80 Persen Pasien Covid-19 di Indonesia Alami Gejala Sedang, Bisa Lakukan Isolasi Mandiri di Rumah

80 persen kasus penderita Covid-19 di Indonesia memiliki gejala sedang-ringan, sehingga tidak diperlukan rawat inap di rumah sakit rujukan corona.


zoom-inlihat foto
update-kasus-virus-corona-di-indonesia-senin-2332020.jpg
www.covid19.go.id
Peta sebaran virus corona atau SARS Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 di Indonesia.


Semua pasien yang kini dirawat di Wisma Atlet Kemayoran sebagai rumah sakit darurat tersebut berada dalam kondisi sakit ringan dan sedang.

"Secara umum, kondisi mereka adalah dalam kondisi sakit ringan, sedang," ujar Yuri.

Berdasarkan data, RS Darurat Covid-19 telah menerima 102 pasien hingga Selasa (24/3/2020) siang.

Setelah menjalani pemeriksaan, petugas kemudian memulangkan 31 pasien karena dianggap tidak perlu mendapat perawatan.

Sedangkan dari 71 pasien yang menjalani perawatan, dua pasien di antaranya akan dipindah ke rumah sakit rujukan di RSPAD Gatot Soebroto.

"Ada dua yang kita lihat, ada faktor komorbid yang memengaruhi. Oleh karena itu, kita rujuk menuju rumah sakit rujukan adalah RSPAD yang waktu itu kita tempatkan," kata Yuri.

Rapid test untuk golongan prioritas

Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19.
Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19. (freepik)

Pemerintah memastikan telah mendistribusikan 125.000 rapid test kit tahap pertama ke 34 provinsi di Indonesia.

Yuri mengatakan, pemerintah pusat menyerahkan sepenuhnya penggunaan rapid test kit tersbut kepada pemerintah daerah.

Kelompok prioritas pertama adalah mereka yang berdasarkan penelusuran alias contact tracing pernah kontak dekat dengan pasien positif virus corona.

Sedangkan prioritas kedia adalah untuk para tenaga medis yang terlibat langsung dalam pelayanan penananganan pasien Covid-19.

Ia menambahkan, distribusi rapid test kit tahap pertama ini akan berbeda dengan distribusi selanjutnya.

Distribusi rapid test kit tahap selanjutnya akan mempertimbangkan provinsi mana yang kasus pasien positif Covid-19 paling signifikan.

"Pada pengiriman berikutnya, dalam jumlah yang lebih besar, akan berbasis pada daerah mana kasus ini (Covid-19) ditemukan dan kemudian daerah yang berpotensi munculnya penularan," lanjut Yuri.

Yuri melanjutkan, pemeriksaan rapid test yang dilakukan pemerintah saat ini adalah cara cepat untuk melakukan pemeriksaan terhadap antibodi yang ada dalam tubuh.

Ia mengatakan, rapid test tersebut diharapkan dapat menyaring secara cepat keberadaan kasus positif Covid-19.

"Oleh karena itu, yang kita periksa, untuk cara cepat ini adalah melakukan pemeriksaan antibodinya yang ada di dalam darah, sehingga spesimen yang diambil adalah darah, bukan apusan tenggorokan," kata Yuri.

Yuri mengatakan, apabila hasil pemeriksaan rapid test seseorang dinyatakan negatif Covid-19 tak menjamin orang tersebut tidak terinfeksi virus corona.

Menurut Yuri, butuh waktu 6-7 hari hingga antibodi tubuh terbentuk dan bisa mengidentifikasi seseorang positif atau negatif Covid-19.

"Oleh karena itu, harus dilakukan mana kala pemeriksaan pertama negatif, adalah mengulang kembali rapid test," ujarnya.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved