Ini Nilai Kebudayaan dan Nilai Religi Situs Batu Berak, Materi Belajar dari Rumah TVRI 24 April 2020

Program Belajar dari Rumah di TVRI untuk jenjang SMP akan membahas tentang Situs Batu Berak. Ini nilai kebudayaan dan religi situs Batu Berak


zoom-inlihat foto
batu-berak-090.jpg
/referensi.data.kemdikbud.go.id/
Program Belajar dari Rumah TVRI - Apa itu situs Batu Berak?


Pada situs Batu Berak tidak nampak adanya peninggalan-peninggalan ukiran-ukiran maupun relief.

Bentuk peninggalan budaya megalitik yang besar dan bervariasi serta jumlah yang banyak, menunjukkan suatu corak masyarakat yang sudah teratur dengan sifat gotong royong yang tinggi.

Hal demikian terlihat dari bentuk-bentuk megalitik yang didirikan, mempunyai ukuran besar yang tidak mungkin dilakukan oleh satu orang.

Pelaksanaannya membutuhkan keterlibatan orang dalam jumlah yang banyak hingga ratusan orang.

Berdasarkan uraian dari niai-nilai yang terkadung dalam situs Batu Berak, dari hasil penelitian Badan Arkeologi Nasional (BALAR) Bandung, maka nilai-nilai tersebut dapat diinterpretasikan dalam wujud peninggalan-peninggalan pada situs tersebut.

Peninggalan-peninggalan pada situs tersebut tentunya hadir dengan tujuan, manfaat dan pesan-pesan baik di dalamnya.

Dalam masyarakat yang kompleks, simbol kelas-kelas sosial menjadi hal yang sangat penting dalam kebudayaan mereka seperti monumen-monumen megalitik.

Penduduk tersebut membentuk suatu komunitas adat dan mendirikan kampung-kampung yang dipimpin oleh para ketua adat.

Kumpulan-kumpulan adat tersebut semakin lama semakin berkembang ke arah yang lebih kompleks dari segi sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Baca: Belajar dari Rumah TVRI Jumat 24 April:Sejarah Borobudur & Alasan UNESCO Tetapkan Jadi Warisan Dunia

Nilai Agama/Religi

Peradaban megalitikum tidak lepas dari munculnya sistem kepercayaan/religi.

Hal tersebut mereka wujudkan dalam bentuk bangunan menhir dan dolmen dalam situs Batu Berak.

Sistem kepercayaan pada masa itu adalah animisme, dinamisme, dan toteisme.

Secara umum kebudayaan megalitik di Asia Tenggara menunjukkan bahwa kawasan ini mempunyai berbagai bentuk dan jenis yang digunakan untuk pemujaan, lambang kekuasaan, dan pertanian yang berkembang.

Di Asia Tenggara, situs-situs megalitik berfungsi sebagai simbol kekuasaan, simbol para pemimpin, serta untuk penguburan.

Pada masa perkembangan megalit di Asia Tenggara, praktek ritual masih dilakukan dan juga berkaitan dengan aktivitas pertanian seperti di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Loof mengatakan bahwa konsepsi pendirian megalit tampaknya lebih banyak berkaitan dengan aktivitas pemujaan dan penguburan.

Menurut Tanudirjo, salah satu konsep religi masa prasejarah yang hingga sekarang masih berlanjut dan bahkan melekat dan mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat adalah konsepsi tentang penghormatan terhadap arwah leluhur.

Menurut Soejono , kepercayaan kepada pengaruh arwah nenek moyang terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya harus selalu diperhatikan dan dipuaskan melalui upacara-upacara.

Sementara Heekeren menjabarkan tradisi pendirian bangunan-bangunan megalitik selalu berdasarkan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati.

Bangunan-bangunan besar yang kemudian menjadi medium penghormatan, tahta kedatangan sekaligus menjadi lambang si mati.

Kepercayaan religi yang kuat pada masa itu dapat dipetik pesan moralnya bahwa setiap manusia harus dengan bersambung menjalankan kewajibannya atas kepercayaan yang dipercayainya dan selalu saling menghormati terhadap segala upaya orang lain.

(Tribunnewswiki.com/Ekarista)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved