Dokter Spesialis Paru Ungkap Efektivitas Masker Bedah dan Masker Kain di Tengah Pandemi Covid-19

Menurut Dokter Spesialis Paru masker bedah dan masker kain memiliki efektivitas untuk mencegah penyebaran Covid-19.


zoom-inlihat foto
makser-kain.jpg
alodokter.com
Ilustrasi orang menggunakan masker kain


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemakaian masker bedah saat wabah virus corona rupanya tidak sesuai dengan aturan.

Keberadaan masker bedah ini pun mulai langka di tengah pandemi Covid-19.

Masyarakat berbondong-bondong mulai mencari masker bedah lantaran sebagai pencegahan virus corona.

Namun, pemakaian masker bedah untuk pencegahan Covid-19 ini dianjurkan untuk orang yang sedang flu dan mengidap gejala-gejala Covid-19.

Dokter spesialis paru RS Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan pun menjelaskan mengenai protokol penggunaan masker bedah.

"Masker bedah ini bisa dipakai oleh masyarakat, tapi bila mana ada gejala flu atau influenza, atau pada masyarakat yang batuk, bersin, hidung berair, demam, dan nyeri tenggorokan," jelas Erlina dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Rabu (1/4/2020).

"Sedangkan bagi tenaga medis, ini dipakai di fasilitas layanan kesehatan," sambungnya.

Lebih lanjut, Erlina menerangkan, masker bedah memiliki perlindungan terhadap droplet.

Akan tetapi, masker bedah tidak dapat melindungi partikel yang ada di aerosol dan airborne.

Baca: Viral Pengantin Pakai Masker dan Jas Hujan Saat Akad Nikah, Begini yang Disebut Social Distancing

Baca: Imam Suroso Meninggal Positif Virus Corona, Diketahui Sempat Bagikan Masker ke Masyarakat

"Jadi memang dipakai untuk melindungi kita dari droplet yang dikeluarkan oleh orang lain, tapi memang tidak bisa melindungi terhadap partikel yang ada di aerosol ataupun partikel di airborne," terangnya.

"Efektivitasnya adalah bisa memfiltrasi 30 hingga 95 persen partikel dengan ukuran 0,1 mikron," sambungnya.

Akan tetapi, Erlina menambahkan, masker bedah tidak dapat seutuhnya menutupi wajah.

Masker ini pun sebetulnya merupakan masker sekali pakai dengan durasi pemakaian tergantung pada kondisi masker.

"Tapi, (masker bedah) tentu ada kebocoran dari samping kiri-kanan karena tidak sepenuhnya sempurna bisa menutupi wajah," kata Erlina.

"Ini sebetulnya tidak bisa dipakai berulang kali jadi ini sekali pakai dan durasinya tergantung kondisi, kalau sudah basah harus segera diganti," tambahnya.

Erlina pun menyampaikan, penggunaan masker memang merupakan satu diantara banyak cara untuk mencegah penularan virus corona (COVID-19).

Namun, ia menekankan, pencegahan menggunakan masker tetap harus dibarengi dengan kebiasaan mencuci tangan, perilaku hidup sehat, dan menjaga jarak.

Di samping itu, Erlina juga membahas tentang penggunaan masker kain.

Menurutnya, masker kain ini biasa digunakan masyarakat yang sehat ketika berada di tempat umum.

"Masker kain ini bisa digunakan masyarakat yang sehat, digunakan di tempat umum, dan fasilitas lainnya," kata Erlina.

Erlina menyebut masker kain ini tidak mampu memproteksi masuknya berbagai jenis partikel.

Menurutnya, 40 hingga 90 persen partikel masih mampu menembus masker kain.

Sehingga, ketika menggunakan masker kain, mayarakat tetap harus menjaga jarak sekitar 1 hingga 2 meter.

Masker inipun tidak disarankan untuk digunakan tenaga medis.

Baca: Kisah Dokter RSUD dr Soetomo, Kena Corona Gara-gara Tak Sengaja Berpapasan Pasien Batuk Tanpa Masker

"Tapi tetap menjaga jarak 1 sampai 2 meter karena masker kain ini tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel," terangnya.

"Ini tidak disarankan bagi tenaga medis karena itu tadi, bahwa 40 sampai 90 persen partikel dapat menembus masker, dan tentu saja idealnya dikombinasikan dengan pelindung wajah," sambungnya.

Erlina menerangkan, masker kain ini tidak dapat mencegah keluarnya droplet berukuran kecil ketika pemakai masker batuk atau bersin.

"Pencegahan keluarnya droplet saat bersin atau batuk pada pemakai, kalau yang dropletnya besar iya bisa, tapi kalau dropletnya kecil tidak bisa masker kain ini," tegasnya.

"Jadi efektifitas filtrasinya adalah pada partikel dengan ukuran 3 mikron, itu bisa 10 hingga 60 persen partikel bisa dicegah," sambungnya.

Baca: Antisipasi Corona, Aktris Naomi Campbell Gunakan Hazmas dan Masker Saat Pergi Liburan

Untuk pencucian masker kain pun, menurut Erlina harus menggunakan air panas dan detergen.

Hal ini agar tidak ada bakteri yang masih menempel pada masker kain.

"Tentu saja karena masker kain ini ada kebocoran dan keuntungannya adalah bahwa masker ini bisa dipakai berulang, tapi tetap perlu dicuci dengan detergen dan bila perlu dengan air hangat," kata Erlina.

"Detergen dan air hangat itu bisa mematikan virus," tambahnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria/Warta Kota)

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kapan yang Tepat Pemakaian Masker Bedah dan Masker Kain? Simak Penjelasan Dokter Spesialis Paru Ini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved