TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera beri tanggapan terkait pengunduran diri dua staf khusus milenial Presiden Joko Widodo.
Ia menilai bahwa pada awal pengangkatan stafsus tersebut banyak persoalan yang kontra.
Kedua staf khusus milenial yang memilih untuk mengundurkan diri yaitu Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan.
Belva merupakan CEO Ruang Guru dan Taufan adalah CEO PT Amartha Mikro Fintek.
Mardani berkomentar jika pengangkatan staf-staf khusus milenial tersebut mempunyai banyak catatan.
Ia kemudian mengapresiasi keputusan Belva dan Taufan yang memilih untuk mengundurkan diri.
Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Corona, Grab Gelar Challenge Berhadiah Mobil untuk Para Penggunanya
Baca: 4 Fakta Mundurnya Belva dari Stafsus Milenial Jokowi, Ada Debat Kartu Prakerja, Ini Tanggapan Istana
Namun, Ketua DPP PKS tersebut mempertanyakan jika keduanya mendapat tekanan atas pengunduran diri yang mereka ajukan.
"Apresiasi. Perlu dicek apakah ada tekanan," ucapnya.
Mardani pun memprediksi jika setelah ini akan ada stafsus milenial lain yang mengundurkan diri.
Saat ini, terdapat tujuh staf khusus dari kaum milenial yang ditunjuk Jokowi.
Mereka yaitu Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, dan Aminuddin Ma'ruf.
Sedangkan Belva dan Taufan kini sudah mengundurkan diri.
Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona, Imam Masjid di London Ingatkan Sisi Positif, seperti Itikaf
Baca: Kisruh Kartu Prakerja, CEO Ruangguru Belva Devara Mengundurkan Diri dari Stafsus Milenial Jokowi
Mardani pun beri tanggapan jika nanti sampai ada lagi stafsus milenial yang keluar, maka kesalahan bukan terletak pada stafsus tersebut.
Menurutnya, presiden perlu bertanggung jawab atas pembinaan para stafsus yang telah ditunjukknya.
"Sudah mundur dua. Bisa jadi ada lagi," kata Mardini.
"Yang salah bukan prajurit, tapi jenderalnya. Pak Presiden perlu bertanggung jawab pada pembinaan stafsusnya," lanjutnya.
Sebelumnya, pengunduran diri Belva Devara sebagai stafsus milenial pun membuat banyak pihak terkejut.
Belva memilih untuk mundur dari posisi stafsus karena adanya kaitan kerja sama yang terjadi karena terpilihnya Ruang Guru sebagai mitra program Kartu Prakerja.
"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," tulis Belva di akun Instagram miliknya, Selasa (21/4/2020).
Mengutip keterangan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), Belva menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam terpilihnya Ruang Guru.
Sebab, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku dan pemilihan mitra pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.
"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," kata dia.
Baca: Indonesia Corruption Watch Desak Jokowi Pecat Stafsus Andi Taufan atas Dugaan Penyalahgunaan Jabatan
Baca: Suratnya ke Para Camat Dinilai Demi Keuntungan Perusahaannya Sendiri, Stafsus Presiden Minta Maaf
Sedangkan, Andi Taufan CEO PT Amartha Mikro Fintek memilih untuk mundur karena adanya konflik yang berkaitan dengan surat berkop Sekretariat Kabinet.
Dalam surat tersebut, terlihat tanda tangan milik Taufan yang diberikan kepada para camat se-Indonesia.
Tertulis dalam surat yang ditanda tanganinya, Taufan meminta camat mendukung petugas lapangan Amartha yang akan turut memberikan edukasi kepada masyarakat di desa terkait dengan Covid-19.
PT Amartha mengatakan siap berpartisipasi dalam program tersebut di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.
Hal tersebut pun sontak menjadi perdebatan, akhirnya ia memilih untuk memberikan surat pernyataan diri secara terbuka kepada Presiden Jokowi.
"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," tulis Taufan dalam surat terbuka, Jumat (24/4/2020).
(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Tsarina Maharani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Staf Milenial Jokowi Mundur, Mardani: Yang Salah Bukan Prajurit, tetapi Jenderalnya"