"Setidaknya dari pembina ini mampu berfikir secara logis bahaya, risiko yang terjadi, kesiapan, safety-nya, pelampung, tali dan lain-lain. Tetapi itu semua tidak dilakukan," tandasnya.
Minta maaf kepada keluarga korban
IYA, menyampaiakan penyesalannya karena lalai hingga mengakibatkan 10 siswanya meninggal dunia.
Guru olahraga SMPN 1 Turi yang juga merupakan Pembina Pramuka di sekolah ini lantas meminta maaf kepada kelurga korban.
"Pertama, saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada instansi saya, SMP Negeri 1 Turi, karena atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini," ucap IYA.
Baca: 2 Guru Pembina Pramuka Tragedi Susur Sungai Ditetapkan Jadi Tersangka, Lakukan Kesalahan Fatal Ini
Baca: Wawancara dengan Pemancing yang Selamatkan Nyawa Puluhan Siswa SMPN 1 Turi saat Susur Sungai Sempor
IYA juga tampak menahan tangis saat menyampaikan permohonan maafnya.
"Kedua, kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban, terutama keluarga korban yang sudah meninggal," tuturnya.
"Semoga keluarga korban bisa memaafkan kesalahan-kesalahan kami," ujar IYA.
IYA akan menerima segala risiko dan konsekuensi dari kelalaiannya, termasuk akan menjalani proses hukum.
"Ini sudah menjadi risiko kami sehingga apa pun yang nanti menjadi keputusan akan kami terima," bebernya.
Ketiga tersangka tersebut dijerat Pasal 359 karena kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, serta Pasal 360 karena kelalaian menyebabkan orang lain luka-luka.
Ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com/Wijaya Kusuma)