TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Sementara Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad resmi menjabat kembali sebagai Ketua Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Jabatan yang dilepaskannya hari Senin (24/2/2020) ini kembali dipimpinnya setelah melalui proses pertimbangan dengan anggota Parti Bersatu.
"Saya diminta kembali sebagai Ketua Bersatu (pada) tiga hari yang lalu. Saya minta waktu untuk mempertimbangkannya dan hari ini saya setuju untuk kembali sebagai Ketua Bersatu, " kata Mahathir Mohamad dalam konferensi pers setelah pidatonya perihal Paket Stimulus Ekonomi 2020 di Gedung Perdana Putra, dilansir Bernama, Kamis (27/2/2020).
Saat ditanya wartawan apakah Parti Bersatu akan bergabung kembali dengan koalisi Pakatan Harapan (PH), Dr Mahathir mengatakan dia perlu mendiskusikan hal ini dengan partai.
"Aku harus duduk bersama Bersatu dulu untuk mencari tahu apa yang terjadi," tambahnya.
Baca: Tajamnya Kemelut Politik setelah Mahathir Mohamad Mundur, Raja Malaysia Gelar Pertemuan Parlemen
Pertemuan dengan Presiden Bersatu
Sementara saat ditanya perihal apa yang terjadi saat pertemuannya dengan Presiden Bersatu, Tan Sri Muhyiddin Yassin di Gedung Perdana Putra hari ini Kamis (27/2), Mahathir menyebut telah membahas banyak hal.
Salah satu hal yang Mahathir terangkan kepada wartawan adalah menyebut Muhyiddin sebagai kemungkinan kandidat untuk mengisi jabatan perdana menteri.
"Jika semua milih dia (Muhyiddin), aku akan terima," kata Mahathir.
"Jika dia ke parlemen dan dipilih secara mayoritas maka dia punya hak untuk menjadi calon perdana menteri, dan raja (Sultan Abdullah) dapat mengangkatnya. Dia bisa dilantik dan tentu saja dia bisa membentuk kabinetnya," katanya.
Sementara saat Mahathir ditanya apakah Parti Bersatu akan mencalonkan dua nama termasuk namanya untuk jabatan perdana menteri, Dr Mahathir mengatakan belum ada putusan dari partai.
"Tentu saja aku akan memikirkan posisiku. Saya tidak akan menerima UMNO sebagai koalisi, namun saya akan tetap menerima anggota lainnya untuk bergabung dengan kami," katanya.
"Namun, (bagi) Muhyiddin sedikit lebih terbuka tentang itu (koalisi dengan UMNO, dia cukup siap menerima mereka," tambahnya.
Baca: Rival Anwar Ibrahim di PKR, Azmin Ali Mantapkan Dukungan untuk Mahathir Mohamad Tetap Jadi PM
Azmin Ali Mantapkan Dukungan ke Mahathir agar Tetap Jadi PM
Anggota dewan pecahan Parti Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia, Mohamed Azmin Ali dan 10 orang lainnya menegaskan kembali dukungan mereka kepada Tun Dr Mahathir Mohamad untuk tetap bekerja sebagai Perdana Menteri untuk masa jabatan penuh.
Azmin Ali, anggota dewan perwakilan Gombak Malaysia dari partai pimpinan Anwar Ibrahim ini menyatakan ketegasannya dalam sebuah pernyataan, dilansir Bernama Selasa (26/2/2020).
Bersama 10 anggota parlemen lainnya, Azmin menyatakan kesepakatan yang dibuat sudah bulat dan merupakan hasil dari pertemuan yang diadakan tertutup.
Pengumuman Azmin kepada publik ini menambah panjang kemelut politik setelah mundurnya Mahathir Mohamad.
"Pilihan yang kami ambil sejalan dengan aspirasi rakyat yang menginginkan pemerintahan yang stabil, bersatu, dan kuat, serta fokus pada upaya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Azmin.
"Kepercayaan yang kami anut adalah mandat yang diberikan rakyat dalam pemilihan umum ke-14," tambah Azmin dalam sebuah pernyataan.
Baca: Baru Menjabat PM Sementara Malaysia, Mahathir Mohamad Gelar Pertemuan Pimpinan Politik
Koalisi Baru dari Pecahan PKR
Sebelumnya, Mohamad Azmin yang merupakan wakil presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) bersama 10 anggota lainnya mundur dari partai pimpinan Anwar Ibrahim untuk bergabung dengan koalisi independen di luar pemerintahan.
