TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hampir dua pekan berlalu sejak kepergian Ashraf Sinclair, suasana duka cita masih terasa menyelimuti keluarga besarnya.
Sang Ayah, Mohamed Sinclair menuliskan pesan di media sosialnya yang berisi curahan hati tentang bagaimana rasanya kehilangan putranya, Ashraf Sinclair.
Mohamed menuliskan berbagai hal terkait kepergian putra sulungnya itu.
Setelah mengunggahnya di media sosial, curahan hati Mohamed Sinclair ini seketika viral di media sosial.
Sebagian besar netizen merespon dengan doa baik dan tidak sedikit yang berempati ikut merasakan kesedihan yang dituliskan Mohamed Sinclair di media sosialnya.
Berikut postingan ayah Ashraf, Mohamed Sinclair yang dikutip dari Instagram @marmalademagician.
Baca: Video BCL Menangis saat Nyanyikan Lagu Cinta Sejati setelah Kepergian Ashraf: Saya Minta Maaf
Baca: BCL Bangkit Pasca Kepergian Ashraf Sinclair, Akan Konser Sabtu Ini & Ucap Ini ke Anang Hermansyah
Tentang Kehilangan – Perspektif Seorang Ayah
"Sudah dua minggu sejak kamu meninggalkan kami dengan begitu tiba-tiba, Ash.
Tadi malam adalah tahlilan terakhir, setidaknya hingga 40 harian mendatang.
Saat pemakamanmu, aku ditanya tentang apa yang aku rasakan, aku bilang aku tidak punya kata-kata yang cukup menggambarkan perasaanku—tapi bagaimana dengan sekarang?
Sebenarnya aku sempat berpikir untuk menjawabnya: Hampa. Kurang lebihnya.
Aku mampu menjalankan aktivitas sehari-hari, tapi banyak warna di hidupku yang hilang.
Aku bisa tersenyum, tertawa, dan bercanda dengan teman dan keluarga, berpose untuk wefie di tahlilan, tapi semua ini aku lakukan karena memang diperlukan—senyumku tadi malam lebih dipaksakan dari biasanya.
Aku, masih, benar-benar tersentuh atas apa yang orang-orang, bahkan yang sama sekali asing, katakan padaku tentang bagaimana Ashraf memberikan pengaruh baik di kehidupan mereka.
Ada yang sampai mengirim e-mail padaku, dia tidak kenal Bunga maupun Ashraf, tapi ia paham betapa sakitnya hati seorang Ayah yang kehilangan anak laki-lakinya, dan ia berbagi ceritanya padaku.
Terima kasih, Tuan.
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 2 Maret 1944 - Kereta Api Terjebak di Terowongan Italia, 520 Penumpang Tewas
Baca: 147 Suspect Virus Corona Tunjukkan Hasil Negatif, Ini Kemungkinan Indonesia Tak Terjangkit Covid-19
Aku sangat tersentuh oleh tindakan beliau, serta banyak orang lainnya.
Aku membalas semua pesan duka cita yang masuk, baik sebagai terapiku, maupun sebagai caraku menyibukkan diri.
Rasa hampa, kehilangan, dan rasa sakit datang silih berganti, terkadang terasa ringan saja sehingga aku bisa mencegah air mataku mengalir—tapi ada waktu di mana aku sampai tersedak dalam tangis.
Kemudian, segalanya hilang dan tergantikan oleh sesuatu yang lebih menyedihkan dari sebelumnya, walaupun rasanya lebih tenang.