TRIBUNNEWSWIKI.COM - Situasi sangat pelik sedang dialami oleh bumi pertiwi saat ini.
Selain pandemi virus Corona yang semakin meluas ke berbagai penjuru negeri, Indonesia juga dihadapkan pada ketersediaan perobatan dan alat kesehatan yang sangat minim.
Hal itu pun diakui oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Pria yang mempunyai peran besar dalam kesuksesan gelaran Asian Games 2018 itu pun mengatakan, saat ini mayoritas bahan baku untuk obat-obatan dan alat kesehatan yang beredar di Indonesia merupakan hasil impor.
Erick Thohir pun tak segan untuk mengungkapkan rasa keprihatinan dengan kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini.
Bahkan menurut eks Presiden Inter Milan itu, 90 persen bahan baku industri obat-obatan di Indonesia saat ini hasil impor dari negara lain.
“Mohon maaf kalau saya bicara ini, sangat menyedihkan kalau negara sebesar Indonesia ini, 90 persen bahan baku dari luar negeri untuk industri obat."
"Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri,” ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya, dikutip Tribunnewswiki.com dari Kompas.com, Kamis (16/4/2020).
Baca: Pasien Positif Covid-19 di Solo Bertambah, Satu Diantaranya Seorang Mahasiswa Tinggal di Kentingan
Menurut Erick Thohir, menjangkitnya virus Corona di Indonesia harus dijadikan pelajaran dan cambukan untuk mengubah situasi tersebut.
Dengan demikian, Erick Thohir berharap Indonesia tak akan lagi menjadi negara yang selalu bergantung dengan negara lain.
“Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak."
"Janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan mesti impor, bahan baku mesti impor,” kata Erick.
Atas dasar itu, Erick Thohir mengajak semua pihak yang terlibat untuk memiliki komitmen yang kuat dan tegus untuk mengubah hal tersebut di Indonesia
“Kalau kita enggak gotong royong, kita tidak bangun bangsa kita dengan diri sendiri, emang bangsa lain peduli?"
Baca: Tukang Cukur Ini Meninggal Dunia setelah Potong Rambut Pria Positif Covid-19, Ternyata Tertular
"Kita yang harus peduli antara bangsa kita. Jangan semuanya ujung-ujungnya duit terus."
"Akhirnya kita terjebak short term policy. Didominasi oleh mafia-mafia, trader-trader itu,” ucap dia.
Erick pun mengakui, membangun industri dengan skala nasional tak semudah membalikan telapak tangan.
Namun, dirinya meyakini bahwa jika dilakukan secara gotong royong dan demi tujuan bangsa, hal tersebut bisa dilakukan.
“Kalau hari ini (bisa produksi bahan baku obat) 10 persen, tahun depan harus 30 persen, tahun depannya lagi 50 persen."
"Kita juga tidak anti-impor, memang ada beberapa yang tidak bisa dilakukan. Tetapi apa yang mungkin kita bisa lakukan, ya harus bisa dilakukan,” ujar Erick Thohir.