Sepuluh anggota lain yang ikut keluar PKR yaitu: Zuraida Kamaruddin, Datuk Saifuddin Abdullah, Baru Bian, Datuk Kamaruddin Jaffar, Datuk Mansor Othman, Datuk Rashid Hasnon, Datuk Serik Dr Santhara Kumar, Ali Biju, Willie Mongin dan Jonathan Yasin.
Sebelumnya, Dr Mahathir Mohamad mengundurkan diri sebagai perdana menteri setelah pemerintahan koalisi Pakatan Harapan (PH) yang terdiri dari: Parti Keadilan Rakyat (PKR), Democratic Action Party (DAP), Parti Bersatu, dan Amanah pecah.
Baca: SAH! Pengunduran Diri PM Malaysia Mahathir Mohamad Disetujui Raja Abdullah Riayatuddin Al-Mustafa
Kemelut Politik Semakin Tajam
Kemelut politik yang berkembang dramatis di Malaysia selama beberapa hari terakhir ini membuat spekulasi bermunculan perihal siapa sosok yang akan menggantikan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri (PM).
Raja Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah melakukan pertemuan dengan anggota parlemen untuk mendapat masukan terkait kepemimpinan di Malaysia.
Pertemuan Raja Abdullah dengan sejumlah anggota parlemen diadakan Selasa kemarin (25/2/2020) pukul 2.30 siang hingga 6 sore.
Dilansir Bernama, Raja Abdullah menemui 90 dari 222 anggota parlemen, sementara sisanya dimungkinkan akan bertemu raja pada Rabu (26/2/2020).
Ketidakpastian politik di negeri Jiran ini membuat para pemimpin sejumlah negara bagian ikut merasakan akibatnya, seperti di Johor, Melaka, Kedah, dan Perak.
Namun demikian, administrasi dan pemerintahan masih berjalan seperti biasa.
Setelah Mahathir mundur dan diangkat menjadi PM sementara, Malaysia menunggu terpilihnya PM baru.
Mahathir Gelar Pertemuan
Pertentangan politik di Malaysia mulai tajam menyusul pecahnya Koalisi Pakatan Harapan lantaran keluarnya sejumlah anggota parlemen yang masih menginginkan Mahathir menjadi perdana menteri.
Merespons hal ini, Perdana Menteri Sementara Malaysia Dr Mahathir Mohamad gelar pertemuan dengan pemimpin politik di Kantor Perdana Menteri, Putrajaya, Selasa malam (25/2/2020).
Dalam pernyataannya, Kantor Perdana Menteri (PMO) menyebut pemimpin politik yang datang terdiri dari Ketua Gabungan Parti Sarawak yang juga Kepala Menteri Sarawak, Datuk Patinggi Abang Johari Tun Openg, kemudian Presiden Bersatu, Tan Sri Muhyiddin Yassin dan Presiden Parti Keadlian Rakyat (PKR), Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Hadir pula Presiden United Malays National Organisation (UMNO), Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, Presiden Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Datuk Seri Abdul Hadi Awang, dan Presiden Partai Amanah, Mohamad Sabu.
Diwartakan Bernama, Mahathir juga bertemu dengan mantan deputi presiden yang juga anggota dewan wilayah Gombak, Datuk Seri Mohamed Azmin Ali.
Pertemuan Mahathir dengan pemimpin politik ini merupakan kapasitasnya sebagai perdana menteri sementara yang pada hari ini mulai bekerja.
Dr Mahathir ditunjuk menjadi PM sementara setelah surat pengunduran dirinya disetujui oleh Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, Senin sore (24/2/2020).
Baca: Penantian Panjang Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri Malaysia, Rela Menunggu 22 Tahun
Menjadi PM Sementara
Sebelumnya, pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia telah disetujui oleh Raja Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, Senin sore (24/2/2020).
Raja Abdullah juga menunjuk Dr Mahathir sebagai perdana menteri sementara sampai perdana menteri baru terpilih.
Aturan tersebut tercantum dalam Konstitusi Federal Pasal 43 ayat 2 poin a.
"Dalam periode ini, ia (Dr Mahathir) akan mengurus administrasi negara sampai perdana menteri baru terpilih dan dibentuk," kata Mohd Zuki Ali, Kepala Sekretaris Pemerintah.
Sebelumnya pada hari yang sama, Dr Mahathir Mohamad mengajukan pengunduran dirinya sebagai PM dan Ketua Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Berhentinya Mahathir berlangsung ditengah banyak spekulasi yang muncul perihal siapa sosok dan partai yang akan menggantikannya berkuasa.
- (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)