarah #


Masjid ini memiliki dua versi sejarah mengenai riwayat pembangunannya.

Sebagian sumber menyebutkan Masjid ini didirikan oleh Sultan Alauddin Johan Mahmudsyah pada 1292 M.

Sementara, sumber yang lain menyebutkan bahwa Masjid ini didirikan oleh Iskandar Muda pada 1612 M.

Dalam perjalanannya, Masjid Raya Baiturrahman telah mengalami beberapa kali perbaikan.

Perbaikan tersebut antara lain meliputi pelebaran wilayah dan penambahan kubah.

Saat Belanda mengatakan perang pada kerajaan Aceh pada 26 Maret 1873, beberapa pejuang Tanah Rencong menjadikan masjid sebagai markas serta benteng pertahanan.

Masjid ini dijadikan tempat untuk mengendalikan taktik serta strategiperang.

Beberapa pahlawan seperti Teuku Umar juga Cut Nyak Dhien terlibat dalam mempertahankan kehadiran Masjid Raya Baiturrahman.

Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler datang di pantai Aceh pada 5 April 1873.

Dia membawa 3.198 tentara serta lebih kurang sekitar 168 perwira.

Peperangan pertama meletus.

Pasukan penjajah awalnya sukses kuasai Masjid Raya Baiturrahman, namun pejuang Aceh tidak tinggal diam.

Mereka membuat serangan balasan hingga mengakibatkan Jenderal Kohler meninggal sesudah tertembus peluru di dada.

Saat agresi tentara Belanda ke-2 pada 10 April 1873 yang dipimpin oleh Jenderal van Swieten, Masjid ini habis dibakar.

Penduduk Serambi Mekkah geram dengan kejadian itu.

Cut Nyak Dhien yang memimpin pasukan lalu membakar semangat jihad para pejuang.

Perang kembali meletus.

Empat tahun berlalu, Belanda kembali membangun Masjid.

Pembangunan tahap ke-2 ini dikerjakan oleh pemerintah Belanda.

Penempatan batu pertama dikerjakan oleh Kadhi Malikul Adil pada 9 Oktober 1879.

Saat itu, Gubernur Sipil dijabat oleh Jenderal K. van Der Heijden.

Pembangunan ulang masjid ini merupakan bagian dari upaya meredakan resistensi rakyat Aceh terhadap pendudukan Belanda.

Proses pembangunan ulang Majid Raya Baiturrahman berlangsung pada 1879-1881 M.

Arsitektur bangunan yang baru dibuat oleh de Bruchi yang mengadaptasi gaya Moghul (India).

Masjid yang terletak di pusat Kota Banda Aceh ini kemudian mengalami beberapa kali perluasan.

Pertama terjadi pada tahun 1936 atas upaya Gubernur Jenderal A. PH. Van Aken, dilakukan pembangunan dua kubah di sisi kanan dan kiri masjid.

Selanjutnya, pada tahun 1958-1965, bangunan masjid kembali diperluas.

Pada perluasan kedua ini ditambahkan dua kubah dan dua menara di sisi barat (mihrab).

Kelima kubah ini merupakan perlambang lima elemen dalam Pancasila.

Pada tahun 1992, dilakukan pembangunan dengan penambahan dua kubah dan lima menara.

Selain itu, dilakukan perluasan halaman masjid sehingga total luas area masjid saat ini menjadi 16.070 meter persegi.

Saat gelombang tsunami setinggi 21 meter menghantam pesisir Banda Aceh pada 26 Desember 2004, masjid ini termasuk bangunan yang selamat, meskipun terjadi kerusakan di beberapa bagian masjid.

Upaya renovasi usai tsunami menelan dana sebesar Rp20 miliar.

Dana tersebut berasal dari bantuan dunia internasional, antara lain Saudi Charity Campaign. 

Proses renovasi selesai pada 15 Januari 2008. (2)

Baca: Masjid Agung Banten

Baca: Masjid Al-Irsyad

  • Arsitektur #


Masjid Raya Baiturrahman didominasi oleh arsitektur yang mengarah pada gaya Mughai dari India.

Namun, secara keseluruhan arsitektur masjid merupakan gabungan gaya sejumlah negara.

Eksterior masjid bercirikan kubah besar berwarna hitam dengan beberapa menara.

Sementara interiornya berhias relief dan lantai marmer dari Tiongkok.

Penambahan pernik-pernik semacam pintu dan lampu gantung pun secara khusus didatangkan pemerintah kolonial dari Eropa.

Gerbang utama yang menyerupai gaya rumah klasik Belanda berada tepat di depan pintu utama yang dibatasi serambi bergaya arsitektur masjid-masjid di Spanyol.

Adapun pintu yang menjadi sekat menuju ruang utama masjid bergaya khas arsitektur kuno India.

Memasuki bagian ruang utama masjid akan terlihat hamparan luas ruang berlantai marmer berwarna dominan putih dari Italia.

Ruang utama juga dipenuhi tiang penyangga berwarna putih dengan sedikit aksen hiasan di bagian bawahnya.

Warna putih ini membuat ruang utama terkesan semakin lapang.

Bagian dalam kubah utama yang tepat berada di bagian tengah ruang utama dilengkapi lampu gantung yang memuat 17 titik lampu penerang.

Lampu gantung hias juga terlihat di mihrab masjid, tepat di titik tengah bagian depan ruangan. (3)

Baca: Masjid Agung Demak

Baca: Masjid Istiqlal

  • Fungsi #


Fungsi masjid saat ini semakin berkembang seiring penerapan syariat Islam di Nangroe Aceh Darussalam.

Saat ini, Masjid Raya Baiturrahman menjadi pusat pengembangan aktivitas keislaman bagi masyarakat Banda Aceh.

Selain itu, Masjid Raya Baiturrahman juga dijadikan sebagai media pengembangan potensi sosial kemasyarakatan.

Masjid Raya Baiturrahman juga merupakan pusat pendidikan ilmu agama.

Kala itu banyak kalangan bahkan dari luar negeri seperti Melayu, Persia, Arab, dan Turki yang datang untuk memperdalam ilmu agama.

Memasuki era penjajahan Belanda, masjid ini difungsikan sebagai basis pertahanan dan perlawanan rakyat Aceh.

Tak heran, Belanda yang merasa kerepotan dengan perlawanan rakyat Aceh dan kematian Mayjen Kohler, akhirnya memutuskan untuk membakar habis masjid ini pada tahun 1873.

Pembakaran tersebut tidak melemahkan perjuangan rakyat Aceh, tetapi justru meningkatkan perlawanan.

Untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, pemerintah kolonial Belanda yang diwakili Gubernur Jenderal Van Lansnerge pada 1879 mulai membangun kembali masjid kebanggaan rakyat Aceh ini. (4)

(Tribunnewswiki.com/Ron)



Nama Masjid Raya Baiturrahman
Lokasi Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh
Google Maps https://goo.gl/maps/a39EQSqZfQ4LmRY89
   


Sumber :


1. www.indonesiakaya.com
2. qoobah.co.id
3. duniamasjid.islamic-center.or.id
4. rencongpost.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved