WNI Minta Dievakuasi dari Diamond Princess, Pemerintah Masih Dalam Proses Nego: Harus Hati-hati

Pemerintah Indonesia saat ini masih dalam proses negosiasi yang hati-hati dengan pemerintah Jepang terkait evakusi WNI dari kapal Diamond Princess.


zoom-inlihat foto
kapal-pesiar-the-diamond-princess-di-karantina-di-jepang-3.jpg
Tangkapan Layar YouTube KyodoNews
Jepang Karantina 3.500 Penumpang dan Awak Kapal Pesiar The Diamond Princess Untuk Uji Virus Corona. Pemerintah Indonesia saat ini masih dalam proses negosiasi yang hati-hati dengan pemerintah Jepang terkait evakusi WNI dari kapal Diamond Princess.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kapal pesiar mewah, Diamod Princess dikarantina hingga (19/2/2020) setelah virus corona dikabarkan menyebar di kapal tersebut.

Di kapal terebut rupanya terdapat 78 orang WNI, 9 diantaranya dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Ada 9 WNI yang terinfeksi diinformasikan telah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dan protokol milik WHO.

Meskipun demikian, 69 WNI lainnya mengaku ketakutan dengan adanya virus corona di Diamond Princess.

Dikutip dari Kompas.com, para WNI tersebut merasa takut selayaknya sedang dibunuh perlahan di Diamond Princes.

Oleh karena itu mereka mengirimkan permohonan pada pemerintah Indonesia untuk segera dilakukan evakuasi. 

"Kepada Pak Presiden Jokowi yang terhormat, kami yang berada di Diamond Princess di Yokohama sudah sangat takut, ibaratnya dibunuh pelan-pelan," ungkap salah satu kru.

Baca: Temuan Terbaru Ilmuwan China tentang Asal Virus Corona, Ternyata Berasal dari Luar Wuhan

Baca: UPDATE Virus Corona: 78.998 Orang terinfeksi, 2.470 Meninggal Dunia, 23.448 Sudah Disembuhkan

WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Minta Dievakuasi
WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Minta Dievakuasi (KOMPAS.COM)

Masih dalam proses negosiasi

Sebelumnya, evakuasi WNI yang kini terdampar perairan Yokohama, Jepang, tersebut pernah disinggung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi mengatakan pemerintah Indonesia masih terus membahas rencana evakuasi tersebut dengan otoritas di Jepang.

Selain itu, Jokowi juga telah memerintahkan Kemenlu untuk terus menjalin komunikasi intensif baik dengan pihak kapal Diamond Princess maupun pemerintahan Jepang.

Terutama mengenai perawatan kesehatan yang akan diterima oleh para WNI yang terjangkit virus corona sesuai dengan protokol yang dikeluarkan oleh WHO.

Diperlukan kehati-hatian dalam melakukan evakuasi

Dilansir oleh Tribunnews.com, Senin (24/2/2020) Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menghadap Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Negara, Jakarta.

Setelahnya Terawan mengungkapkan jika pihak Indonesia kini masih bernegosiasi dengan pemerintah Jepang mengenai metode evakuasi.

"Saat ini juga terus bernegosiasi dengan pemerintah Jepang mengenai upaya, teknik, cara yang paling baik untuk bisa mengeluarkan mereka," ungkap Terawan.

"Jadi ini nego terus. Kita nego tapi harus dengan caranya jangan semaunya sendiri. Kalau caranya semaunya sendiri saya membentuk episentrum baru. Enggak boleh," lanjutnya.

Menurutnya, dalam melakukan evakuasi WNI di Diamond Princess, pemerintah Indonesia sangat berhati-hati dan tidak tergesa-gesa.

Hal tersebut agar pemerintah bisa melaksanakan evakuasi dengan baik.

"Kita hati-hati. Negara kita sangat berhati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah apa yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat," ucap Terawan.

"Supaya kita tetap green zone ya. Tapi juga tidak menyepelekan keadaan yang di sana. Tetapi tata caranya kan kita tahu, cara yang tepat untuk melakukan pemindahan tanpa harus melakukan membuat episentrum baru," tambahnya.

Seperti diketahui, kapal Diamond Princess telah menjalani proses karantina usai sejumlah penumpang maupun awaknya positif terinfeksi virus corona, termasuk sembilan WNI dari Indonesia.

Awal mula menyebarnya virus corona di kapal Diamond Princess

Penumpang kapal pesiar Diamond Princess, yang dikarantina karena takut akan virus corona COVID-19 yang baru, melihat dari dek kapal yang berlabuh di Daikaku Pier Cruise Terminal di pelabuhan Yokohama pada 16 Februari 2020. Orang Amerika mulai meninggalkan kapal pesiar yang dikarantina dari Jepang pada hari Senin untuk naik ke penerbangan carteran rumah karena jumlah kasus virus corona baru didiagnosis pada kapal melonjak menjadi 355.Behrouz MEHRI / AFP
Penumpang kapal pesiar Diamond Princess, yang dikarantina karena takut akan virus corona COVID-19 yang baru, melihat dari dek kapal yang berlabuh di Daikaku Pier Cruise Terminal di pelabuhan Yokohama pada 16 Februari 2020. Orang Amerika mulai meninggalkan kapal pesiar yang dikarantina dari Jepang pada hari Senin untuk naik ke penerbangan carteran rumah karena jumlah kasus virus corona baru didiagnosis pada kapal melonjak menjadi 355.Behrouz MEHRI / AFP (Behrouz MEHRI / AFP)

Dikutip dari bbc.com, awal penyebaran virus corona di kapal pesiar tersebut berasal dari seorang lansia asal Hong Kong.

Lansia pria yang berusia 80 tahun tersebut dilaporkan naik kapal pesiar dari Yokohama pada (20/1/2020).

Pria tersebut kemudian dijadwalkan turun di Hong Kong pada (25/1/2020).

Sebanyak 3.700 penumpang kapal tersebut akan dikarantina selama kurang lebih dua minggu di Yokohama hingga (19/2/2020).

Dari 3.700 penumpang tersebut 1.000 diantaranya merupakan kru dan awak kapal serta 2.700 penumpang sipil.

Penumpang tersebut berasal dari 56 negara.

Berdasarkan data pada (7/2/2020), dari 61 pasien corona virus, 28 orang berasal dari Jepang, 11 Amerika Serikat, Australia dan Kanada masing 7 orang serta 3 lainnya dari China.

Tak hanya itu, Inggris, Selandia Baru, Taiwan, Filipina dan Argentina masing-masing memiliki 1 orang warga negaranya yang positif terjangkit virus corona.

Baca: Pemerintah Jepang Bagikan 2000 iPhone GRATIS untuk Para Penumpang Diamond Cruise

Baca: 4 Warga Indonesia Positif Corona, Pemerintah Bersiap Evakuasi 74 WNI di Kapal Diamond Princess

Baca: 27 WNI Terjebak di Kapal Diamond Princess, 4 Orang Terinfeksi Virus Corona, Ini Tanggapan Terawan

(TRIBUNNEWSWIKi/Magi, KOMPAS/Miranti Kencana Wirawan, TRIBUNNEWS/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved