Harga Cabai di Bali Bisa Tembus hingga Rp 150 Ribu per Kilogram, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga cabai lokal di Bali melonjak tajam hingga bisa tembus Rp 150 ribu per kilogram, ternyata ini penyebab utamanya.


zoom-inlihat foto
harga-cabai-lokal-di-bali-bisa-tembus-hingga-rp-150-ribu-per-kilogram.jpg
Tribun Bali/Noviana Windri Rahmawati
Harga cabai lokal di Bali bisa tembus hingga Rp 150 ribu per kilogram, ternyata ini penyebab utamanya.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Harga cabai lokal di Bali bisa tembus hingga Rp 150 ribu per kilogram, ternyata ini penyebab utamanya.

Harga cabai di Bali melambung tinggi, para pedagang cabai di Pasar Badung, Denpasar, Bali pun mengeluh.

Harga cabai yang tinggi akhirnya membuat pembeli cabai semakin berkurang.

Dilansir oleh TribunBali, seorang pedagang, Ketut Murci, mengatakan harga cabai lokal (cabai Bali) saat ini mencapai Rp 90 ribu per kilogram.

Harga tersebut sudah melonjak dibandingkan dengan sebulan yang lalu harga per kilogramnya Rp 75 ribu.

Baca: Ikan Dewa Seharga Rp 1 Juta per Kilogram Diburu Tiap Imlek, Berikut Fakta-Fakta Uniknya

Baca: Simak, Ini Harga dan Spesifikasi Honda CBR150 Baru Versi 2020

"Ini kalau naik terus mungkin bisa sampai Rp 150 ribu per kilonya. Bahkan sehari itu bisa naik Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu," katanya saat ditemui di Pasar Badung, Rabu (22/1/2020) siang dikutip TribunnewsWiki dari TribunBali.

Sementara cabai lokal sisa sortiran (ampenan) yang berwarna hijau seharga Rp 80 ribu.

"Kemarin cabai ampenan ini Rp 70 ribu," imbuhnya.

Sementara lombok kualitas sedang seharga Rp 80 ribu, sementara yang kualitas bagus mencapai Rp 100 ribu per kilogram.

Dikarenakan naiknya harga cabai ini, pembeli pun semakin berkurang.

"Paling banyak hanya beli seperempat kilo, sisanya sedikit-sedikit ada yang beli satu ons. Penjualan turun, modal besar, untung sedikit," katanya.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Badung, Denpasar, Bali, saat menunggu pembeli.
Salah satu pedagang cabai di Pasar Badung, Denpasar, Bali, saat menunggu pembeli. (Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswar )

Kenaikan drastis harga cabai ini dikarenakan stok cabai sudah semakin menipis.

Hal ini diakibatkan cuaca yang tak menentu sehingga produksi cabai terganggu.

"Harga cabai naik drastis. Banyak pedagang yang mengeluh. Pedagang jadi serba salah. Mau hemat pakai cabai, takut pelanggannya hilang. Seandainya boros pasti rugi," kata Rimpen saat ditemui di sekitar Pasar Amlapura Timur, Selasa (21/1/2020) siang kemarin dikutip dari Tribunbali.com.

Ni Made Sudiastuti, pedagang cabe mengatakan, harga cabai naik sejak awal tahun.

Harga cabe rawit naik karena belum masuk masa penen.

Sehingga stok cabai rawit di Karangasem menurun dibanding saat masa panen.

Namun untuk pasokan cabai rawit di Karangasem masih banyak.

Faktor kedua, disebabkan karena pasokan cabai rawit dari Pulau Lombok serta Pulau Jawa menurun.

Sehingga pasokaan cabai rawit sedikit.

Penjual cabai di Pasar Badung
Penjual cabai di Pasar Badung (TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIK)

Cabai yang dijual di pasar sebagai besar dari Klungkung, Bangli, serta Kaarangasem. Saat ini pedagang hanya menjual cabai seadanya, rata-rata 2-3 kilogram.

"Cuaca yang berubah-ubah juga menjadi pemicu harga cabai meningkat. Cuaca yang tidak bersahabat mengakibatkan petani mengalami gagal panen. Makanya banyak petani cabai sekitar Karangasem gagal panen,"ungkap Mde Sudiastuti.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Karangasem, I Wayan Sutrisna mengatakan, harga cabai meningkat karena pasokan dari Lombok serta Jawa menurun.

Ditambah cuaca buruk mengakibatkan petani cabai rawit mengalami gagal panen seperti di Kecamatan Sidemen.

"Hampir di seluruh Indonesia harga cabai melonjak akibat curah hujan dan distribusinya," ungkap mantan Sekretaris Disdikpora dan Kabag Ekonomi Setda Karangasem.

Disperindag Karangasem kata dia akan terus memantau kembali harga cabai rawit di sekitar pasar.

Baca: Jangan Sepelekan Ular Weling, Masuk Golongan Keluarga Kobra dan Punya Bisa Mematikan Sejak Menetas

Baca: Kisah Penemuan Ladang Ganja di Gunung Guntur Garut, Ditemukan Warga saat Sedang Berburu Hewan Liar

(TribunBali/Putu Supartika/Saiful Rohim)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved