TRIBUNNEWSWIKI.COM - Siswa SMP yang membunuh seorang anak berusia 6 tahun akan diberi bimbingan psikologi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
"Hal yang perlu menjadi perhatian kita semua, anak pelaku juga anak korban. Ia harus mendapat pendampingan psikologis yang tepat dan harus ada pendalaman dari berbagai aspek selama proses penyelesaian kasus,” ujar Deputi Perlindungan Anak Kemen PPPA Nahar melalui siaran pers Kemen PPPA, Senin (8/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Pihaknya mengatakan bahwa dalam proses berita acara pemeriksaan (BAP) yang dijalani, NF didampingi oleh orangtua, pengacara dan dua orang petugas Balai Pemasyarakatan (Bapas).
Baca: Terinspirasi Film, Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Polisi: Rencana Sudah Tergambar di Buku Catatan
Selain itu, NF juga telah menjalani pemeriksaan psikologis di RS Bhayangkara, Jakarta Pusat dalam rangka mendukung proses penyidikan.
Tak hanya itu, adik NF pun juga ikut melakukan pendampingan dan pemeriksaan psikologis.
Hal itu berdasarkan permintaan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Metro Jakarta Pusat.
Baca: Meski Cerdas, Anak ABG yang Bunuh Bocah 5 Tahun Rupanya Sering Siksa Binatang: Tusuk Katak Hidup
Baca: Teka-Teki Gambar Gadis SMP Pembunuh Bocah, Ada 13 Coretan Perempuan Sedih dan Tokoh Slender Man
Adik pelaku merupakan saksi kunci dalam kasus tersebut.
“Kami akan terus mengawal kasus ini dan mendorong Dinas PPAPP DKI Jakarta, Suku Dinas Jakarta Pusat, dan UPTD P2TP2A DKI Jakarta untuk mendampingi dan melakukan asesmen mendalam terkait kasus ini hingga tuntas," katanya.
Selain itu, mereka juga diminta untuk ikut serta memastikan pelaku mendapat pendampingan dari psikolog klinis dan psikolog anak.
Pandangan Psikolog
Psikolog Klinis Mellisa Grace menurutkan bahwa siswi SMP yang membunuh anak usia 6 tahun itu membutuhkan kasih sayang.
Menurut Mellissa Grace, dalam kasus ini tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan pelaku melakukan tindakan sadis seperti itu.
"Perlu kita kembali menelaah bahwa menurut saya tidak ada satu faktor tunggal yang mampu menjadi penjelasan sebuah perilaku, selalu ada dinamika kompleks, terlebih perilaku yang abnormal atau maladaptif," jelasnya, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Menurutnya, terdapat dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor individual dan faktor lingkungan.
Baca: Istri Jadi Otak Pembunuhan Suaminya, Selingkuhannya yang Eksekusi, Pelaku Mengaku Tak Menyesal
"Faktor individu yaitu faktor genetik misal orangtuanya punya riwayat memiliki gangguan mental juga, faktor bilogis bawaan, fungsi otak, dan sifat bawaan," kata dia.
Selanjutnya, faktor individu bisa berkombinasi dengan faktor lingkungan.
"Faktor lingkungan yaitu faktor pola asuh, stimulasi yang dia terima di lingkungan, mungkin salah satunya tayangan atau hobi yang dia tonton. Kemudian hubungan dia dengan signifikan others. Kita perlu pertimbangkan banyak sekali aspek seperti itu dan aspek itu tidak bisa dipisahkan satu persatu karena berkaitan satu sama lain," bebernya.
Kemudian Mellissa Grace pun menyorot satu tulisan yang dibuat oleh NF.
Salah satu tulisan yang disorot Mellissa Grace yakni I will always love you. Who? Unknown (Saya akan selalu mencintaimu. Siapa? Tidak diketahui).
"Jadi saya melihatnya bahwa tulisan ini sebetulnya proyeksi, apa yang dibutuhkan seorang anak dari dalam diriya, 'saya akan terus mencintai kamu, siapa? gak diketahui'. Berarti ini anak sebenarnya dia sangat butuh kasih sayang, itu baru satu tulisan tapi bagaimana tulisan lain," jelas Mellissa Grace.
Ia pun menganalisa bahwa mungkin saja ada kontribusi dari faktor lingkungan yang kemudian saling berinterelasi dengan faktor individual.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan soal tingkah laku NF yang sering melakukan kekerasan terhadap binatang.
Baca: Dua Eksekutor Edi Candra Tertunduk Di Persidangan, Didakwa Pembunuhan dan Terancam Hukuman Mati
"Bahwa di dalam psikologi ketika seseorang di bawah usia 18 tahun memiliki pola tingkah laku yang menetap seperti misal sering menyakiti orang lain atau punya ide untuk itu, sering bertindak kasar terhadap binatang, atau melakukan pencurian, kebohongan, sering merusak barang-barang, dalam jangka waktu setidaknya ada 12 bulan secara terus menerus, itu masuk dalam kategori kondak disorder atau gangguan perilaku," jelasnya.
Gangguan perilaku yang dialami anak-anak ini, jika dibiarkan maka akan mengarah ke psikopat.
"Ketika ini dibiarkan dan mengarah ke usia dewasa, maka ketika perilakunya itu terus menerus terjadi di usia dewasa, maka berubah diagnosanya menjadi gangguan kepribadian anti sosial yang di masyarakat, yang dikenal dengan istilah psikopat, di mana sebenarnya bisa dideteksi dari masa anak-anak," tuturnya
Seperti diberitakan sebelumnya, NF membunuh anak tetangganya yang berusia 6 tahun.
NF menghabisi nyawa bocah yang merupakan teman adiknya.
Lalu, ia menyimpan jenazahnya di lemarinya semalaman.
NF pun datang ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatannya sendiri.
(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Kompas.com/Deti Mega Purnamasari/TribunnewsBogor/Vivi Febrianti)