TRIBUNNEWSWIKI.COM – Polisi menetapkan IYA, R, dan DDS yang merupakan guru SMPN 1 Turi dan Pembina dari luar sebagai tersangka terkait tragedi susur sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi.
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan keterangan dari Wakapolres Sleman Kompol M Kasim Akbar Bantilan, ketiga tersangka tersangka dikateui tidak ikut saat kegiatan susur sungai yang dilaksanakan pada Jumat (21/2/2020).
Padahal, ketiganya memiliki sertifikat Kursus Mahir Dasar (MKD) Pramuka.
"Ketiga orang ini penentu dan ide, lokasi ada pada mereka, terutama IYA. Tetapi mereka justru tidak ikut turun," ungkapnya dalam jumpa pers di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).
IYA (36) salah seorang tersangka, menyampaiakan penyesalannya karena lalai hingga mengakibatkan 10 siswa meninggal dunia.
Guru olahraga SMPN 1 Turi yang juga merupakan Pembina Pramuka di sekolah ini lantas meminta maaf kepada kelurga korban.
"Pertama, saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada instansi saya, SMP Negeri 1 Turi, karena atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini," ucap IYA.
Baca: 3 Tersangka Minta Maaf dan Ungkap Alasan Nekat Susur Sungai: Anak Sekarang Jarang Main di Sungai
Baca: Usulkan Ide Susur Sungai tapi Malah Tinggalkan Peserta, Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Jadi Tersangka
IYA juga tampak menahan tangis saat menyampaikan permohonan maafnya.
"Kedua, kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban, terutama keluarga korban yang sudah meninggal," tuturnya.
"Semoga keluarga korban bisa memaafkan kesalahan-kesalahan kami," ujar IYA.
IYA akan menerima segala risiko dan konsekuensi dari kelalaiannya, termasuk akan menjalani proses hukum.
"Ini sudah menjadi risiko kami sehingga apa pun yang nanti menjadi keputusan akan kami terima," bebernya.
Tinggalkan peserta karena hendak transfer uang
Wakapolres Sleman Kompol M Kasim Akbar Bantilan menyampaiakan, IYA meninggalkan 249 siswanya saat susur sungai karena ada keperluan.
Padahal, IYA merupakan salah satu orang yang telah memperoleh sertifikat Kursus Mahir Dasar (MKD) Pramuka.
Selain itu, IYA juga merupakan salah satu orang yang mempunyai ide dan penentu lokasi.
"Yang bersangkutan pergi karena ada urusan yang dikerjakan. Jadi yang bersangkutan ada keperluan mentransfer uang di bank," urainya.
Baca: Alasan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Gelar Susur Sungai Tanpa Bekali Siswa Alat Pengaman
Baca: Terkait Susur Sungai, Kepala Sekolah SMPN 1 Turi: Jujur Saya Tidak Tahu Ada Kegiatan Itu
Tak hanya IYA, dua pembina lainnya yakni R (58) dan DDS (58) juga tidak turut turun mendampingi para siswa susur sungai.
Pembina berinisial R saat kegiatan susur sungai berada di sekolah untuk menjaga barang-barang siswa.
Sementara DDS saat kegiatan susur sungai menunggu di finish.
"Para siswa-siswi ini jalan hanya diampu oleh empat pembina," jelasnya.
Lebih lanjut, Akbar Bantilan mengatakan jika IYA kembali ke lokasi susur sungai setelah terjadi peristiwa tersebut.
"Ya kembalinya ya setelah kejadian. Setelah kejadian baru ikut gabung melakukan langkah-langkah pertolongan dan lain-lain," ujarnya.
Menurutnya, peristiwa banjir berlangsung sangat cepat.
Pembina-pembina yang seharusnya melindungi dan menjaga para siswa justru turut terseret banjir Sungai Sempor.
"Pembina-pembina yang dewasa tersebut yang seharusnya melindungi, menjaga ikut terseret sampai 50 meter. Mengurus diri sendiri saja tidak bisa apalagi membawa 249 siswa siswi," ujarnya.
10 orang tewas
Pada Minggu (23/2/2020) pagi, Tim SAR kembali menemukan 2 siswa SMPN 1 Turi Sleman korban tewas dalam kegiatan susur Sungai Sempor, Sleman.
Dilansir oleh Kompas.com, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo menuturkan, 2 korban yang ditemukan pagi ini yakni Yasinta Bunga (13) dan Zahra Imelda (12).
Kedua korban ditemukan pada pukul 05.30 WIB dan 07.05 WIB.
"Pagi ini tim SAR menemukan 2 korban," kata Agus, dalam keterangan tertulis, Minggu.
Temuan ini membuat jumlah korban tewas menjadi 10 orang.
Baca: Kronologi Banjir Bandang Sebabkan Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut Saat Susur Sungai
Baca: Fakta Tragedi Susur Sungai Sleman, Seorang Korban Dimakamkan di Hari Ultah, 6 Pembina Diperiksa
Berikut pelajar korban tewas dalam kejadian ini:
1. Sovie Aulia (15)
2. Arisma Rahmawati (13)
3. Nur Azizah (15)
4. Lathifa Zulfaa (15)
5. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (14)
6. Evieta Putri Larasati (13)
7. Faneza Dida (13)
8. Nadine Fadilah (12)
9. Yasinta Bunga (13)
10. Zahra Imelda (12)
Total data korban:
- Total siswa: 249 (kelas 7: 124 siswa dan kelas 8: 125 siswa)
- Konfirmasi selamat: 216 siswa
- Konfirmasi luka: 23 siswa
- Meninggal dunia: 10 siswa
Diberitakan sebelumnya, kegiatan susur Sungai Sempor dilakukan oleh 249 siswa SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020) sore.
Saat melakukan kegiatan susur sungai tersebut, para siswa tiba-tiba diterjang oleh arus besar dari arah utara hingga menyebabkan mereka hanyut.
Kejadian ini sangat disayangkan oleh sejumlah pihak lantaran dilakukan pada musim hujan.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com/Wijaya Kusuma)