Denmark Buka Kembali Sekolah meski Wabah Covid-19 Belum Reda, Orangtua Siswa Kirimkan Petisi

Ribuan orangtua siswa menolak kebijakan pembukaan kembali sekolah di Denmark dan mengirimkan petisi bertajuk ‘Anak saya bukan kelinci percobaan'


zoom-inlihat foto
vaksin-covid-19-virus-corona.jpg
pixabay.com
Ilustrasi wabah Covid-19


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Denmark mulai membuka kembali sekolah-sekolah yang telah ditutup selama sebulan untuk pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19.

Namun, karena adanya kekhawatiran jika negara tersebut menjadi tempat berkembang biaknya gelombang infeksi kedua, membuat ribuan orangtua siswa menentang kebijakan tersebut dan menolak untuk membawa anak-anak mereka kembali ke sekolah selama wabah virus corona belum selesai.

Bahkan, muncul sebuah petisi bertajuk ‘Anak saya bukan kelinci percobaan’ telah mengumpulkan sekitar 18.00 tanda tangan sebagai bentuk dukungan terhadap protes tersebut.

Dilansir oleh Aljazeera, sekolah dasar dan taman kanak-kanak di Denmark sudah mulai dibuka kembali pada Rabu (15/4/2020), setelah ditutup sejak 12 Maret lalu.

Meski tingkat kasus baru Covid-19 di Denmark turun, tetapi keputusan pemerintah  pada hari Rabu tersebut telah menyebabkan perdebatan sengit tentang bagaimana menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dan keselamatan penduduk - dalam hal ini, warga termuda.

Baca: Update Pasien Virus Corona hingga 16 April 2020 di Seluruh Dunia: Total 2.049.888 Kasus

Baca: Setelah Eropa dan AS, Pakar Ingatkan Asia Tenggara Berpotensi Jadi Episentrum Baru Pandemi Covid-19

"Saya tidak akan mengirim anak-anak saya pergi, apa pun yang terjadi," kata Sandra Andersen, pendiri grup Facebook bernama My kid is not going to be a Guinea Pig' yang telah mengumpulkan lebih dari 40.000 pengikut.

"Saya pikir banyak orangtua berpikir, 'mengapa anak kecil saya harus keluar dulu'," kata ibu dua anak tersebut seperti dikutip dari Aljazeera.

Berbeda dengan sekolah dasar dan taman kanak-kanak, siswa SMP dan SMA akan melanjutkan kelas jarak jauh dan diharapkan kembali ke ruang kelas pada 10 Mei.

Penguncian selama sebulan di  Denmark , di mana virus corona telah menginfeksi lebih dari 6.600 orang dengan hampir 300 kematian, juga menutup toko, bar, restoran, bioskop dan pusat kebugaran.

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen dalam konferensi pers bertajuk
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen dalam konferensi pers bertajuk "Kami dalam Situasi Luar Biasa" (LISELOTTE SABROE / RITZAU SCANPIX / AFP)

Pada hari Rabu, Perdana Menteri Mette Frederiksen membela langkah tersebut yang dilakukan atas rekomendasi otoritas kesehatan.

Untuk memudahkannya dengan melanjutkan pengajaran hingga kelas lima, dengan mengatakan ini akan memungkinkan orang tua untuk kembali bekerja dan "membuat ekonomi berjalan lagi".

Christian Wejse, seorang ilmuwan di departemen penyakit menular di Universitas Aarhus, mengatakan, ia memahami keprihatinan orang-orang "karena kami telah menghabiskan satu bulan berusaha menghindari kontak".

Baca: Jumlah Korban Meninggal Akibat Covid-19 Terus Melonjak, Spanyol Ubah Gelanggang Es Jadi Kamar Mayat

Baca: Dikaitkan dengan Penyebaran Covid-19, Sejumlah Tower 5G di Inggris Dibakar

Tetapi, setiap infeksi baru akan menjadi tidak bermasalah dalam kelompok umur "di mana beberapa jatuh sakit, dan mereka yang melakukannya tidak akan menjadi sangat sakit".

“Melihat negara tetangga Swedia, yang telah membuat sekolah terbuka tanpa peningkatan infeksi yang drastis, anak-anak juga tampaknya tidak menjadi pendorong penting untuk penularan virus,” katanya.

Staf pengajar berada di bawah instruksi untuk menjaga jarak sosial di antara anak-anak dan, dengan banyak bangunan sekolah tetap tertutup, dalam beberapa kasus mempersiapkan kapur bagi siswa untuk menulis di landasan bermain anak.

"Kurasa tidak pantas bagi anak-anak untuk tidak memeluk teman-teman mereka," kata Nonne Behrsin Hansen, seorang ibu dari dua anak berusia dua dan empat tahun.

"Kami menjaga anak-anak di rumah, karena situasi pada hari itu sangat memprihatinkan sebelum wabah COVID-19 tidak baik-baik saja, dan kondisi yang mereka bangun sekarang bahkan lebih buruk."

Untuk saat ini, setidaknya, sebagian besar anggota Momster, jaringan online ribuan ibu Denmark, tidak percaya pihak berwenang memiliki hal-hal di bawah kendali, menurut pendiri dan CEO Esme Emma Sutcu.

"Tiba-tiba, para ibu ini merasa seperti mereka hanya perlu membuang anak-anak mereka ke garis depan dan saya pikir reaksi mereka adalah: 'Jangan main-main dengan anak-anak kami'," katanya.

Baca: Tuding WHO Menutupi Ancaman Virus Corona di China, Trump Akan Hentikan Pendanaan untuk WHO

Baca: Tembus Angka 8 Ribu, Trump Sebut Kematian Akibat Covid-19 di AS Akan Lebih Banyak Lagi Pekan Depan

Dikutip dari AFP, setidaknya ada 35 persen sekolah-sekolah yang berada di Kota Kopenhagen sudah dibuka kembali.

Sedangkan sisanya meminta tambahan waktu karena harus menyesuaikan diri dengan protokol pencegahan virus corona yang masih berlaku.

Diharapkan, semua sekolah sudah kembali buka pada 20 April mendatang.

Berdasarkan data dari worldometers.info, hingga Kamis (16/4/2020) siang, jumlah kasus virus corona di Denmark telah mencapai 6.681 dengan total kematian sebanyak 309 orang.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved