Starta bioteknologi AS Moderna sudah memulai uji klinis pertama di dunia pada pertengahan Maret lalu, dan Inovio Pharmaceuticals bermitra dengan Beijing Advaccine Biotechnology di China untuk uji coba manusia pertama.
Baca: Bill Gates Sampaikan Lebih Banyak Prediksi tentang Virus Corona: Good News dan Bad News
Baca: Penelitian di Prancis Ungkap Virus Corona Mampu Bertahan Lama dari Paparan Suhu Tinggi
Pada tahun 2004, Sinovac mengembangkan vaksin potensial untuk sindrom pernafasan akut yang parah, atau Sars, virus yang berbagi sekitar 80 persen dari struktur gen Sars-Cov-2, coronavirus yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Perusahaan menyelesaikan uji klinis fase satu untuk kandidat vaksin, tetapi tidak melanjutkan karena tidak ada lagi wabah Sars di Cina daratan.
Perusahaan ini mengembangkan vaksin influenza H1N1 pertama di dunia pada tahun 2009 di tengah pandemi global.
Institut Produk Biologi Wuhan, sebuah perusahaan milik negara, dilanda skandal pada tahun 2018 atas produksi dan penjualan difteri standar, vaksin batuk rejan dan tetanus untuk anak-anak.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara keseluruhan terdapat 70 persen vaksin virus corona potensial sedang dikembangkan di seluruh dunia, dengan tiga sudah diujikan pada manusia.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)