TRIBUNNEWSWIKI.COM – Seorang perempuan penumpang bus Transjakarta menjadi korban penyerangan oleh orang tak dikenal di halte Transjakarta Olimo, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu (26/1/2020).
Karena kejadian tersebut, perempuan bernama Novita (35) tersebut mengalami luka sayatan benda tajam pada leher bagian belakang.
Dia membagikan kronologi kekerasan dan unggahan foto sayatan tersebut melalui akun Twitter pribadinya, @novitageraldine.
Kini, polisi telah menangkap pelaku yang menyayat leher perempuan di JPO Olimo Tamansari, Jakarta Barat.
"Pelakunya sudah ada. Cuma lagi diperiksa," kata Kapolsek Metro Tamansari, AKBP Abdul Ghafur seperti dilansir oleh Kompas.com, Selasa (28/1/2020).
Ghafur mengatakan, pelaku ditangkap di depan SMA 2 Jakarta di Jalan Gajah Mada tak jauh dari JPO Olimo.
Baca: Pedagang Kelelawar di Pasar Tomohon Tak Khawatirkan Virus Corona yang Diduga dari Hewan Liar
Baca: Ibu-ibu Driver Ojol Dimaki Pegawai Restoran hingga Dilempar Susu, Hanya Karena Tak Bisa Edit Orderan
Pelaku diduga alami gangguan jiwa
Polisi mengungkapkan pelaku penyerangan terhadap perempuan bernama Novita di JPO Olimo berjenis kelamin perempuan.
Dilansir oleh Kompas.com, Kapolsek Metro Tamansari AKBP Abdul Ghafur jika pihaknya tengah memastikan kondisi kejiwaan pelaku untuk memastikan proses hukum selanjutnya.
"Pelaku ini kelihatan ada gangguan jiwa. Cuma nanti masalah pengecekan saya sudah arahkan penyidik untuk cek ke dokter jiwa, hasilnya belum kita ketahui," kata Ghafur.
Seorang tunawisma
Polisi sebut YA (42) yang merupakan pelaku penyayatan terhadap penumpang Transjakarta di JPO Olimo pada Minggu (26/1/2020) adalah seorang tunawisma.
"Memang pelaku tunawisma," kata Ghafur di Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (28/1/2020).
Ghafur mengatakan, penangkapan terjadi ketika YA kembali ke lokasi kejadian, yakni dekat Halte JPO Olimo pada Selasa pagi.
"Di sekitar TKP kejadian, jadi saat kejadian pelaku pergi dan besok kembali lagi. Pelaku sendiri tinggal di emperan Asemka. Kalau KTP enggak ada," ucap Ghafur.
Keterangan mengenai pelaku juga diperkuat dengan informasi dari ojek online yang sering mangkal di sekitar JPO.
"YA sehari-hari tinggal di situ dan suka nongkrong di JPO (Olimo), ini diperkuat keterangan ojol dimana ojol tahu dengan pelaku karena pelaku sudah (sering) ada disitu," ucap Ghafur.
Baca: Rangga Sasana Klaim Kerajaannya Punya Sistem Dana Kebutuhan, Polisi Ungkap Sumber Uang Sunda Empire
Baca: Benarkah Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Ponsel Xiaomi? Berikut Penjelasan IDI
Serang pakai kuku
Dilansir oleh Kompas.com, terungkap jika YA tidak menggunakan silet atau benda tajam lain dalam melakukan penyerangan.
Polisi mengatakan YA justru menggunakan kuku jari tengah untuk melukai pundak korban. "Kalau viral silet nah di sini bahwa bukan penyiletan, tapi gunakan kuku jari tengah," kata Ghafur.
Saat korban senderan, YA langsung mendekati dan mencakar bagian pundak korban.
Itu sebabnya, Ghafur tidak melakukan penyitaan terhadap barang bukti dari tersangka.
"Makanya kita tidak lakukan penyitaan barang bukti," ucap Ghafur.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, insiden penyayatan leher yang dialami Novita saat tengah berjalan di JPO Olimo pada Minggu (26/1/2020) siang viral setelah korban menceritakan pengalamannya di akun Twitter-nya.
Saat kejadian, Novita baru turun dari Transjakarta dan hendak menuju apartemennya yang berada di dekat JPO Olimo.
Baca: Klaim Kekuasaan Seluruh Dunia, Sunda Empire Runtuh: Perdana Menteri hingga Kaisar Jadi Tersangka
Baca: Punya Riwayat Perjalanan dari China, Satu Pasien RSPI Sulinti Saroso Diduga Terinfeksi Virus Corona
Akibat kejadian tersebut, Novita mengalami luka sayatan benda tajam pada bagian leher bagian belakang.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Novita menjelaskan peristiwa kekerasan itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 12.00 siang.
Saat melintas di JPO halte tersebut, kata Novita, suasana tampak sepi.
"Yang lewat hanya saya dan ada satu cewek itu yang lagi diam di tempat sambil melihat ke bawah jalan," kata Novita.
Novita mengungkapkan jika penampilan perempuan tersebut tampak normal sehingga dirinya tak menaruh kecurigaan.
Lalu ketika Novita hendak turun dari JPO, tiba-tiba perempuan itu menyerangnya dari arah belakang.
Novita pun mengira jika perempuan itu melukainya dengan senjata tajam.
"Sejujurnya enggak tahu yang dia pakai itu benda apa karena waktu diserang di bagian leher, saya engga merasa sakit sama sekali. Yang ada hanya syok dan teriak turun ke bawah," ungkap Novita.
Setibanya di bawah JPO halte, dua orang menghampiri Novita sembari menanyakan alasan dia berteriak.
Dua orang tersebut juga menginformasikan tentang darah yang mengalir dari leher bagian belakang Novita.
"Mendengar itu (darah mengalir dari leher), saya lebih histeris lagi dan langsung masuk apartemen tempat tinggal saya yang persis di depan Halte Olimo," ujar Novita.
Terkait wajah orang yang menyerangnya tersebut, Novita mengaku tidak mengingat wajah perempuan tersebut.
"(Saya) langsung mencari bantuan teman buat mengobati. Setelah luka dibersihkan, kami ke rumah sakit terdekat dan waktu keluar lewat halte (Olimo), si pelaku sudah enggak ada di halte itu lagi," kata Novita.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com)