Corona, Pedagang Hewan Liar China Siap Jualan Lagi Jika Larangan Dicabut, Masih Simpan Daging Buaya

Wabah Corona, Pedagang Hewan Liar di China Siap Jualan Lagi jika Larangan Dicabut, Masih Simpan Daging Buaya dan Rusa


zoom-inlihat foto
perdagangan-dan-konsumsi-hewan-liar-seperti-kulit-kucing-liar.jpg
AFP/ROMEO GACAD
Perdagangan dan konsumsi hewan liar seperti kulit kucing liar yang dijadikan obat tradisional ini diperoleh dari China.


Larangan ini menuai perdebatan publik yang cukup panjang.

Mengingat konsumsi hewan liar di China sudah terjadi berabad-abad dan melekat dalam tradisi budaya dan sejarah mereka.

"Beberapa orang berpandangan bahwa hewan hidup diciptakan untuk manusia, bukannya berbagi bumi yang sama dengan manusia." papar Wang Song, pensiunan peneliti Ilmu Hewan di Akademi Pengetahuan China.

Larangan Konsumsi Hewan Liar

Pemerintah China segera mengeluarkan larangan terkait penjualan dan konsumsi hewan liar setelah praktik penjualan tersebut berkaitan erat dengan Covid-19, nama resmi virus corona.

Dilansir dari Xinhua, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional akan meninjau kembali larangan tersebut pada rapat yang akan digelar pada Senin (24/02/2020).

Komite tersebut juga akan mendiskusikan hasilnya untuk menunda rapat legislatif tahunan yang semestinya terjadi di awal Maret.

Praktik penjualan dan konsumsi hewan liar yang marak di China telah terjadi selama berabad-abad dipersalahkan demi membantu pengurangan penyebaran virus corona.

Wabah tersebut kini telah menjadi ancaman serius dan menginfeksi lebih dari 70 ribu orang serta menewaskan lebih dari 1.800 orang.

Seorang penumpang AS melambai kepada para wartawan ketika tiba di Bandara Haneda, di Tokyo pada 17 Februari 2020 setelah turun di Yokohama dari kapal pesiar Diamond Princess, tempat orang-orang dikarantina di dalam pesawat karena kekhawatiran akan virus corona COVID-19 yang baru. Orang Amerika mulai meninggalkan kapal pesiar yang dikarantina di Jepang pada 17 Februari 2020, untuk naik ke pesawat sewaan ketika jumlah kasus virus corona baru yang didiagnosis di kapal itu melonjak menjadi 355. Kazuhiro NOGI / AFP
Seorang penumpang AS melambai kepada para wartawan ketika tiba di Bandara Haneda, di Tokyo pada 17 Februari 2020 setelah turun di Yokohama dari kapal pesiar Diamond Princess, tempat orang-orang dikarantina di dalam pesawat karena kekhawatiran akan virus corona COVID-19 yang baru. Orang Amerika mulai meninggalkan kapal pesiar yang dikarantina di Jepang pada 17 Februari 2020, untuk naik ke pesawat sewaan ketika jumlah kasus virus corona baru yang didiagnosis di kapal itu melonjak menjadi 355. Kazuhiro NOGI / AFP (Kazuhiro NOGI / AFP)

Wabah ini juga turut mempengaruhi penurunan nilai ekonomi negara China.

Meski begitu pada kenyataannya, pemerintah China telah melegislasi aturan perdagangan dan industri hewan liar.

Peraturan saat ini diadaptasi berdasarkan hukum 1988 yang telah diperbarui tiga kali.

Namun pakar hukum dan praktisi industri menyatakan bahwa aturan terkait penjualan dan industri hewan liar di China masih banyak celah.

Misalnya, tidak terdapat larangan konsumsi hewan liar dan pengizinan pembiakan hewan liar dalam sangkar hanya demi tujuan komersil.

Dilansir SCMP, profesor hukum lingkungan di Universitas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Politik Beijing, Wang Canfa, meminta komite lebih efisien dan cepat dalam melarang konsumsi hewan liar.

Ketimbang harus berlama-lama mengajukan secara prosedurial kepada dewan legislatif untuk mengganti Undang-Undang yang ada.

"Anggota Komite Tetap (semestinya) akan mengadakan rapat untuk meninjau dan mendiskusikan draft pergerakan dan keputusan larangan tersebut.

Keputusannya akan diumumkan secara resmi dan larangan tersebut akan punya kuasa hukum yang penuh." ungkap Wang, dikutip dari Kompas.com.

Profesor Zhou Ke, yang juga pakar dalam sumber daya hukum dan lingkungan dari Universitas Renmin turut menguatkan pernyataan Profesor Wang terkait efisiensi yang semestinya dilakukan komite.

Menurut Zhou Ke, pengajuan larangan kepada dewan legislatif hanya akan menjumpai resistensi dari beberapa kelompok kepentingan seperti penjual hewan, pemilik peternakan dan bahkan pejabat setempat.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved