Peneliti Menguji 69 Obat untuk Atasi Covid-19, Mulai dari Obat Malaria hingga Obat untuk Skizofrenia

Peneliti gunakan obat yang sudah ada untuk atasi virus corona, mulai dari obat Malaria hingga obat Skizofrenia.


zoom-inlihat foto
staf-dokter-di-wuhan-mengatasi-virus-corona.jpg
AFP/HECTOR RETAMAL
ILUSTRASI - Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Peneliti tengah menguji coba 69 obat dan senyawa yang diduga akan efektif untuk mengobati virus corona.

Diberitakan TribunnewsWiki.com dari The New York Times, Senin (23/3/2020)bih cepat, dibanding menemukan obat baru.

Daftar obat itu dirilis dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di situs bioRxiv.

Para peneliti telah mengirimkan makalah ke jurnal untuk publikasi.

Untuk mendapatkan daftar itu, ratusan peneliti memulai penelitian yang tidak biasa terhadap gen virus corona, yang juga disebut SARS-CoV-2.

Ilustrasi obat Covid-19
Ilustrasi obat Covid-19 (pixabay.com)

Baca: Klorokuin (Chloroquine)

Baca: Aksi Bos Raksasa Alibaba Gelontorkan Bantuan ke 10 Negara Terdampak Corona

Untuk menginfeksi sel paru-paru, coronavirus harus memasukkan gennya, mengkooptasi mesin genetik sel itu sendiri.

Sel mulai memproduksi protein virus, yang digunakan untuk menghasilkan jutaan virus baru.

Masing-masing protein virus tersebut harus dapat menempel pada protein manusia yang diperlukan agar proses tersebut dapat bekerja.

Dalam studi baru, para ilmuwan menyelidiki 26 dari 29 gen coronavirus, yang mengarahkan produksi protein virus.

Para peneliti menemukan 332 protein manusia yang ditargetkan oleh coronavirus.

Beberapa protein virus tampaknya hanya menargetkan satu protein manusia, sementara protein virus lainnya mampu menargetkan selusin protein seluler manusia.

Para peneliti mencari obat yang juga menempel pada protein manusia yang tampaknya perlu dimasukkan dan direplikasi oleh coronavirus dalam sel manusia.

Baca: Valentino Rossi dan Bos Ducati Paolo Ciabatti Tidak Yakin Seri Perdana MotoGP 2020 Bisa Digelar Mei

Baca: Update Pasien Virus Corona 23 Maret 2020: Total 335.997 Kasus, 98.330 Sembuh,14.641 Orang Meninggal

ILUSTRASI - Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun  pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma.
ILUSTRASI - Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Tim akhirnya mengidentifikasi 24 obat yang disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengobati penyakit yang tampaknya tidak berhubungan, seperti kanker, penyakit Parkinson, dan hipertensi.

Dalam daftar itu terdapat sampel obat tak terduga seperti haloperidol, yang digunakan untuk mengobati skizofrenia, dan metformin, yang digunaan oleh orang dengan diabetes tipe 2.

Menariknya, beberapa pengobatan yang mungkin adalah obat yang digunakan untuk menyerang parasit, termasuk antibiotik yang membunuh bakteri.

Studi baru meningkatkan kemungkinan bahwa efek samping ini bisa berubah menjadi pengobatan antivirus.

Satu obat dalam daftar, chloroquine, membunuh parasit bersel tunggal yang menyebabkan malaria.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa itu juga dapat menempel pada protein seluler manusia yang disebut reseptor sigma-1. Dan reseptor itu juga merupakan target virus.

Chloroquine telah menjadi berita utama pekan lalu, berkat spekulasi tentang penggunaannya terhadap virus corona.

Presiden Trump mengklaim hal itu pada sebuah briefing di Gedung Putih pada hari Jumat.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved