"Mungkin medianya dengan rokok karena waktu itu yang saya liat dia merokok."
"Dia bilang begini, 'maaf ya ibu-ibu saya merokok nih.' Terus kita jawab oh iya enggak apa-apa," tutur Hartiningsih.
Korban pertama yang dihipnotis
Pelaku awalnya diduga telah menghipnotis korban bernama Tati (44).
Tati merupakan kader posyandu yang mengenalkan pelaku ke para korban lain.
"Awalnya mungkin dia hipnotis kordinator (Tati), soalnya dia yang ngajak ke sini."
"Kita kumpul bersepuluh, dia (Tati) juga enggak nanya nama, identitas nomor telepon segala macem."
"Tahu-tahu langsung bawa aja," jelasnya.
Pengaruh hipnotis pelaku dirasa cukup lama dan menurut Hartiningsih sekira pukul 13.00 WIB.
Korban baru benar-benar sadar sore hari sekira pukul 16.30 WIB.
"Prosesnya lama, sadar setelah pas kita di mal. Mba Tati pisah sama si pelaku."
"Dia tanya ke satpam dan cek langsung ternyata enggak ada event (produk susu)," ungkap Hartiningsih.
Penipuan tersebut, sambung Hartiningsih, terjadi pada Kamis, 16 Januari 2020, di salah satu rumah warga.
Hartiningsih dan 10 korban saat itu tidak ada yang sempat curiga dengan pelaku.
"Jadi kita ada 10 orang yang kena, pelakunya perempuan satu orang."
"Enggak ada yang curiga sama sekali pas itu," kata Hartingsih.
Hartiningsih mengaku rugi puluhan juta.
"Korban yang kerugian saya sama (Hartiningsih) sama Ibu Edy."
"Total kurang lebih dua-duanya Rp 70 juta," ungkap dia.
Barang berharga yang digasak pelaku berupa perhiasan emas, ponsel dan uang tunai.
Baca: Kronologi Pelanggan Tertipu Oknum Driver hingga Rp 9 Juta, Gojek Merespons, Tak Ada Ganti Rugi
Baca: Kisah Azura Mangunhardjono, Wanita Indonesia yang Jadi Buronan karena Tipu Para Sosialita Hong Kong