Ignaz Semmelweis, Pemrakarsa Cuci Tangan Pertama Tampil Jadi Google Doodle

Ignaz Semmelweis, seorang dokter Hungaria, secara luas diakui sebagai orang pertama yang menemukan manfaat medis dari mencuci tangan.


zoom-inlihat foto
ignaz-semmelweis-google-doodle-1.jpg
Google Doodle
Ignaz Semmelweis, seorang dokter Hongaria, secara luas diakui sebagai orang pertama yang menemukan manfaat medis dari mencuci tangan.(Google Doodle)


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Ada yang menarik dengan tampilan Google Doodle hari ini.

Di tengah mewabahnya virus corona, para petinggi dunia mengimbau masyarakat untuk sering-sering mencuci tangan. 

Google pun tak kalah menyampaikan imbauan dengan menjadikan Ignaz Semmelweis dalam Google Doodle.

Ignaz Semmelweis adalah pemrakarsa cuci tangan pertama di dunia.

Dikutip dari Britannica, pria bernama lengkap Ignaz Philipp Semmelweis lahir di Budapest, Hongaria pada 1 Juli 1818.

Baca: Ignaz Semmelweis

Baca: Blefaritis

Ia meninggal pada 13 Agustus 1865 di Wina, Austria.

Sikutip dari Independen, Semmelweis, seorang dokter Hongaria, secara luas diakui sebagai orang pertama yang menemukan manfaat medis dari mencuci tangan.

Semmelweis menerima gelar doktornya dari Unisersitas Pest dan Vienna.

Setelah lulus dia diangkat sebagai asisten di klinik kebidanan di Wina.

Ketika ia mulai masa jabatannya di Rumah Sakit Umum Wina pada pertengahan abad ke-19, infeksi misterius dan kurang dipahami dikenal sebagai "demam nifas" mengarah ke tingkat kematian yang tinggi pada ibu baru di bangsal bersalin di seluruh Eropa.

Baca: 7 Fakta Wali Kota Bogor Bima Arya Terinfeksi Virus Corona, Pergi ke Turki Hingga Jalani Isolasi

Baca: WHO Beri Tanggapan Terkait Larangan Konsumsi Ibuprofen untuk Cegah Gejala Covid-19

Google Doodle memperkenalkan kepada penggunanya seorang Dr Ignaz Semmelweis yang merupakan dokter pencetus pentingnya mencuci tangan untuk menghindari infeksi yang diakibatkan dari bakteri dan mikroba
Google Doodle memperkenalkan kepada penggunanya seorang Dr Ignaz Semmelweis yang merupakan dokter pencetus pentingnya mencuci tangan untuk menghindari infeksi yang diakibatkan dari bakteri dan mikroba (9to5google.com)

Pada tahun 1846, ia memperhatikan bahwa wanita yang melahirkan di bangsal bersalin yang dijalankan oleh mahasiswa kedokteran / dokter di rumah sakitnya jauh lebih mungkin untuk mengalami demam dan meninggal dibandingkan dengan wanita yang melahirkan di bangsal bersalin yang dikelola bidan yang berdekatan.

Dia memutuskan untuk menyelidiki, mencari perbedaan antara dua lingkungan.

Semmelweis memperhatikan bahwa dokter dan mahasiswa kedokteran sering mengunjungi bangsal bersalin langsung setelah melakukan otopsi.

Berdasarkan pengamatan ini, ia mengembangkan teori bahwa mereka yang melakukan otopsi mendapat 'partikel mayat' di tangan mereka, yang kemudian mereka bawa dari ruang otopsi ke bangsal bersalin.

Bidan tidak melakukan operasi atau otopsi, sehingga mereka tidak terkena partikel-partikel ini.

Baca: Target Awal Rp 500 Juta, Donasi Penanganan Covid-19 oleh Rachel Vennya Tembus Angka Rp 4,5 Miliar

Baca: FILM - Poltergeist (2015)

Ignaz Semmelweis.
Ignaz Semmelweis. (britanica.com/semmelweis.org)

Pada 20 Maret 1847, Semmelweis menunjukkan pentingnya tangan bersih ketika ia ditunjuk sebagai kepala residen di klinik bersalin di Rumah Sakit Umum Wina.

Semmelweis mulai mengharuskan semua dokter untuk mendisinfeksi tangan mereka dengan larutan kapur diklorinasi. 

Sebagai hasil dari inisiatif disinfeksi tangannya, angka kematian di divisi pertama turun dari 18,27 menjadi 1,27 persen.

Dan pada bulan Maret dan Agustus 1848 tidak ada wanita yang meninggal saat melahirkan di divisinya.

Terlepas dari korelasi antara dokter dengan tangan bersih dan angka kematian yang lebih rendah.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved