TRIBUNNEWSWIKI.COM - Permintaan yang tinggi membuat harga masker di Indonesia semakin mahal.
Tingginya permintaan masker lantaran adanya kasus virus corona atau Covid-19.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, masyarakat Indonesia yang sehat lebih baik tidak perlu menggunakan masker.
"Karena itu, saya menekankan. Dari WHO mengatakan, yang pakai itu yang sakit, termasuk kamu pas batuk. Yang kedua, yang pakai adalah yang bekerja di tempat risiko tinggi, seperti rumah sakit dengan infeksi (virus corona)," ujar Terawan di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Menteri Kesehatan, Terawan mengatakan bahwa masyarakat Indonesia hanya perlu menggunakan masker di tempat-tempat yang berisiko.
"Jadi semua di tempat berisiko baru pakai masker. Yang tidak berisiko, masyarakat sehat, ya tidak perlu pakai masker," tambahnya.
Terawan mengatakan, apabila semua orang yang sehat ikut-ikutan memakai masker, maka permintaan terhadap masker akan terus meningkat.
Hal itu akan menyebabkan harga masker akan terus meningkat.
Menurut dia, meski pemerintah mengeluarkan aturan untuk membatasi harga masker, hal itu tak akan mampu menahan kenaikan harga karena permintaan terus meningkat.
Baca: Usai Dikhawatirkan WHO, Kini Ahli Kesehatan Australia Curiga Indonesia Tak Bisa Deteksi Virus Corona
Baca: 46 Warga AS Terinfeksi Corona di Kapal Diamond Princess, Akan Diberi Tambahan Karantina 14 Hari
Terawan pun meminta masyarakat bersikap rasional dalam menangkal virus corona sehingga tak ikut-ikutan mengenakan masker bagi yang sehat.
"Pasar akan bermain biar kita cegah pakai apa pun. Pasar akan bermain. Istilahnya pakai peraturan apa tetap tidak bisa karena pasar tetap bermain," ujar Terawan.
Diketahui, harga masker malambung tinggi pasca kabar wabah virus corona.
Dikutip dari Kompas.com, Bambang Darmadi, penjual peralatan kesehatan di salah satu toko di Jakarta, menyebutkan, satu kotak masker berisi 50 lembar saat ini dijual seharga Rp 200 ribu.
Padahal, harga normal sebelum wabah virus corona terjadi adalah Rp 20.000. Menurut Darmadi, lonjakan harga masker berkisar sampai Rp 10.000 setiap harinya.
Media Asing Soroti Harga Masker di Indonesia
Melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi sorotan oleh media asing.
Straits Time, pada Senin (10/2/2020), menulis artikel berjudul Coronavirus: Price of a box of N95 masks cost more than a gram of gold in Indonesia, yang berarti harga masker lebih mahal dari satu gram emas.
Dikutip Tribunnews dari Straits Time, harga sekotak masker N95 di Pasar Pramuka telah mencapai harga Rp 1,5 juta, meningkat tujuh kali lipat.
Baca: Harga Masker di Indonesia Tinggi, Menkes Justru Salahkan Orang yang Membeli: Salahmu Sendiri Beli
Baca: Mahalnya Harga Masker di Indonesia Disorot Media Asing: 1 Box Masker N95 Melebihi 1 Gram Emas
Lebih mahal dari satu gram emas saat ini dijual seharga Rp 800 ribu.
Padahal hingga Straits Time menerbitkan artikel tersebut, belum ada satu pun kasus virus corona di Indonesia.
Tak hanya N95, masker bedah tipis juga mengalami kelonjakan harga di Indonesia.
Selain Straits Time dan mothership, media Reuters juga tutur menyoroti kenaikan harga masker di Indonesia.
Reuters menuliskan harga masker di Indonesia telah naik sebanyak 10 kali lipat dari harga normal.
(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)