Kasus Penganiayaan Gara-gara Masker, Perawat di Semarang Juga Diancam Akan Dibunuh Calon Pasien

Seorang pria berinisial B, menampar seorang perawat berinisial HM di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kota Semarang, Jawa Tengah,


zoom-inlihat foto
ilustrasi-selingkuh00121.jpg
SCIENCE PHOTO LIBRARY
Ilustrasi penganiayaan.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tak Hanya Ditampar Calon Pasien, Perawat di Klinik Semarang Juga Diancam Akan Dibunuh.

HM (30), perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita Kota Semarang, Jawa Tengah, mengaku dirinya tak hanya ditampar oleh B (43), pria yang berprofesi sebagai satpam.

Dirinya juga mengaku diancam akan dibunuh.

Karena merasa terancam, HM pun lantas melaporkan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh B ke pihak Polsek Semarang Timur.

"Habis marah-marah, dia mengancam awas kalau ketemu di jalan tak bunuh tak penggal lehernya.

Habis itu dokternya keluar menjelaskan peraturan di sini harus pakai masker.

Dia tak terima karena kita bilang mau lapor polisi.

Akhirnya dia pergi dan enggak jadi periksa," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/4/2020).

"Sudah dilaporkan ke Polsek Semarang Timur untuk dimintai keterangan.

Kemudian baru ditindaklanjuti ke Polrestabes," sambungnya.

Baca: RSD Gunung Jati Cirebon

Untuk menguatkan bukti dalam proses penyelidikan kasus tersebut, ia juga melakukan visum.

Dirinya berharap, tidak ada lagi peristiwa serupa menimpa orang lain.

"Saya barharap semoga tidak ada profesi-profesi lain yang direndahkan apalagi sampai memukul dan tidak ada korban-korban lain lagi setelah ini," harapnya.

"Tolong hargai profesi kami. Karena kami bekerja dengan hati ikhlas membantu warga atau masyarakat," sambungnya.

Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19.
Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19. (freepik)

Sebelumnya diberitakan, seorang pria berinisial B, menampar seorang perawat berinisial HM di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (9/4/2020) pukul 09.00 WIB.

Plt Kapolsek Semarang Timur Iptu Budi Antoro mengatakan, peristiwa itu bermula saat pelaku hendak berobat ke Klinik Pratama Dwi Puspita, Kemijen, Semarang.

Baca: Geger Bansos Corona yang Cantumkan Syarat Agama, Kepala Dinas Kena Tegur Gubernur Bangka Belitung

Baca: Kisah Ibu Rumah Tangga Hamil Terinfeksi Virus Corona Padahal Tak Ada Riwayat Bepergian, Kok Bisa?

Pria yang berprofesi sebagai satpam di salah satu sekolah dasar (SD) itu tak mengenakan masker.

HM pun mengingatkan agar satpam itu menggunakan masker saat berobat.

Tapi, B tak terima dengan usulan itu.

Ia pun memukul HM.

"Karena tidak terima kemudian terlapor B melakukan pemukulan.

Setelah kejadian kemudian korban melapor di Polsek Semarang timur," jelas Iptu Budi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Perawat itu pun mengalami trauma akibat tindakan B.

Kepala HM juga masih pusing usai pemukulan tersebut.

Ganjar: Perawat Itu Seorang Pejuang karena Berani Ambil Risiko dan Merawat Pasien Covid-19

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyesalkan aksi penolakan pemakaman yang dilakukan oleh sekelompok warga di daerah Sewakul, Ungaran, Kabupaten Semarang, pada Kamis (9/4/2020).

Terlebih lagi, jenazah yang ditolak tersebut diketahui adalah seorang perawat yang bertugas di RSUP Kariadi Semarang.

Menurut dia, perawat adalah pahlawan kemanusiaan yang rela berkorban demi menyembuhkan pasien.

Oleh karena itu, tidak sepantasnya mendapat perlakuan penolakan tersebut dari warga.

Baca: Napi yang Dibebaskan Berulah, Reza Indragiri : Apa Hubungan Hukuman dengan Pencegahan Corona?

Baca: Benarkah Lemon, Mangga dan Durian Bisa Cegah Terinfeksi Virus Corona? Begini Penjelasan dari WHO

Karena jasa yang telah diberikan, perawat seharusnya tidak hanya perlu dihormati dan diberi penghargaan, tapi juga juga harus didoakan agar mereka yang saat ini berjuang membantu menyembuhkan pasien dapat diberi kesehatan dan kekuatan.

"Jangan ada lagi penolakan jenazah, apalagi seorang perawat yang seharusnya kita hormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan.

Dia adalah seorang pejuang karena berani mengambil risiko besar dengan merawat pasien Covid-19," katanya, Jumat (10/4/2020), dikutip dari Kompas.com.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam cuplikan video yang diunggah di akun Instagram @ganjar_pranowo pada Jumat (10/4/2020). (Dok. Instagram @ganjar_pranowo)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam cuplikan video yang diunggah di akun Instagram @ganjar_pranowo pada Jumat (10/4/2020). (Dok. Instagram @ganjar_pranowo) (Dok. Instagram @ganjar_pranowo)

Atas kejadian itu, selain meminta masyarakat untuk lebih membangkitkan rasa kemanusiaan, Ganjar juga mengaku minta maaf baik kepada keluarga korban serta seluruh tenaga medis di mana pun berada.

"Kepada perawat, dokter, dan tenaga medis mewakili seluruh warga Jateng saya mengharap maaf dari Anda semua. Mari tetap berjuang bersama-sama melawan corona," harapnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga kembali menegaskan kepada masyarakat bahwa setiap jenazah korban corona yang sudah dikubur dengan prosedur yang benar, maka secara otomatis virusnya akan ikut mati dan tidak akan menular.

"Saya tegaskan sekali lagi kalau jenazah itu sudah dikubur virusnya ikut mati di dalam tanah.

Tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, pemakaman jenazah perawat positif corona di Semarang terpaksa dipindahkan karena ditolak oleh warga.

Sedianya, pemakaman itu dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran, Kabupaten Semarang.

Namun, karena ditolak warga di sekitar lokasi pemakaman itu, akhirnya dipindah ke Bergota, kompleks makam keluarga Dr Kariadi Kota Semarang.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perawat yang Ditampar oleh Satpam Juga Diancam Akan Dibunuh"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved