TRIBUNNEWSWIKI.COM – Para ahli mengingatkan bahwa tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk mencium bau dapat menjadi tanda masuknya virus corona atau Covid-19 ke dalam tubuh.
Peringatan tersebut datang setelah dua konsultan NHS dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah tertular dai pasien.
Dikutip dari Metro.co.uk, hal tersebut diungkapkan oleh British Association of Otorhinolaryngology yang mewakili spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) yang mengatakan banayak pasien virus corona yang tidak mengalami demam dan batuk.
Namun sebagai gantinya mereka dapat menunjukkan gejala kehilangan kemampuan untuk mencium bau dan mengecap rasa.
Dalam sebuah pernyataan mereka mengatakan, bukti dari negara lain adalah bahwa titik masuk untuk virus corona sering di daerah mata, hidung dan tenggorokan.
"Kami juga telah mengidentifikasi gejala baru (kehilangan indera penciuman dan rasa) yang mungkin berarti bahwa orang tanpa gejala lain tetapi hanya dengan kehilangan indra ini mungkin harus mengisolasi diri - lagi untuk mengurangi penyebaran virus," kata peneliti dalam sebuah keterangan, seperti dilansir oleh Daily Mail.
Diperkirakan para petugas medis 'kemungkinan besar' sudah terinfeksi dalam pekerjaan sehari-hari mereka, dari orang-orang yang tidak menunjukkan gejala biasa.
Di bawah pedoman saat ini, Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan siapa pun yang mengalami suhu tinggi atau batuk terus-menerus harus mengisolasi diri untuk menghentikan penyebaran penyakit baru.
Baca: Perjuangan Petugas Dinkes Sumut Telusuri Mata Rantai ODP Corona, Sulit Gali Informasi hingga Diancam
Baca: WHO Beri Tanggapan Terkait Larangan Konsumsi Ibuprofen untuk Cegah Gejala Covid-19
Namun, President of the British Association of Otorhinolaryngology, Professor Nirmal Kumar mengatakan, orang muda mungkin lebih rentan terhadap gejala baru.
“Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam tetapi mereka mungkin hanya kehilangan indera penciuman dan rasa, yang menunjukkan bahwa virus ini menginap di hidung,” ujarnya kepad Sky News.
Menteri Kesehatan Nadine Dorries yang menjadi anggota parlemen pertama yang dinyatakan positif Covid-19 awal bulan ini melaporkan kehilangan indra pengecap dan penciumannya.
Sedangkan pasien lain di New Jersey menggambarkan gejalanya mirip dengan 'flu yang benar-benar buruk', ia juga menambahkan bahwa ia mendadak kehilangan indra perasa dan indera penciuman.
Selain itu, dikutip Kompas.com dari Business Insider, di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.
"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata Professor Nirmal Kumar.
Iran juga telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia.
Selain itu, banyak pasien di Amerika Serikat dan Perancis yang juga memiliki pengalaman sama.
Dosen klinis di King's College London, Dr Nathalie MacDermott, mengatakan hilangnya kemampuan untuk mencium bau dan merasa, umum terjadi pada infeksi yang biasanya terjadi melalui 'hidung atau belakang tenggorokan'.
Namun, dia mengingatkan bahwa penelitian tentang gejala baru untuk Covid-19 tidak tersebar luas di komunitas medis.
Baca: Akibat Virus Corona, Para Pemain Barcelona Rela Potong Gaji
Baca: Rekor, Valentino Rossi Satu-satunya Pembalap MotoGP 2020 yang Pernah Rasakan Balap GP500 2-Tak
Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada Covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri dan tidak mengarantina diri.
Jika ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.