Negara Swiss saat Pandemi COVID-19: Hotel dan Lembaga Sosial Sediakan Kamar Gratis bagi Tunawisma

Sejumlah hotel dan lembaga sosial di Swiss berjuang untuk menampung para imigran dan gelandangan dengan menyediakan kamar gratis untuk ditinggali.


zoom-inlihat foto
hotel-bel-esperance-imigran-di-swiss-jenewa-45464546.jpg
Fabrice COFFRINI / AFP
Negara Swiss di tengah pandemi COVID-19, sejumlah hotel dan gerakan sosial bekerjasama tampung imigran dan gelandangan dari jalanan, FOTO: Bangunan Salvation Army di Jenewa yang menjalankan bisnis Hotel Bel Esperance bintang tiga di Jenewa di tengah pandemi COVID-19 menampung para imigran ilegal agar tidak menularkan dan tertular wabah corona.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Negara Swiss hingga hari ini Selasa (21/4) telah melaporkan hampir 28.000 kasus positif infeksi COVID-19 dengan lebih dari 1.100 kematian.

Negara ini dinilai tidak mempunyai kebijakan nasional spesifik untuk para tuna wisma, sehingga membuat 26 wilayahnya melakukan penanganan masing-masing.

Di Jenewa, organisasi sosial Salvation Army bersama organisasi nirlaba lainnya telah sejak lama menyediakan tempat tidur darurat dengan beberapa lusin kasur.

Namun layanan mereka tidak pernah buka 24 jam seperti saat adanya wabah pandemi corona.

Direktur Hotel Bel Esperance, Alain Meuwly mengatakan bahwa proses perubahan itu cukup sederhana.

Baca: Sejak Pandemi COVID-19, Tunawisma di Swiss Rasakan Tidur di Hotel Bintang 3 dan Makan Gratis

Sejak pandemi COVID-19, para tunawisma di Swiss dapat merasakan tinggal di hotel bintang tiga dan mendapat makanan gratis, FOTO: Diambil pada 16 April 2020, Hafida Marsli, seorang perempuan berusia 42 tahun di kamarnya di Bel Esperance bintang tiga. Imigran ini melakukan perjalanan dari Maroko ke Swiss satu dekade lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Sejak pandemi COVID-19, para tunawisma di Swiss dapat merasakan tinggal di hotel bintang tiga dan mendapat makanan gratis, FOTO: Diambil pada 16 April 2020, Hafida Marsli, seorang perempuan berusia 42 tahun di kamarnya di Bel Esperance bintang tiga. Imigran ini melakukan perjalanan dari Maroko ke Swiss satu dekade lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Ia menjelaskan bahwa seluruh staf hotel untuk sementara waktu diliburkan, dan para tim pekerja sosial dibawa ke hotel untuk melayani para penghuni baru, yaitu para imigran dan gelandangan.

Mereka diizinkan untuk tinggal di Hotel Bel Esperance hingga 1 Juni 2020.

Ruang makan dikosongkan, masker dan disinfektan disediakan.

Untuk satu kamar hanya diizinkan ditinggali satu orang.

"Karena tamu hotelnya sedikit berbeda, kami mengeluarkan beberapa gawai yang biasanya Anda temukan di kamar hotel bintang tiga, seperti tablet dan mesin pembuat kopi," kata Meuwly sembari meyakinkan bahwa "tingkat kenyamanan dibuat sama".

Fasilitas yang diberikan sama nyamannya dengan biasanya, yaitu "tempat tidur yang sama, TV, dan terutama Wifi" katanya.

"Itu adalah sesuatu yang tampaknya sangat dihargai semua orang," tambahnya,

Namun demikian, bangunan gedung hotel yang telah berfungsi lebih dari 60 tahun sebagai tempat perlindungan bagi para perempuan yang rentan ini, pada tahun 1996 diubah menjadi sebuah hotel.

Lebih jauh lagi, selain menampung tunawisma, hotel ini juga menawarkan kamar-kamar mewah yang elegan yang satu kamarnya bisa mencapai hingga 600 franc Swiss (setara 9,7 juta rupiah) semalam.

Meuwly mengatakan ia tidak khawatir bahwa tempat bagi tunawisma ini dapat membahayakan bisnisnya begitu krisis berakhir.

"Tidak sama sekali," katanya sambil menambahkan bahwa ia telah menerima banyak pesanan kamar dari para pelanggan reguler yang memberi selamat kepadanya atas inisiatif sosialnya.

Para pelanggan regulernya ini justru ingin membantunya bersama-sama melawan pandemi.

"Saya pikir itu bisa menjadi aset bagi bisnis," katanya.

Baca: Sejumlah Sekolah di California AS Sediakan Laptop Gratis Agar Pelajar Kurang Mampu Bisa Ikut Kelas

Bangunan Salvation Army di Jenewa yang menjalankan bisnis Hotel Bel Esperance bintang tiga di Jenewa di tengah pandemi COVID-19 menampung para imigran ilegal agar tidak menularkan dan tertular wabah corona.
Bangunan Salvation Army di Jenewa yang menjalankan bisnis Hotel Bel Esperance bintang tiga di Jenewa di tengah pandemi COVID-19 menampung para imigran ilegal agar tidak menularkan dan tertular wabah corona. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Kisah Imigran asal Maroko

Hafida Marsli, seorang perempuan berusia 42 tahun menceritakan kisahnya sebelum akhirnya bisa dengan nyaman tinggal di Hotel Bel Esperance.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved