Gambar Satire
Media cetak Denmark, Jyllands-Posten menampilkan ilustrasi karya Niels Bo Bojesen dengan mengubah masing-masing dari lima bintang warna kuning bendera China dengan virus corona.
Redaktur pelaksana surat kabar tersebut menyatakan tidak ada maksud penghinaan atas gambar yang dimuat.
"Gambar itu tidak bermaksud mengejak atau merendahkan China," kata redaktur pelaksana Jyllands-Posten, Jacob Nybore kepada penyiar TV2.
"(Kami) menggambar bendera dan mengilustrasikan virus corona tersebut menggambarkan bahwa mereka (China) sedang berjuang melawan virus tersebut. Gitu lho," katanya.
Sejauh ini, kasus infeksi virus corona telah mencapai lebih dari 4000 pasien.
Sejumlah kasus virus corona juga telah masuk beberapa negara seperti, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Nepal, Vietnam, Kanada, Saudi Arabia, Singapura, Amerika Serikat, Prancis dan Australia.
Virus Corona di Jepang
Sebelumnya, seorang pria di Jepang terinfeksi virus corona meskipun tidak memiliki catatan kunjungan ke China.
Kasus infeksi pria ini, dilansir Channel News Asia, dilaporkan melalui otoritas Jepang pada Selasa (28/1/2020).
Pihak otoritas Jepang yang sedang menyelidiki infeksi ini menyebut pria ini tampaknya terkena virus lantaran menjadi supir seorang turis yang baru datang dari Wuhan.
Pria berumur 60-an yang tidak disebutkan namanya ini berasal dari daerah Nara, wilayah Barat Jepang.
Menyupiri Turis Wuhan
Berdasarkan pengakuan, pria ini pernah mengantarkan dua grup turis asal Wuhan pada awal Januari 2020.
Kini, ia berakhir di rumah sakit dengan infeksi virus corona pada tubuhnya, pada Sabtu (25/1/2020).
Gejala yang ia alami seperti flu dan demam, mengakibatkan ia harus menginap di rumah sakit.
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengatakan bahwa negaranya telah mengonfirmasi dua kasus baru masuk di negara sakura.
Sehingga total infeksi virus corona di Jepang mencapai 6 kasus.
"Satu dari mereka padahal tidak pernah berkunjung ke Wuhan, dan mengantarkan rombongan turis dari Wuhan di sebuah bus selama dua kali pada Januari," kata Katsunobu Kato.
Lebih jauh lagi, pihak Kementerian Kesehatan Jepang yang dikonfirmasi AFP mengatakan 'tidak pernah ada informasi' si pria tersebut bepergian ke China, termasuk Wuhan.