Masih dari Kompas.com, Ridwan pernah melakukan sebuah terobosan saat mengelola lembaga lesnya setelah dua tahun berjalan.
Ia menghapus patokan tarif.
Sebagai gantinya, Ridwan menyediakan keropak alias semacam kotak amal.
Siswa yang belajar di rumahnya bisa mengisi keropak dengan tarif seikhlasnya.
Uang tersebut dipergunakan Ridwan untuk menutup biaya operasional, seperti menggaji karyawan.
Bila ada lebih, barulah ia pakai untuk kepentingan lain.
3. Metode pengajaran
Ada dua hal yang diterapkan Ridwan di KPM.
Pertama, metode seikhlasnya yang berlaku bagi semua murid dan staf pengajar.
Tujuannya, kata Ridwan, memberikan ruang yang lebar untuk anak miskin mendapatkan hak pendidikan.
Metode seikhlasnya ini masih berlanjut sampai sekarang.
Dikutip dari situs kpmseikhlasnya.com, siswa yang ingin belajar, berlatih, atau berlomba memakai bayaran dengan memasukkan uang ke dalam keropak.
"Bagi yang ingin membayar seenaknya, semaunya atau tidak membayar sekalipun, kami persilakan," tulis situs tersebut.
Kedua, metode Matematika nalaria realistik.
Dengan metode ini, Ridwan mengedepankan belajar Matematika yang menyenangkan dan tidak fokus pada hafalan.
Semua siswa dilatih menggunakan soal-soal yang terkait kehidupan sehari-hari.
4. Lahirkan juara olimpiade
Ketekunan yang ditunjukkan Ridwan perlahan mulai menampakkan hasil.
Pada medio 2007, ia berhasil membawa empat anak didiknya bertanding dalam Olimpiade Matematika tingkat SD di India.
Di sana, rombongan kecil Ridwan ini menyabet tiga medali emas, satu perak, dan satu perunggu.