TRIBUNNEWSWIKI.COM – Spanyol menjadi negara kedua di Eropa yang mencatat jumlah korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) tebanyak.
Dilaporkan worldometers.info, hingga Selasa (24/3/2020) jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Spanyol adalah sebanyak 2.311 orang dengan total kematian baru sebanyak 539.
Dilaporkan BBC, tentara Spanyol yang ikut membantu memerangi pandemi virus corona bahkan menemukan pasien lansia yang ditinggalkan di panti jompo, dan bahkan ada yang ditemukan dalam keadaan meninggal di tempat tidur.
"Kita akan menjadi keras dan tidak fleksibel ketika berurusan dengan cara orang tua diperlakukan di tempat tinggal ini," kata Menteri Pertahanan Margarita Robles, dikutip dari SCMP.
"Tentara, selama kunjungan-kunjungan tertentu, mendapati beberapa orang tua benar-benar ditinggalkan, kadang-kadang bahkan mati di tempat tidur mereka," tambahnya.
Baca: Belum Ada Kasus Positif Virus Corona, Benua Ini Sudah Lakukan Lockdown Jauh-jauh Hari
Baca: Waspada Gejala Baru Virus Corona, Kehilangan Kemampuan Mencium Bau dan Mengecap Rasa
Jaksa penuntut umum mengatakan penyelidikan telah diluncurkan terkait peristiwa tersebut.
Militer memang telah diikutsertakan untuk membantu mendisinfeksi rumah perawatan di Spanyol, salah satu negara paling parah di Eropa.
Kementerian pertahanan mengatakan bahwa staf di beberapa rumah perawatan telah pergi setelah coronavirus terdeteksi.
Para pejabat kesehatan mengatakan bahwa dalam keadaan normal, mayat warga yang meninggal disimpan di gudang pendingin sampai mereka dikumpulkan oleh layanan pemakaman.
Tetapi ketika penyebab kematian diduga terkait dengan coronavirus, mereka dibiarkan di tempat tidur mereka sampai mereka dapat diambil kembali oleh staf pemakaman yang dilengkapi dengan baik.
Di ibukota Madrid, yang telah melihat jumlah kasus dan kematian tertinggi, yang bisa memakan waktu hingga 24 jam, kata para pejabat.
Baca: Lampaui China, Italia Jadi Negara dengan Total Kematian Akibat Virus Corona Terbanyak di Dunia
Baca: Update Pasien Virus Corona 24 Maret: 100.982 Pasien Sembuh,16.505 Meninggal, Total 378.601 Kasus
Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan pada konferensi pers bahwa rumah jompo adalah "prioritas mutlak bagi pemerintah".
"Kami akan melakukan pemantauan paling intensif terhadap pusat-pusat ini," tambahnya.
Ketika krisis di Madrid memburuk, rumah duka kota kota mengatakan akan menghentikan pengumpulan korban Covid-19 mulai Selasa karena kurangnya peralatan pelindung.
Kota ini akan menggunakan gelanggang es utama, Palacio de Hielo, sebagai kamar mayat sementara tempat mayat akan disimpan sampai rumah duka dapat mengumpulkannya, kata para pejabat kepada media Spanyol.
Kompleks Palacio de Hielo, yang juga mencakup toko-toko, restoran, arena bowling dan bioskop, tidak jauh dari pusat kongres Ifema di mana rumah sakit lapangan telah didirikan untuk pasien coronavirus.
Spanyol adalah negara yang terkena dampak terburuk kedua di Eropa setelah Italia, yang sekarang memiliki jumlah tertinggi kematian terkait virus corona di dunia.
Pihak berwenang Italia mengatakan pada hari Senin bahwa 602 orang dengan Covid-19 telah meninggal dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi 6.077.
Tetapi kenaikan harian adalah yang terkecil sejak Kamis, meningkatkan harapan bahwa pembatasan ketat yang diberlakukan oleh pemerintah mulai berpengaruh.
Spanyol menjadi salah satu negara yang mengonfirmasi jumlah kasus virus corona terbanyak di dunia.
Hingga Selasa (24/3/2020), jumlah kasus infeksi Covid-19 di Spanyol tercatat sebanyak 35.136, dimana sebanyak 3.355 orang dinyatakan sembuh.
Baca: Mikel Arteta Sembuh dari Infeksi Virus Corona, Begini Testimoni Pelatih Arsenal
Baca: Sempat Ditutup karena Virus Corona, Kini Bioskop-bioskop di China Mulai Dibuka Kembali
Dilansir oleh CNN, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengumumkan pada Minggu bahwa Spanyol berencana untuk memperpanjang keadaan daruratnya selama 15 hari lagi.
Tetapi Fernando Simon, direktur Pusat Koordinasi Kesehatan dan Keadaan Darurat Spanyol, memberikan nada optimisme pada hari Minggu.
"Kami mendekati periode di mana mungkin, jika kami beruntung, kami akan mengubah kurva, menstabilkan dan itu akan mulai turun," kata Simon dalam jumpa pers pada hari Minggu (22/3/2020).
"Model-model tersebut mengindikasikan bahwa kita tidak terlalu jauh, tetapi merelaksasi langkah-langkah sebelum waktunya berarti memulai lagi dan kita harus sangat berhati-hati,"lanjutnya.
Seperti banyak negara besar di Eropa, Spanyol mengikuti jejak Italia dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19 secara tajam, sehingga tindakan tegas diberlakukan untuk menjaga warga agar tidak berkiumpul di tempat-tempat umum.
Rumah sakit darurat telah didirikan di seluruh negeri, sementara penduduk telah diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)