TRIBUNNEWSWIKI.COM - Banyak kebijakan yang diambil pemerintah pusat maupun daerah guna memotong penyebaran Covid-19.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Sragen belum lama ini.
Pemerintah Desa di Sragen melakukan hal unik untuk "menghukum" pemudik yang bandel saat jalani karantina mandiri.
Kepala Desa Sepat, Mulyono menerangkan, ada tiga pemudik yang merupakan warga Desa Sepat.
Tiga orang pemudik itu sedang menjalani karantina di rumah 'hantu' Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Baca: Ramalannya terkait Wabah Virus Terbukti, Bill Gates Hadapi Tudingan Teori Konspirasi
Baca: Mahasiswi Nekat Pulang Kampung, Awalnya Negatif Covid-19, tapi Tulari 70 Orang: Kotanya Lockdown
Ketiga pemuda tersebut 'menyerah' setelah mereka mengaku didatangi sosok hantu.
Langkah unik yang diambil oleh pemerintah desa dan tim Satgas Covid-19 Desa Sepat adalah dengan menyiapkan Rumah Hantu, alias angker
Rumah hantu itu disiapkan bagi para pemudik yang tidak tertib menjalani karantina mandiri di rumah.
Diketahui, ketiga warga Sepat tersebut baru pulang mudik masing-masing dari Jakarta, Lampung dan Kalimantan.
Karena dianggap tidak tertib ketika karantina mandiri di rumahnya masing-masing, ketiganya dijemput tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk melakukan karantina di rumah hantu.
Hanya beberapa hari menjalani karantina di rumah hantu ketiga pemudik itu mulai merengek.
Mereka meminta dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," ujar Mulyono, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Orangtua para pemudik menemui Mulyono tiga kali setelah kejadian tersebut.
Orang tua pemudik itu memohon supaya anaknya itu bisa menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.
Mulyono tak langsung mengamini permohonan mareka.
Akhirnya ketiganya dilepaskan untuk menjalani karantina di rumah, dengan petimbangan dan komitmen orangtua untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah.
"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.
Baca: Orangtua Terkesan Memaksa saat Dampingi Belajar di Rumah, Anak-anak Stres dan Rindu Guru di Sekolah
Kepala Desa Sepat itu menjelaskan, rumah hantu yang disediakan untuk karantina bagi pemudik bandel tersebut memanfaatkan bangunan bekas gudang tas.
Bangunan gudang tas tersebut telah dibiarkan kosong sekitar 10 tahun.
"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," jelas dia.
Mulyono berharap, setelah adanya kejadian pemudik yang didatangi sosok hantu saat menjalani karantina di rumah hantu, tidak ada lagi pemudik yang bandel.
Pemudik yang baru pulang kampung dari tanah perantauan diharapkan menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dengan disiplin.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka, Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rumah Hantu Dijadikan Tempat Karantina bagi Pemudik yang Bandel"