TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejak kasus pertama Virus Corona di Indonesia pada awal Maret lalu, hingga kini pasien terinfeksi Covid-19 terus bertambah.
Bahkan hingga Kamis (26/3/2020), pasien meninggal akibat wabah yang berasal dari Wuhan, China ini sudah mencapai 58 orang.
Penyebaran Virus Corona di Indonesia kian masif dan wilayah sebarannya pun makin luas.
Sampai berita ini diturunkan, update terakhir kasus Covid-19 di Indonesia menyentuh angka 790 kasus.
Baca: Viral Jenazah PDP COVID-19 di Kolaka Dibuka Paksa Keluarga, Sekampung Bisa Jadi ODP?
Angka ini diperkirakan akan terus bertambah.
Bahkan di sejumlah daerah, Orang Dalam Pengawasan (ODP) dikabarkan melonjak secara drastis.
Namun, tak perlu khawatir, penyebaran virus corona ini dapat dicegah dan diatasi dengan banyak hal.
Melansir Informasi dari Kompas pada Selasa (24/3/2020), Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) di Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan simulasi dan permodelan sederhana dalam prediksi penyebaran covid-19 di Indonesia.
Melalui penelitian tersebut, Indonesia diprediski akan mengalami puncak jumlah kasus Covid-19 pada akhir Maret hingga pertengahan April 2020.
Pendemi corona ini diperkirakan akan berakhir pada saat kasus harian terbesar berada di angka sekitar 600 persen yang diprediksi pada bulan April tersebut.
“Perlu dicatat, ini hasil pemodelan dengan satu model yang cukup sederhana, tidak mengikutkan faktor-faktor kompleksitasnya tinggi, “ ujar tim peneliti Nuning Nuraini dalam keterangan tertulis, Kamis (19/3/2020).
Nuning menjelaskan bahwa penelitian ini dilatarbelakangi kasus covid-19 di Indonesia yang menjadi bagian pendemi global.
"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," kata Nuning.
Sebuah penelitian yang menjadi jurnal ilmiah ini, tim peneliti membangun model representasi jumlah kasus Covid-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve.
Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi SARS di Hong Kong pada 2003 silam.
Baca: Imbas Virus Corona, Klub-klub Eropa Mulai Potong Gaji dan Pecat Para Pemain
Baca: Berperan Lawan Virus Corona, Anne Avantie Buat Baju APD Untuk Disumbangkan ke Rumah Sakit
Setelah menentukan model penelitian ini, tim akhirnya menguji berbagai data kasus Covid-19 terlapor dari berbagai macam negara.
Seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.
Secara matematik, model Richard’s Curve Korea Selatan paling cocok sebab kesalahannya sangat kecil disandingkan dengan data terlapor di Indonesia.
Jika dibanding data negara lain, kesesuaian ini diambil saat Indonesia memiliki 96 kasus positif corona.
"Bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembaban dan lainnya, seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami,“ kata dia.