TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus Corona yang mewabah di seluruh dunia semakin mengkhawatirkan karena penyebaranannya begitu cepat.
Hingga Senin (2/3/2020) tercatat lebih dari 3.000 jiwa dari seluruh dunia meninggal karena Virus Corona.
Namun tidak ada satu pun kasus Virus Corona yang ditemukan di Indonesia.
Padahal World Heritage Organization (WHO) telah mengimbau seluruh negara untuk melakukan tindakan agresif untuk mencegah penyebarannya virus ini.
Kabar terbaru korban meninggal dunia akibat virus corona Covid-19 mencapai 2.924 orang, sementara kasus yang terkonfirmasi mencapai 88,591.
Menurut data Worldometer Senin (2/3/2020) pukul 10.00 WIB, total orang yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 3.051 jiwa.
Baca: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Warga Prancis Disarankan Tak Ciuman dan Berjabat Tangan
Pertambahan jumlah kematian pasien virus corona dalam sehari sebayak 74 orang.
42 orang dari wilayah China, di mana virus ini berasal.
Pertambahan jumlah korban tewas dari virus Covid-19 tak hanya dari China, namun juga 4 orang di Korea Selatan, 12 orang dari Italia dan 11 orang dari Iran.
Sebanyak 1,978 kasus baru virus corona juga tercatat pada Senin (2/3/2020).
Yang mencengangkan adalah penyebaran virus yang begitu cepat di wilayah Korea Selatan dan Italia.
Kasus baru coronavirus yang terbesar justru berada di luar China yakni di Korea Selatan mencapai 586 kasus, sehingga total kasus di negeri ginseng tersebut mencapai 3.736.
Baca: Rupiah Babak Belur, Wabah Virus Corona Jadi Satu Faktor Penyebabnya
Kasus Coronavirus Covid-19 yang membawa dampak kematian dilaporkan mencapai 21 dari Korea Selatan.
Negara lain yang juga terkena dampak signifikan dari penyebaran Covid-19 yang begitu cepat yakni Italia.
Dilaporkan ada 573 kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi di negara tersebut, sehingga total ada 1.701 kasus.
Sementara jumlah total kematian akibat coronavirus mencapai 41 dan jumlah ini merupakan yang tertinggi di benua Eropa.
Di Iran ada 978 kasus yang terkonfirmasi dan 54 orang di antaranya meninggal dunia.
Jepang menjadi negara berikutnya dengan jumlah kasus Covid-19 yang telah terkonfirmasi sebanyak 256 kasus dan kematian 6 orang.
Meski begitu 45.114 orang telah dinyatakan sembuh dari virus corona namun masih ada 7.353 orang yang masih dinyatakan kritis atau sakit parah.
Sementara itu 705 penumpang kapal Diamond Princess dinyatakan positif tertular wabah mematikan ini, 7 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
10 orang awak kapal tersebut telah sembuh, namun 36 dalam keadaaan parah atau kritis.
Baca: Jadi Korban Hoax Terinfeksi Corona, Paus Fransiskus Akhirnya Muncul ke Publik: Saya Demam
147 Suspect Virus Corona di Indonesia
Hingga kini Indonesia belum melaporkan satu pun kasus virus corona.
Namun sebanyak 147 orang di Jakarta dalam pemantauan dan pengawasan karena menunjukkan gejala terjangkit virus corona atau Covid-19.
Dikutip dari Kompas.com, 115 orang dalam status pemantauan dan 32 orang berstatus dalam pengawasan.
Angka itu merupakan data akumulasi hingga 28 Februari 2020, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia.
Orang-orang yang dipantau itu kemudian menjalani pemeriksaan laboratorium di Litbangkes Kementerian Kesehatan.
Hasilnya, mereka dinyatakan tidak terjangkit virus corona.
"Semua hasil labnya itu negatif corona," ujar Dwi saat dihubungi, Minggu (1/3/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.
Dwi memaparkan, 147 orang tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit Covid-19, sehingga mereka dipantau dan diawasi karena menunjukkan gejala awal terjangkit virus itu.
115 orang yang dipantau adalah orang-orang yang menunjukkan gejala ringan, seperti flu, batuk, dan demam, serta punya riwayat perjalanan ke negara terjangkit.
Pemantauan dilakukan dengan rawat inap di rumah sakit atau isolasi di rumah.
Pemantauan ini dilakukan selama 14 hari atau sampai gejala yang dialaminya sembuh.
"Kalau orang yang gejala sakitnya lebih berat, dalam arti ada gambaran radang di paru-parunya, itu istilahnya orang dalam pengawasan," ucap Dwi.
Pengawasan dilakukan dengan rawat inap di rumah sakit rujukan.
Setelah diawasi dan menjalani pemeriksaan lab, mereka dinyatakan tidak terjangkit corona.
Baca: Perkembangan Terbaru Virus Corona - 2 Maret 2020: Total 42.000 Pasien Sembuh, 3000 Orang Meninggal
Hingga saat ini, Dwi menyatakan tidak ada orang yang terjangkit corona di Jakarta.
"Pengawasan memang pada orang yang sedang sakit di rumah sakit rujukan. Tapi, yang mesti jadi poin utamanya adalah semua hasil labnya itu negatif corona," ucapnya.
Kemungkinan Penyebab Orang Indonesia Tidak Terjangkit Virus Corona
Tak adanya laporan Virus Corona Covid-19 di Indonesi membuat badan organisasi kesehatan dunia WHO khawatir jika Indonesia tak mampu mendeteksi virus ini.
Ketua Tim Riset Korona Virus dan Formulasi Vaksin PNF, C.A Nidom mengklaim bahwa hal tersebut tak perlu dikhawatirkan.
Hal itu dikatakan Nidom saat melakukan wawancara dengan Kompas TV, Sabtu (29/2/2020).
Mulanya, pembawa acara bertanya soal perbandingan negara tetangga soal Virus Corona.
"Prof ada kekhawatiran juga dan ini dibahas di media asaing soal penyabaran Virus Corona di Indonesia," ujar pembawa acara, seperti dikutip Tribunnewswiki.com dari TribunWow.
"Kita meneliti 132 spesimen sementara Singapura 1.200, Malaysia 1.000 kekhawatiran itu kemudian muncul dan kemudian menjadi bahasan di salah satu media internasional, bagaimana menjawab ini?" lanjut sang pembawa acara.
Nidom mengatakan bahwa tidak ada problem yang harus dikhawatirkan soal tak adanya kasus virus corona di Indonesia.
"Jadi kekhawatiran itu berasal dari di Indonesia tidak muncul sample yang positif kan itu problemnya," ujar Nidom.
"Pertanyaannya kenapa betul-betul mengharapkan di Indonesia harus muncul?" lanjutnya.
Ia lalu mengatakan ada dua kemunginan orang Indonesia tidak terjangkit Virus Corona.
Baca: Selain Indonesia, Ini 4 Negara Asia Tenggara yang Nol Kasus Virus Corona, Para Ahli Justru Khawatir
"Bahwa ada 2 kemungkinan yang merupakan nepotisis saya satu masalah neutreogenomik yaitu masalah konsumsi sehari-hari."
"Yang dikonsumsi masyarakat itu yang berpengaruh terhadap ketahanan seseorang terhadap suatu penyakit."
"Yang kedua dari faktor genetik. Bisa juga bahwa faktor genetik berpengaruh pada kepekaan seseorang akan infeksi ini."
Ia juga mengatakan soal virus sebelum Corona yang juga yang tak berdampak ke Indonesia.
"Jadi banyak sekali wabah-wabah yang terjadi di dunia yang merespons di Indonesia bisa tidak sesuai dengan negara-negara lain."
"Contohnya Mers, Zika, dan sebagainya, itu bahkan di Indonesia dan kita tidak masalah memang tidak masalah," tambahnya.
Namun, ada pula virus di dunia yang turut menginfeksi Indonesia hingga menyebabkan korban jiwa.
"Tapi endemik H1N1 yang terinfeksi di Indonesia lebih rendah daripada yang lain."
"Tapi flu burung tingkat kematiannya 100 persen, jadi ada perbedaan-perbedaan. Jadi jika Indonesia dikhawatirakan WHO ya mari kita duduk bersama di mana kekhawatirannya," ucapnya.
(Tribunnnewswiki.com/Ekarista/Kompas.com/TribunWow.com)