TRIBUNNEWSWIKI.COM - Meski tampak garang dan bertato, Prianggono akhirnya pensiun dari preman lalu dirikan panti asuhan dan pondok pesantren.
Prianggono, sosok yang dulunya merupakan seorang preman dan kini sudah insaf kemudian mendirikan pondok pesantren dan panti asuhan.
Dilansir oleh Kompas.com, perjalanan Prianggono begitu berliku dan sempat masuk ke dunia hitam dan gelap.
Lantas Prianggono pun bertobat dan merasa ingin merubah hidupnya.
Hingga akhirnya ia mendirikan sebuah panti asuhan dan pondok pesantren.
Bagaimana kisah Prianggono tersebut?
Baca: Preman Terminal Ini Insaf Lalu Masuk TNI, 17 Kali Naik Pangkat, Akhirnya Kini Jadi Letnan Kopassus
Baca: Kisah Bupati Banjarnegara Usai Viral Nominal Gaji, Pernah Jadi Preman Jual Ekstasi hingga Mati Suri
Berikut adalah kisah Prianggono, preman pensiun yang akhirnya mendirikan sebuah panti asuhan dan pondok pesantren dikutip TribunnewsWiki dari Kompas.com:
Seorang remaja mengenakan seragam SMA melangkah masuk ke dalam sebuah warung.
Remaja tersbeut lantas berhenti setelah melihat seorang pria mengenakan kaus dan sarung duduk di sebuah kursi.
Pria ini berambut sedikit panjang dengan tato di leher.
Pelajar SMA tersebut kemudian melangkah mendekat, dan mencium tangan pria tersebut.
Setelah itu, remaja ini berjalan masuk kedalam bagian belakang warung.
Pria sederhana yang duduk di kursi itu bernama Prianggono.
Jika dilihat sekilas, pria berusia 43 tahun ini tampak garang.
Namun siapa sangka, di balik parasnya tersebut pria kelahiran Semarang ini murah senyum dan bahkan mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Di tempat tinggalnya, di Dusun Prigen, Desa Widodomartani, Prianggono mendirikan Panti Asuhan Islam Yatim dan Dhuafa Daarul Qolbbi Pondok Pesantren Tombo Ati, Sleman.
"Asal saya dari Semarang, istri saya yang asli sini," ujar Prianggono saat ditemui di Warung Kongsuu, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2020) dikutip dari Kompas.com.
Sembari sesekali menyapa ramah tamu yang datang ke warungnya, Prianggono menceritakan tentang perjalanan hidupnya.
Sebelum tinggal di Sleman, Prianggono tinggal di Semarang, Jawa Tengah.
Sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Prianggono sudah akrab dengan minuman keras.