Rapid test juga diklaim sangat akurat.
Hal tersebut karena rapid test memiliki pemeriksaan bawaan untuk mencegah hasil tes yang palsu dan memang memiliki akurasi yang sangat tinggi.
Selain itu, pasien pada tahap awal infeksi dapat diindentifikasi lebih cepat, dan berpotensi membantu mengurangi penyebaran virus corona.
Kemudian, rapid test juga dapat bekerja jauh lebih cepat serta tidak membutuhkan instrumen yang rumit.
Dalam penelitian baru, ada keunggulan dan ada kelemahan dari suatu proses.
Baca: UPDATE Virus Corona: Total 309 Kasus, 25 Pasien Meninggal Dunia, Berikut Wilayahnya
Baca: Untuk Pertama Kalinya China Laporkan Nol Kasus Baru Virus Corona yang Berasal dari Transmisi Lokal
Rapid test disebut membutuhkan reaksi dari imunoglobin pasien yang terinfeksi virus corona, paling tidak seminggu.
Sebab, jika pasien belum terinfeksi atau terinfeksi selama kurang dari seminggu, kemungkinan bacaan imunoglobinnya akan negatif.
Jokowi instruksikan pelaksanaan rapid test massal
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menginstruksikan agar segera dilaksanakan rapid test virus corona massal di Indonesia.
Menurutnya, rapid test tersebut dapat dipergunakan untuk mendeteksi dini seseorang yang terinfeksi virus corona atau penyebab Covid-19.
Terkait instruksi dari Jokowi soal rencana agar dilaksanakannya rapid test ini, Yrianto mengungkapkan, rapid test menggunakan spesimen darah dari pasien.
"Karena rapid test ini menggunakan spesimen darah dan bukan tenggorokan atau kerongkongan (seperti tes corona sebelumnya). Tetapi menggunakan serum darah yang diambil dari darah (pasien)," ujar Yurianto, Kamis (19/3/2020).
Yurianto juga mengungkapkan, pelaksanaan rapid test ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia.
(Tribunnewswiki.com, Kompas.com/Retia Kartika Dewi/Akhdi Martin Pratama)